Liputan6.com, Jakarta - Seksisme merupakan isu yang terus menjadi sorotan di sektor teknologi. Sejak sektor itu meroket selama dua dekade terakhir, masalah representasi dan kebijakan adil untuk pegawai perempuan masih terus diperjuangkan.
Mantan COO Facebook, Sheryl Sandberg, seringkali menyorot masalah kurangnya representasi wanita di sektor teknologi. Mantan CEO Reddit Ellen Pao juga terus membahas masalah seksisme di tempat kerja.
Advertisement
Pada Oktober 2022, TechCrunch melaporkan sebuah survey bahwa 67 persen perempuan yang bekerja di sektor teknologi di Eropa merasa mendapat bayaran yang kurang dibanding laki-laki.
Bagaimana dengan keadaan di ASEAN? Pada sela acara Southeast Asia Tech Week yang digelar di Jakarta, Komisioner Dagang Inggris, Natalie Black, memberikan jawaban yang optimistis.
Meski mengakui bahwa isu seksisme terjadi di berbagai bisnis, ia berkata bertemu banyak perempuan yang menjadi suara di sektor teknologi Asia Tenggara.
"Di Asia Tenggara, saya bertemu begitu banyak perempuan yang memimpin perusahaan-perusahaan teknologi, memimpin akselerator, dan mereka adalah suara bagi perempuan di teknologi," ujar Natalie Black, Senin (13/3/2023).
"Saya secara pribadi telah bertemu beberapa sahabat fantastis di Asia Tenggara yang mengajari saya banyak hal tentang bagaimana rasanya menjadi wanita di (sektor) teknologi, dan saya tahu akan ada generasi-generasi wanita fantastis dalam teknologi di Asia Tenggara," ucapnya.
Sementara, Duta Besar Inggris Owen Jenkins juga menegaskan dukungan negaranya bagi para wanita di berbagai sektor ekonomi. Dubes Owen mengapresiasi memiliki program pemerintah Indonesia yang mendukung perempuan Indonesia di sektor teknologi, serta menyorot program Inggris di Indonesia.
"Kami mendukung para perempuan Indonesia melakukan UK-Indonesia Tech Hub milik kami yang menyediakan pelatihan bagi lebih dari 6.000 perempuan dalam hal skill digital, termasuk bagi banyak sekali wirausahawan wanita, (dan) bagi kelompok yang kurang mendapat pelayanan yang sebelumnya bisa tidak mendapat kesempatan," jelas Dubes Owen Jenkins.
Inggris Akan Fokuskan 80 Persen Bantuan Internasional untuk Dukung Perempuan
Laporan sebelumnya, pemerintah Inggris menyambut Hari Perempuan Internasional 2023 dengan komitmen untuk mendukung para perempuan dan anak di seluruh dunia. Mayoritas bantuan luar negeri Inggris bakal disalurkan untuk hak dan perlindungan perempuan.
Inggris melihat bahwa berbagai krisis yang terjadi di dunia, seperti perang dan perubahan iklim, memberikan dampak yang lebih parah bagi perempuan. Kantor Kementerian Luar Negeri Inggris berkomitmen lebih dari 80 persen program bantuan bilateralnya akan berfokus pada kesetaraan gender hingga tahun 2030 mendatang.
"Investasi kami hingga saat ini telah meningkatkan kehidupan di seluruh dunia, dengan lebih banyak anak perempuan bersekolah, lebih sedikit yang dipaksa menikah dini, dan lebih banyak perempuan yang memiliki peran di bidang politik dan kepemimpinan," ujar Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly dalam keterangan resmi Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Sabtu (11/3).
Sementara, Dubes Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, menyebut iklusivitas dan menciptakan kesimbangan gender yang positif merupakan bagian penting dari diplomasi Inggris di Indonesia.
Dubes Owen berkata telah bertemu para perempuan Indonesia yang aktif di berbagai bidang, seperti energi terbarukan, pendidikan, bisnis, seni, budaya, hak asasi manusia, akses digital hingga perubahan iklim dan infrastruktur.
"Saya merasa sangat terhormat telah mendapatkan kesempatan untuk bekerja dan bertemu dengan begitu banyak perempuan dan anak perempuan Indonesia yang cerdas dan menginspirasi," ujar Dubes Owen Jenkins. "Inggris siap membantu memperkuat suara dan peran perempuan dan anak perempuan Indonesia sebagai agen perubahan."
Berikut sejumlah program Inggris di Indonesia untuk mendukung para perempuan:
Advertisement
Program Inggris dalam Mendukung Perempuan Indonesia
Beberapa program Inggris di Indonesia yang mendukung peran perempuan, yaitu:
- Program Akses Digital
Program ini mempromosikan transformasi digital yang inklusif, bertanggung jawab, dan berkelanjutan, termasuk pertumbuhan ekosistem start-up melalui UK-Indonesia Tech Hub. Antara tahun 2020-2022, sekitar 6.000 perempuan telah merasakan manfaat langsung dari peningkatan konektivitas digital, keterampilan, konten, dan layanan.
Konektivitas internet untuk masyarakat pedesaan diperkuat, serta ada pemberian pelatihan literasi digital bagi masyarakat kurang mampu, dan peningkatan keterampilan bagi pengusaha perempuan yang terpinggirkan dalam bisnis, keuangan, dan literasi digital.
- Program kemitraan energi terbarukan Inggris (MENTARI)
MENTARI bermitra dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Program ini bekerja untuk memastikan bahwa perspektif perempuan dan anak perempuan bisa dianggap sebagai pertimbangan utama dalam pengembangan kebijakan dan infrastruktur energi terbarukan.
Dalam proyek tenaga surya MENTARI di Sumba, NTT, perempuan dan anak perempuan menerima dukungan khusus untuk menjadi pemimpin lokal dalam pengelolaan, pengoperasian, dan peluang ekonomi proyek.
- Beasiswa Chevening
Program beasiswa unggulan Chevening kami bertujuan untuk memastikan pelajar perempuan Indonesia dapat memanfaatkan kesempatan belajar di Inggris. Tahun lalu 71 persen pelamar Chevening yang sukses adalah perempuan.