Wall Street Beragam Terpukul Saham Perbankan, Sentimen Silicon Valley Bank Masih Membayangi

Wall street bervariasi pada perdagangan saham Senin, 13 Maret 2023. Indeks Dow Jones merosot di tengah rencana mendukung semua deposan di Silicon Valley Bank.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Mar 2023, 07:19 WIB
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Senin, 13 Maret 2023. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan saham Senin, 13 Maret 2023. Indeks Dow Jones melemah di tengah rencana untuk mendukung semua deposan di Silicon Valley Bank yang gagal bersama dengan tindakan luar biasa lainnya, gagal dongkrak saham bank.

Dikutip dari CNBC, Selasa (14/3/2023), kerugian dapat diatasi seiring beberapa investor bertaruh guncangan keuangan dapat menyebabkan the Federal Reserve (the Fed) menghentikan kenaikan suku bunga.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 90,50 poin atau 0,28 persen ke posisi 31.819,14.  Indeks acuan tersebut membukukan penurunan hari kelima berturut-turut dan mampu mengurangi kerugian setelah  turun lebih dari 284 poin pada awal sesi perdagangan.

Indeks S&P 500 melemah 0,15 persen ke posisi 3.855,76 setelah merosot 1,37 persen pada satu titik. Indeks Nasdaq menguat 0,45 persen ke posisi 11.188,84.

Indeks volatilitas Cboe (VIX), indeks yang mengukur kekhawatiran investor mencapai level yang tidak terlihat sejak akhir 2022 dan mendekati wilayah yang dianggap sangat berisiko, naik hampir dua poin ke posisi 26,52. Sementara itu, imbal hasil treasury merosot pada Senin, 13 Maret 2023 sehingga membantu berikan dukungan pada saham.

Pernyataan bersama dari the Federal Reserve (the Fed), Departemen Keuangan dan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) mengatakan, semua deposan Silicon Valley Bank akan memiliki akses ke dananya mulai Senin, 14 Maret 2023. The Fed mengatakan sedang menciptakan Bank Term Funding Program yang bertujuan menjaga simpanan. Fasilitas ini akan menawarkan pinjaman hingga satu tahun ke depan kepada bank, asosiasi tabungan, credit unions dan institusi lainnya.

Saham bank juga tetap di bawah tekanan setelah penurunan pekan lalu. Saham JPMorgan Chase dan Citigroup melemah. Saham bank regional turun lebih banyak. Saham First Republic melemah lebih dari 61 persen, dan memimpin koreksi terbesar.

Namun, investor membeli saham teknologi yakni saham Apple dan saham defensif lainnya termasuk Johnson and Johnson dan Eli Lily.

 

 


Peluang Kenaikan Suku Bunga The Fed

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Pelaku pasar memperkirakan peluang sekitar 2:1 kalau the Federal Reserve (the Fed) menaikkan suku bunga pinjaman acuan sebesar 0,25 persen pada pertemuan 21-22 Maret 2023. Akan tetapi, pasar juga antisipasi kalau akhir tahun, bank sentral akan memangkas 0,75 persen, menurunkan suku bunga dalam kisaran target 4 persen-4,25 persen. Saat ini harga menunjukkan tingkat terminal 4,75 persen pada Mei.

Goldman Sachs melangkah lebih jauh lagi dengan menyebutkan tidak lagi mengharapkan the Federal Reserve (the Fed) menaikkan suku bunga pada pertemuan pekan depan.

“Berita ini benar-benar merupakan kejutan dari deflasi yang harus dipertimbangkan oleh the Fed,” ujar President Bolvin Wealth Management Group, Gina Bolvin.

Indeks harga konsumen pada Februari 2023, data berikutnya yang akan dirilis yang dapat memberikan wawasan tentang jalur inflasi dijadwalkan rilis sebelum pasar dibuka pada Selasa, 14 Maret 2023 waktu setempat.


Penutupan Wall Street 10 Maret 2023

Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan saham Jumat, 10 Maret 2023. Koreksi wall street terjadi seiring pemberi pinjaman yang fokus pada teknologi Silicon Valley Bank tutup menyusul kerugian dalam portofolio obligasi.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (11/3/2023), hal ini mendorong kegagalan bank terbesar sejak krisis keuangan global dan mengirimkan gelombang kejutan melalui sektor perbankan.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 345,22 poin atau 1,07 persen ke posisi 31.909,64. Indeks S&P 500 terpangkas 1,45 persen ke posisi 3.861,59. Indeks Nasdaq turun 1,76 persen ke posisi 11.138,89.

Semua rata-rata indeks acuan pekan ini tertekan. Indeks Dow Jones merosot 4,44 persen, dan membukukan kinerja mingguan terburuk sejak Juni. Indeks S&P 500 terperosok 4,55 persen. Indeks Nasdaq susut 4,71 persen.

Regulator mengambil kendali Silicon Valley Bank pada Jumat, 10 Maret 2023 setelah saham jatuh pada Kamis, 9 Maret 2023 dan bank berjuang pada akhir pekan ini untuk menemukan perusahaan lain untuk membelinya.

Saham bank regional lain turun setelah tutupnya Silicon Valley Bank dengan SDPR S&P Regional Banking ETF tergelincir hampir 4,4 persen. Selama sepekan, the regional bank fund merosot 16 persen, pekan terburuk sejak Maret 2020 saat pandemi COVID-19 melanda.

“Anda mengalami keruntungan bank besar AS, kegagalan bank terbesar sejak 2008 yang pasti akan menakuti pasar,” ujar CEO dan Chief Investment Defiance ETFs, Sylvia Jablonski.

Ia menambahkan, kegagalan itu juga memicu kekhawatiran di kalangan investor tentang apakah penularannya menyebar ke luar SVB.

 


Saham Bank di Wall Street Terpukul

Dalam file foto 11 Mei 2007 ini, tanda Wall Street dipasang di dekat fasad terbungkus bendera dari Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)

Beberapa saham bank berulang kali dihentikan pada perdagangan Jumat, 10 Maret 2023 termasuk First Republic, Pacwest, dan Signature Bank yang fokus pada kripto. Saham First Republic susut 14,8 persen dan saham PacWest terpaangkas 37,9 persen. Sejumlah saham bank mengalami kerugian lebih kecil bahkan ketika kejatuhan SVB mendatangkan malapetaka pada saham lainnya.

Saham Goldman Sachs dan Bank of America masing-masing turun 4,2 persen dan 0,9 persen Saham JPMorgan naik 2,5 persen.

“Ini adalah buku permainan, di mana pelaku pasar dan investor jangka pendek tidak ingin berlama-lama pada akhir pekan,” ujar Chief Market Strategist The Colony Group Rich Steinberg.

Gejolak di antara saham bank membayangi laporan pekerjaan pada Februari yang memberi beberapa petunjuk inlfasi dapat melambat. Daftar gaji meningkat lebih dari yang diperkirakan, tetapi investor fokus pada kenaikan upah lebih kecil dari perkiraan yang dapat menyebabkan the Federal Reserve (the Fed) kembali memikirkan sikap agresifnya terhadap kenaikan suku bunga.

Kegagalan Silicon Valley Bank pada Jumat, 10 Maret 2023 juga merugikan industri yang berkaitan dengan ilmu kedokteran dari pada perbankan, keuangan dan bioteknologi.

Untuk beberapa perusahaan bioteknologi, terutama perusahaan rintisan lebih kecil dan kurang teruji, SVB adalah saluran vital dan saluran keuangan wall street. SVB juga memegang beberapa kas perusahaan. “Dalam bioteknongi, SVB telah banyak terlibat dalam aktivitas investasi perbankan di perusahaan,” ujar Analis Bank of America Jason Gerberry.

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya