Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Januari 2023 tetap terkendali. Posisi Utang Luar Negeri Indonesia pada Januari 2023 tercatat sebesar USD 404,9 miliar atau Rp 6.221 triliun (estimasi kurs rupiah 15.366 per dolar AS).
Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan Utang Luar Negeri Indonesia pada Januari 2023 secara tahunan mengalami kontraksi sebesar 1,9 persen (yoy), melanjutkan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 4,1 persen (yoy).
Advertisement
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menjelaskan, kontraksi pertumbuhan ini bersumber dari Utang Luar Negeri pemerintah dan sektor swasta.
"Perkembangan posisi Utang Luar Negeri pada Januari 2023 juga dipengaruhi oleh faktor perubahan akibat pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk Rupiah," jelas dia dalam keterangan tertulis, Selasa (14/3/2023).
Utang Luar Negeri Pemerintah
Utang Luar Negeri pemerintah masih berada dalam fase kontraksi. Pada Januari 2023, posisi Utang Luar Negeri pemerintah tercatat sebesar USD 194,3 miliar, atau secara tahunan mengalami kontraksi sebesar 2,5 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 6,8 persen (yoy).
Perkembangan Utang Luar Negeri tersebut terutama didorong oleh peningkatan penempatan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan internasional seiring sentimen positif kepercayaan pelaku pasar global yang makin meningkat.
Pemerintah terus berkomitmen untuk mengelola Utang Luar Negeri secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel, termasuk menjaga kredibilitas dalam pemenuhan kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu.
Sebagai salah satu komponen dalam instrumen pembiayaan APBN, Utang Luar Negeri berperan penting untuk mendukung upaya Pemerintah dalam pembiayaan sektor produktif serta belanja prioritas, khususnya dalam rangka menopang dan menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap solid di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global.
Dukungan tersebut antara lain mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (24,0 persen dari total Utang Luar Negeri pemerintah), administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,8 persen), jasa pendidikan (16,7 persen), konstruksi (14,3 persen), dan jasa keuangan dan asuransi (10,4 persen).
Posisi Utang Luar Negeri pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh Utang Luar Negeri memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,7 persen dari total Utang Luar Negeri pemerintah.
Utang Luar Negeri Swasta
Utang Luar Negeri Swasta juga melanjutkan tren kontraksi pertumbuhan. Posisi Utang Luar Negeri swasta pada Januari 2023 tercatat sebesar USD 201,2 miliar, atau secara tahunan mengalami kontraksi sebesar 1,5 persen (yoy), melanjutkan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 1,8 persen (yoy).
Pertumbuhan Utang Luar Negeri perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) mengalami kontraksi sebesar 1,1 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 1,5 persen(yoy).
Sementara itu, pertumbuhan Utang Luar Negeri lembaga keuangan (financial corporations) mengalami kontraksi 3,1 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 2,7 persen (yoy).
Berdasarkan sektor ekonomi, Utang Luar Negeri swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi; industri pengolahan; pengadaan listrik, gas, uap atau air panas, dan udara dingin; serta pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 77,6 persen dari total Utang Luar Negeri swasta.
Utang Luar Negeri swasta juga tetap didominasi oleh Utang Luar Negeri jangka panjang dengan pangsa mencapai 75,2 persen terhadap total Utang Luar Negeri swasta.
Advertisement
Masih Sehat
Struktur Utang Luar Negeri Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Utang Luar Negeri Indonesia pada Januari 2023 tetap terkendali, tecermin dari rasio Utang Luar Negeri Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 30, persen, sedikit meningkat dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 30,1 persen.
Selain itu, struktur Utang Luar Negeri Indonesia yang sehat juga ditunjukkan oleh Utang Luar Negeri yang tetap didominasi oleh Utang Luar Negeri berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 87,4 persen dari total Utang Luar Negeri.
Dalam rangka menjaga agar struktur Utang Luar Negeri tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan Utang Luar Negeri, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Peran Utang Luar Negeri juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.