Gunung Merapi Yogyakarta Erupsi, Apa Isi Kandungan di Dalamnya?

Saat erupsi, tentu hal yang terlintas di pikiran kita adalah apa sebenarnya isi yang terkandung di dalam awan panas tersebut.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 14 Mar 2023, 15:02 WIB
Warga melihat asap tebal mengepul saat erupsi Gunung Merapi terlihat dari desa Tunggularum di Sleman pada 11 Maret 2023. Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso melalui keterangan resmi di Yogyakarta, Sabtu, mengatakan awan panas guguran terjadi pada pukul 12.12 WIB. Dia menyebut erupsi Gunung Merapi masih berlangsung.(AFP/Devi Rahman)

Liputan6.com, Yogyakarta - Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran pada Sabtu (11/3/2023) pukul 12.12 WIB ke arah Kali Bebeng. Ini bukan kali pertama ikon Yogyakarta tersebut memuntahkan kandungan di dalamnya.

Saat erupsi, tentu hal yang terlintas di pikiran kita adalah apa sebenarnya isi yang terkandung di dalam awan panas tersebut.

Dikutip dari laman m-edukasi.kemdikbud.go.id, Selasa (14/3/2023) berikut selengkapnya, kandungan dalam gunung erupsi:

Erupsi gunung api, akan mengeluarkan berbagai macam material baik yang berasal dari dalam dapur magma maupun material di sekitar kawah. Wujud material letusan gung apai mencakup 3 yaitu material berwujud padat/eflata, berwujud cair dan dan berwujud gas.

1. Material Padat atau Eflata di Erupsi Gunung

Berupa material letusan gunung api berwujud padat. Ada dua macam yaitu eflata autogen dan eflata alogen. Eflata autogen berupa material padat yang berasal dari dapur magma yang terbawa bersama lava yang keluar saat letusan terjadi, sedangkan eflata alogen berupa material padat yang berasal dari material di sekitar kawah yang ikut terlontar saat letusan. Material padat hasil letusan meliputi:

  • Bom, merupakan metrial padat berupa bongkahan batu-batu yang besar. Material seperti ini sering di manfaat sebagai bahan bangunan sebgai pondasinya.
  • Lapili, merupakan material padat berupa batu-batu kerikil yang lebih kecil. Material ini juga bangyak di manfaatkan sebagai bahan bangunan
  • Tuff atau sering di kenal dengan istilah ash atau abu vulkanik. Berwujud butiran halus yang banyak mengandung silika. Abu vulkanik berbahaya dapat menggangu pernafasan dan infeksi saluran pernafasan namun bagi pertania material ini sangat baik untuk menyuburkan lahan pertanian karena banyak mengandung unsur hara.

 

 


2. Material Cair atau Efusifa

Asap tebal mengepul saat erupsi Gunung Merapi terlihat dari desa Tunggularum di Sleman pada 11 Maret 2023.Selama periode itu, Gunung Merapi juga tercatat mengalami sembilan kali gempa guguran, satu kali gempa fase banyak, dan 19 kali gempa vulkanik dalam, demikian Agus Budi Santoso. (AFP/Devi Rahman)

Hasil letusan gunung api berupa material cair meliputi lava dan lahar, baik lahar dingin maupun lahar panas.

  • Lava, merupakan magma yang meleleh. Lava yang mengalami pendinginan dan mengeras akan menjadi batuan beku/basaltis.
  • Lahar, merupakan lava yang sudah bercampur dengan material lain yang ada disekitar kawah gunung api. Lahar panas terbentuk saat gunung sedang erupsi, sedangkan lahar dingin (lahar hujan) terjadi saat gunung sedang tidak erupsi yaitu berupa material hasil letusan yang berada di puncak atau sekitar kawah kemudian tererosi akibat hujan. Lahar dingin berbahaya karena dapat menimbulkan banjir lahar seperti yang terjadi pada gunung Merapi tahun 2010.

3. Material Gas atau Ekshalasi

  • Mofet (CO2), berbahaya bagi kehidupan karena bersifat racun.Gas CO2 atau karbondiosida yang dikeluarkan kawah gunung api bersifat konsentrasi dengan permukaan bumi. Gas ini sangat dianjurkan untuk dihindari karena bisa mematikan. Kawah gunung api yang secara periodik mengeluarkan mofet seperti kawah sinila di dataran tinggi Dieng Jawa Tengah.
  • Fumarol (H2O), berupa uap air yang panas
  • Solfatar (H2S), merupakan gas belerang, berbahaya jika terlalu pekat karena dapat meninmbulkan keracunan
  • Awan panas, merupakan asap yang keluar saat gunung api meletus dengan temperatur yang tinggi dan daya luncur menuruni lereng hingga mencapai 200 km/jam

Erupsi Gunung Merapi Jadi Sorotan Media Amerika Serikat hingga India

Terjadi Awan Panas Guguran di Gunung Merapi, pada 11 Maret 2023 pukul 12.12 WIB ke arah Kali Bebeng/Krasak. (Dok. BNPB)

Erupsi Gunung Merapi pada Sabtu kemarin tak hanya menjadi sorotan media dalam negeri tapi juga luar negeri. Seperti The Business Standard yang menuliskan bahwa gunung memuntahkan awan panas hingga tujuh kilometer.

"Gunung berapi yang terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia itu meletus sekitar pukul 12 siang waktu setempat dan aliran lahar sepanjang 1,5 km juga terpantau," tulis tbsnews.net dalam artikel berjudul Indonesia's Merapi volcano erupts, spews hot cloud.

"Merapi setinggi 2.963 meter adalah salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia dan sudah berada di tingkat siaga tertinggi kedua di Indonesia."

Media lain yang juga menyoroti erupsi tersebut adalah Tuscon.com asal Amerika Serikat.

Di artikel bertajuk Indonesia's Merapi volcano erupts, spews hot cloud, media itu menampilkan cuplikan video yang diambil warga lokal saat detik-detik erupsi terjadi.

"Merapi adalah gunung berapi yang paling aktif dari lebih dari 120 gunung berapi aktif di Indonesia. Gunung ini meletus pada Sabtu dan melepaskan campuran batu, lahar, dan gas yang keluar sejauh 7,8 kilometer menuruni lerengnya."

Media Arab Saudi bernama Zawya.com juga ikut menyoroti erupsi tersebut: Warga di komunitas terdekat telah diperingatkan untuk menghentikan aktivitas apa pun di zona bahaya, yang berjarak antara radius tiga hingga tujuh kilometer dari kawah, tulis media ini dalam artikelnya berjudul Indonesia's Merapi volcano erupts, spews hot cloud.

Infografis Rentetan Awan Panas dan Lava Pijar Gunung Merapi. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya