Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berpartisipasi dalam Seafood Expo North America (SENA) yang berlangsung di Boston, Amerika Serikat 12-14 Maret 2023.
Advertisement
SENA merupakan pameran seafood terbesar di wilayah Amerika dan dihadiri lebih dari 50 negara dengan profil pengunjung meliputi importir, processor, wholesaler, distributor, catering, food service, grocery, manufaktur dan profesional di industri seafood lainnya.
"Partisipasi Indonesia di pameran ini merupakan langkah nyata KKP dalam memperkuat pasar ekspor dan branding produk perikanan," ujar Plt Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Ishartini melalui keterangan tertulisnya, Selasa (14/3/2023).
Tak hanya mengikuti pameran, Ishartini memastikan selama di Boston, perwakilan KKP akan melakukan sejumlah pertemuan dengan Sustainable Fisheries Partnership (SFP), National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), National Fisheries Institute (NFI), dan International Pole and Line Foundation (IPNLF).
Sementara pewakilan Indonesia di SENA 2023, Direktur Logistik Ditjen PDSPKP Berny A Subki mengungkapkan adanya pertemuan Indonesian Snapper-Grouper Supply Chain Roundtable kerjasama dengan Sustainable Fisheries Partnership (SFP).
Kegiatan ini mempertemukan buyers dan suppliers produk kakap dan kerapu, serta mempromosikan produk kakap-kerapu Indonesia yang berkelanjutan di pasar global.
Selanjutnya, dalam pertemuan dengan Alexa Cole, Director NOAA Fisheries Office of International Affairs and Seafood Inspection, KKP mengkonsultasikan terkait aturan undang-undang perlindungan mamalia laut atau Marine Mammal Protection Act (MMPA) yang diberlakukan AS
Momentum Tingkatkan Ekspor
Secara umum, aturan tersebut berisi ketentuan-ketentuan untuk mengurangi mamalia laut yang tertangkap terluka atau mati (bycatch) akibat dari proses penangkapan ikan komersil yang diekspor ke Amerika Serikat.
"Ajang SENA 2023 ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan ekspor produk perikanan ke pasar global dan khususnya ke AS yang pada tahun 2022 pasar AS sedikit mengalami perlambatan sebagai dampak pelemahan ekonomi global, namun pada tahun 2023 diperkirakan akan kembali membaik," kata Berny.
"Oleh karena itu, dengan partisipasi Paviliun Indonesia pada SENA 2023 diharapkan dapat merebut peluang pasar tersebut dengan menunjukkan bahwa produk Indonesia tak kalah dengan negara lain dari sisi mutu dan keamanan produk, serta persyaratan pasar lainnya" lanjut dia.
Paviliun Indonesia
Sebagai informasi, KKP telah memfasilitasi Paviliun Indonesia dengan costumized design booth seluas 1.600 sqf. Guna menarik minat pengunjung, booth Indonesia berisi materi promosi seperti buku profil peserta, brosur, video promosi, goody bag, serta demo masak.
Dalam kegiatan ini, KKP memboyong 14 eksportir yang akan memamerkan dan menjual produk perikanan utama Indonesia, baik dari hasil budidaya maupun tangkap, seperti udang kupas beku, daging rajungan/kepiting kaleng, fillet tilapia beku, tuna loin (beku/segar), tuna kaleng, dan lain-lain.
Adapun 14 eksportir tersebut, adalah: PT. Wirontono Baru (frozen shrimp), PT. Fresh On Time Seafood (frozen marine product, crab meat, canned crab meat), PT. Borneo Tropikal Strim (frozen tilapia), PT. Samudra Mandiri Sentosa (canned tuna, pre-cooked tuna and skipjack), CV. Pasific Harvest (canned fish).
Selanjutnya, PT. Sari Tuna Makmur (frozen and fresh tuna), PT. Intimas Surya (frozen tuna, swordfish, octopus, squid). PT. Inti Lautan Fajar Abadi (frozen demersal and pelagic), PT. Indo Mina Lestari (frozen demersal and pelagic), PT. Dharma Samudera Fishing Industries, Tbk (frozen seafood).
Berikutnya, PT. Madah Indonesia Dagang Abadi (frozen seafood), PT. Kembang Alam Khatulistiwa (frozen and fresh seafood), PT. Benua Agri Sejahtera (fresh and frozen tuna), dan PT. Bahari Biru Nusantara (frozen demersal and pelagic, cephalopods, shrimp, shellfish).
"Ada juga 1 pelaku usaha yang berpartisipasi secara mandiri yaitu PT. Toba Surimi Industries dengan produk pasteurized crabmeat, canned sterilized seafood dan frozen seafood," tutup Berny.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono meminta jajarannya untuk terus memberikan edukasi terkait produksi hingga pengolahan agar memenuhi standar global. Dengan begitu, ekspor perikanan Indonesia ke pasar global, khususnya AS, Jepang, Tiongkok, dan Eropa akan terus meningkat.
Advertisement
KKP: UMKM Kelautan dan Perikanan Perlu Didampingi Biar Berkembang
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menilai perlu adanya pemdampingan menyeluruh untuk memperkuat UMKM sektor kelautan dan perikanan. Termasuk yang palling penting adalah akses pembiayaan.
Direktur Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Catur Sarwanto menyebut, UMKM jadi penopang ekonomi nasional. Di sisi lain perlu adanya penguatan bagi UMKM yang menggarap sektor kelautan dan perikanan.
"Tentu ini perlu diperkuat terkait dengan daya saing karena tadi posisi sebagian besar adalah UMKM, tentu kita akan dorong bagaimana UMKM sektor keluatan bisa tumbuh dan berkembang," ujarnya dalam UMKM Thrive, di Media Center KKP, Jakarta, Jumat (3/3/2023).
Catur menerangkan, untuk mengejar itu, KKP menyusun sejumlah strategi. Aspek pembiayaan menjadi satu poin penting yang menjadi perhatian.
Strategi
"Pertama adalah terkait pembiayaan atau finansial ini menjadi satu hal yang tentunya menjadi salah satu permasalahan yang perlu kita dorong untuk bisa berdampak lebih jauh," kata dia.
Kedua, upaya dalam mengedukasi terkait dengan teknologi dan proses produksi.
Ketiga, mengenai tata kelola usaha yang dijalankan UMKM.
Keempat, mengenai informasi akses pasar. Kelima, mengenai mutu atau sistem jaminan mutu utamanya soal produk yang dihasilkan UMKM sektor Kelautan dan Perikanan. Keenam, soal akses logistik yang memadai.
"Mutu atau sistem jaminan mutu, sehingga yang dihasilkan UMKM sektor kelautan dan perikanan memang di sebagian besar dikonsumsi manusia harus memiliki kualitas mutu yang baik," paparnya.
Sisik Ikan Tembus Pasar Ekspor
Sisik ikan yang diolah Unit Pengolah Ikan (UPI) di Boyolali, Jawa Tengah berhasil tembus ke pasar ekspor Jepang dan India. Hal itu diungkapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Plt. Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Ishartini menyebut bahwa hasil sampingan produk perikanan berupa sisik ikan merupakan pemanfaatan berbasis zero waste dan menjadi produk bernilai tambah tinggi.
"Ikan merupakan sumber daya yang dapat dimanfaatkan seluruhnya (zero waste). Tidak hanya dagingnya saja yang dapat dimanfaatkan, tetapi kulit, tulang, sirip, dan seluruh bagian ikan dapat diolah dan dimanfaatkan," ujar Ishartini dalam keterangan tertulis, Rabu (22/2).
Ya, UPI PT. Marine Biogel Indonesia di Kabupaten Boyolali adalah salah satu contoh industri yang memanfaatkan limbah ikan (waste) yaitu sisik. Sebelumnya sisik ikan dianggap tidak memiliki nilai atau harga dan kini justru menjadi sesuatu yang bernilai.
Advertisement