Longsor di Natuna Telan Puluhan Korban Jiwa, BNPB: Bencana Longsor Terburuk yang Pernah Terjadi

BNPB menyebut bahwa bencana longsor di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, merupakan kejadian longsor paling buruk sepanjang sejarah di Indonesia, terutama dalam sisi korban jiwa.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 14 Mar 2023, 18:30 WIB
Gambar selebaran yang diambil pada 8 Maret 2023 dan dirilis pada 9 Maret 2023 oleh Badan Penanggulangan Bencana Indonesia ini menunjukkan tim SAR dan alat berat terlihat di lokasi tanah longsor di desa Pangkalan, Natuna, Kepulauan Riau (Kepri). Tim gabungan masih terus mencari puluhan korban hilang pasca tanah longsor yang menimbun satu kampung di Desa Pangkalan. (HO / INDONESIA DISASTER MITIGATION AG / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari menyatakan, longsor di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, merupakan kejadian longsor paling buruk sepanjang sejarah longsor di Indonesia, terutama dalam sisi korban jiwa.

"Kalau 54 (orang) ini memang asumsinya sudah meninggal semua ya, karena sudah lewat 24 jam. Ini adalah salah satu, mungkin hingga saat ini, bencana longsor terburuk yang pernah terjadi dalam sisi korban jiwa dalam satu kejadian," kata Abdul dilansir dari Antara, Selasa (14/3/2023).

Abdul mengatakan, pencarian korban terus dilanjutkan, sambil menerapkan teknologi modifikasi cuaca di lokasi titik longsor yakni Pulau Serasan.

Ia menambahkan bahwa faktor utama kejadian bencana Kepulauan Natuna justru didominasi potensi kebakaran hutan dan lahan. Namun kini, justru kejadian bencana hidrometeorologi basah menjadi cukup dominan.

Menurut Abdul, potensi hujan tampak cukup tinggi di Pulau Sumatera. Namun, khusus di Kabupaten Natuna pada tanggal 1-2 Maret 2023, curah hujan hampir mencapai 1.000 mm. Fenomena tersebut, menurut dia, telah menimbulkan hujan ekstrem sejak tanggal 26 Februari 2023.

"Ini sangat luar biasa sebenarnya, ini hujan empat bulan, tumpah dalam satu hari. Sebenarnya dipengaruhi oleh adanya pola sirkulasi siklonik yang disebut Borneo Vortex, terjadinya jadi kayak sirkulasi untiran, membawa akumulatif uap air dan awan hujan yang sangat tebal," tambah dia.

Padahal, kata Abdul, Pulau Serasan bukan merupakan wilayah dengan potensi longsor tinggi, meski di beberapa titik wilayah terdapat beberapa kondisi kemiringan tanah. Selain itu, kondisi vegetasi masih rapat, walaupun menurut masyarakat setempat sudah tidak ada pohon-pohon besar.

Namun, hal yang mempengaruhi longsor yakni tanah wilayah yang merupakan lempung. Sehingga tanah yang porinya tidak besar, air hujan tidak bisa meresap sampai ke bagian dalam tanah.

"Kalau intensitas hujan yang turun sangat tinggi, air itu adanya di atas, ini kemudian akan menggelincirkan tanah itu ketika air ini sudah membuat tanah itu bersaturasi menjadi lumpur, karena tidak bisa masuk ke dalam," ujar dia.

Menurut dia, kondisi tersebut dapat diantisipasi dengan pembenahan drainase permukaan seperti gorong-gorong. Dengan demikian, air hujan yang datang seperti air bah dapat langsung mengalir tanpa menunggu air meresap ke dalam tanah.


Jumlah Korban Jiwa Akibat Longsor di Natuna

Longsor parah menimbun satu kampung di Kecamatan Serasan, Natuna, Senin (6/3/2023). (Liputan6.com/ Dok. BPBD Kepri)

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, Korban tewas akibat tanah longsor Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, kini mencapai 46 orang.

Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyampaikan, 46 orang tersebut terdiri atas 24 laki-laki dan 22 perempuan. Menurut data BPNB, masih ada sembilan orang korban tanah longsor yang belum ditemukan.

Abdul mengatakan, upaya pencarian, pertolongan, dan evakuasi warga yang terdampak tanah longsor di bagian wilayah Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, masih berlanjut dengan dukungan tambahan tujuh alat berat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta tambahan personel dari TNI dan Polri.

"Cuaca yang berangsur membaik juga menjadi faktor pendukung operasi pencarian, pertolongan, dan evakuasi," katanya, Senin (13/3/2023), dikutip dari Antara.

Menurut data Posko Darurat Bencana Tanah Longsor Natuna di PLBN Serasan masih ada 2.240 warga terdampak tanah longsor yang mengungsi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya