Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Polres Jakarta Barat mengungkap, saat ini mereka telah mengamankan selebgram bernama Akbar Pera terkait kasus penipuan senilai Rp 1,3 miliar.
Akbar Pera Baharudin lebih dikenal sebagai selebgram Ajudan Pribadi, dan ditangkap pihak kepolisian di Makassar, Sulawesi Selatan.
Advertisement
"Inisial A, yang bersangkutan adalah selebgram, sementara masih berproses di kita. Kita amankan di Makassar," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat, Kompol Andri Kurniawan kepada wartawan di Mapolres Jakarta Barat, Selasa (14/3).
Andri mengatakan, selebgram Ajudan Pribadi diduga telah melakukan penipuan dan penggelapan. "(Kasusnya) penipuan dan penggelapan, (pasal) 378," jelas dia.
Adapun penangkapan Ajudan Pribadi ini merupakan buntut dari laporan ke pihak Polres Jakarta Barat pada 2022.
"Ada laporan awal terjadi November 2022 dengan kerugian Rp 1,3 miliar," dia menutup soal Ajudan Pribadi ditangkap.
Diketahui, Ajudan Pribadi atau Akbar ini terkenal kerap memposting foto dirinya berpose di berbagai kendaraan mewah baik di Instagram atau kanal YouTube-nya.
Akan tetapi, hingga berita ini ditulis akun IG Ajudan Pribadi sudah digembok alias di private dengan jumlah follower mencapai 1 juta dan sudah memiliki centang biru.
Penelusuran tim Tekno Liputan6.com, akun Ajudan Pribadi ini sudah dibuat pada tahun 2015. Berdasarkan situs Social Blade, jumlah follower akun Instagram milik Akbar ini cenderung menurun setiap bulannya.
Pada 30 Januari 2022, akun IG Ajudan Pribadi ini sempat mengantongi jumlah followers mencapai 1,147,579. Namun, angka followers akun IG Ajudan Pribadi tersebut semakin menurun setiap minggunya hingga 11 Maret 2023 berada di angka 1,090,631.
Ajudan Pribadi, Perjalanan Hidupnya dari Kuli Bangunan sampai Bergelimang Harta
Lebih lanjut, Ajudan Pribadi menjadi nama dikenal publik semenjak ia mengunggah beberapa fotonya bersama orang-orang penting Tanah Air dan juga artis di Instagram-nya.
Pemilik nama asli Akbar Pera Baharudin itu sebenarnya ajudan Sekjen Asosiasi Jasa Konstruksi Nasional (Gapensi), Andi Rukman Karumpa.
Dari situ Ajudan Pribadikerap bertemu dengan pejabat dan para artis saat menemani bosnya. Ia lantas meminta foto bareng dan mengunggahnya di media sosial pribadinya.
Tak hanya itu, kehidupan Ajudan Pribadi juga nampak glamor lantaran ia mengunggah foto dirinya saat berada hotel berbintang lima sampai jet pribadi.
Namun siapa sangka sebelum menjadi seperti sekarang ini Ajudan Pribadi pernah hidup susah dan pernah bekerja sebagai pekerja kasar. Hal itu diceritakan Ajudan Pribadi dalam wawancara dengan Denny Cagur.
Advertisement
Ajudan Pribadi Pernah Jadi Kuli Bangunan
Sebelum seperti sekarang ini, Ajudan Pribadi mengaku pernah bekerja sebagai kuli bangunan saat usianya masih belasan tahun.
"Iya pedes banget hidup saya, dulu saya engga sekolah. Sekolahnya sampai kelas 2 SMP saja. Orangtua saya enggak bisa biayai," kata dia di channel YouTube Denny Cagur.
Ia kemudian diajah oleh seorang pemborong untuk menjadi kuli bangunan di Palopo. "Di situlah awal pertama punya motor. Saya cicil motor dari kuli bangunan. Saya umur 14 tahun jadi kuli bangunan. Dua tahun saya jadi kuli," katanya.
Tak hanya menjadi kuli bangunan, saat masih duduk di sekolah dasar ia pernah menjadi pemulung. Tak sendiri, ia melakukan hal itu bersama neneknya.
"Pernah jadi pemulung waktu kelas 6 SD. Saya ngambil ngambilin-barang (bekas)," ucap Akbar.
Ajudan Pribadi juga sempat berjualan kacang dekat lapangan golf di kota kelahirannya, Makassar. "Jual kacang dulu di lapangan golf di Makassar," tuturnya.
Ajudan Pribadi Sempat Jadi Tukang Pijit
Nasibnya berubah usai ia kerap diminta untuk memijit oleh orang-orang kaya usai bermain golf. Karena kemampuan memijitnya itu, ia bertemu dengan bos yang kini menjadi majikannya.
"Jadi dagang kacang sambil mijit. Kalau main golf cape kan harus dipijit dulu. Yang kedua dia (bos) ngomong 'enak juga pijit kamu'. Kemudian dia ngomong 'Nomor kamu berapa'. Aku kasih tukeran nomor HP sama bos yang dipijit itu," tutur Akbar.
Sang bos akhirnya memboyong dirinya ke Jakarta.
"Lama-lama dia datang ke Makassar telepon aku. Lama lama ngobrol lah, dia menawarkan 'Kamu mau ikut ke Jakarta'. Ada tujuh saudaranya bos itu setujui saya ikut ke Jakarta," kata Akbar.
Sebelum diangkat menjadi ajudan pribadi, Akbar bekerja menjadi tukang bersih-bersih. Sebab saat itu bosnya masih memiliki ajudan.
"Jadi tahun 2017 saya ke Jakarta, baru banget dua tahun yang lalu. Sebelumnya diperbantukan buat tukang bersih-bersih. Awalnya enggak langsung jadi ajudan. Ajudan satu ini suka curi dolar enggak jujur, jadi dipecat. Mau cari ajudan militer polisi engga mau dia (majikan). Akhirnya saya jadi ajudan," ucapnya.
Advertisement
Norak Hidup Mewah
Setelah diangkat menjadi ajudan pribadi, dirinya kerap ikut ke mana pun bosnya pergi.
"Di situlah kadang kadang norak. Namanya bos serba mewah. Saya foto-foto di mobil mewahnya, jet pribadi. Saya udah keliling negara naik jet pribadi ke Malaysia, Prancis, Jepang, Polandia, Rusia, Dubai," ucapnya.
Karena kerap ikut ke mana pun bosnya pergi, Akbar sering diberi barang-barang mewah oleh bosnya. Tak hanya itu, ia juga kerap mendapat uang dalam bentuk dolar.
"Ya dikasih barang barang mewah, sepatu, iPhone. Dikasih aja kita. Kalau bos kalau ke luar negeri ngasih buat Akbar," ungkapnya.
Ajudan Pribadi perlahan mulai dekat dengan pejabat negara, karena kemampuan pijitnya. Bahkan ia pernah mengunggah foto saat memijit Setkab Pramono Anung dan beberapa pejabat lainnya.
"Itu waktu ketemu di Senayan. Dipanggil mijit-mijit, lama-lama akrab. Sama temen-temen bos akrab. Mobil mewah pesawat mewah. Yang kita nikmati ini syukuri apa adanya," kata Akbar.
Karena kehidupannya kini berbeda 180 derajat dari sebelumnya, Ajudan Pribadi merasa bersyukur karena bisa membantu perekonomian keluarga. Dia kerap menyisihkan uang untuk membantu saudara-saudaranya di Makassar dan membiayai sekolah adik-adiknya.
Tak lupa ia kerap menyisihkan uang untuk sang nenek yang menemaninya saat masih memulung.
"Bantu biaya semuanya, adik adik sekolah atau kakak yang mau melahirkan kita bantu rumah sakit. Sekarang (nenek) umurnya 74. Kalau ke luar negeri pasti dapat (uang) dari bos. Selalu saya selip buat dia (uang dolar)," kata Akbar.
Ajudan Pribadi Tak Lupa Bersedekah
Keluarga pun bangga dengan pencapaian yang didapatkan dirinya saat ini. Apalagi dirinya kenal dengan pejabat negara dan beberapa artis kenamaan Tanah Air.
"Merasa bangga kok bisa sampai di sini kenalan," ucap Akbar.
Meski hidup berkemewahan, namun Ajudan pribadi tak lupa bersedekah. Apalagi ia pernah merasakan hidup susah dan sempat menjadi pemulung.
"Kalau ikut sama orang jangan pernah jadi penjilat, ikut-ikut aja terus jangan mikir yang aneh aneh insyallah mungkin rezeki lancar. Banyakin sedekah pasti ada aja rezeki muncul. Harus bersyukur, kita engga tahu dikasih umur sampai kapan," katanya.
Advertisement