Liputan6.com, Jakarta Komisi E Bidang Kesra DPRD DKI Jakarta meminta Rumah Sakit Umum Daerah melakukan pembenahan pelayanan. Tak hanya fasilitas kesehatan, kualitas tenaga media di RSUD juga dinilai harus meningkatkan kemampuan.
Advertisement
Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Iman Satria mengatakan upaya tersebut dinilai perlu dilakukan sebagi tindak lanjut dari keheranan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengena kecendrungan hampir 2 juta Warga Negara Indonesia (WNI) memilih berobat ke luar negeri.
Dia menyebut anggota dewan sepakat untuk melakukan peninjauan ke sejumlah RSUD DKI Jakarta. Pihaknya bakal mengecek langsung layanan di tiap-tiap RSUD.
“Selaras dengan himbauan Pak Jokowi dimana banyak pasien-pasien kita yang berobat ke luar negeri. Merespons itu kami Komisi E bersepakat untuk melakukan peninjauan-peninjauan supaya rumah sakit aware,” kata Iman dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (14/3/2023).
Senada dengan Iman, anggota Komisi E DPRD DKI Ima Mahdiah juga menyoroti fasilitas medis di RSUD DKI Jakarta. Menurut di peningkatan fasilitas medis harus diikuti dengan peningkatan kualitas tenaga medis agar kualitas pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih optimal.
“Pelayanan-pelayanannya yang selama ini kurang baik harus lebih baik lagi. Kalau kita beli alat medis baru tapi tidak didukung dengan SDM yang bagus itu percuma,” kata dia.
Presiden Jokowi Sempat Singgung soal Berobat ke Luar Negeri
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut devisa sebesar Rp165 triliun hilang akibat hampir dua juta masyarakat Indonesia masih pergi berobat ke luar negeri saat sakit.
Hal itu dikatakan Jokowi saat meresmikan Mayapada Hospital Bandung di Jalan Terusan Buah Batu, Kota Bandung, Jawa Barat.
"Padahal kita memiliki rumah sakit seperti ini. Kurang lebih 1 juta (berobat) ke Malaysia, kurang lebih 750 ribu (berobat) ke Singapura dan sisanya ke Jepang, Amerika, Jerman dan lain - lain. Mau kita terus - teruskan?" ujar Jokowi, Bandung, Senin, 6 Maret 2023.
Tak hanya itu, di kesempatan yang sama Jokowi juga turut menyoroti perihal permasalahan jumlah dokter di Indonesia yang masih terbatas.
“Kita masih punya problem di dalam negeri, dokter spesialisnya masih kurang atau dokter yang punya subspesialis masih sangat kurang, saya sudah bisikin tadi ke Pak Menkes ini perlu diurus,” kata Jokowi.
Advertisement