Liputan6.com, Jakarta - Terlibat kasus dugaan penipuan dan penggelapan uang mencapai Rp1,3 miliar, selebram Akbar Pera Baharuddin, atau lebih dikenal publik sebagai Ajudan Pribadi, ditangkap polisi di Makassar, Sulawesi Selatan. Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat Kompol Andri Kurniawan membenarkan penangkapan tersebut.
"Yang bersangkutan adalah selebgram, sementara masih berproses di kita. Kita amankan di Makassar," kata Andri di Jakarta, Selasa, 14 Maret 2023, lapor kanal News Liputan6.com. Diketahui, Akbar jadi selebgram usai akun media sosialnya viral. Tingkah konyol saat menjalankan tugas sebagai ajudan pribadi membuatnya disukai warganet.
Tidak hanya di Instagram, ia pun berbagi ragam konten di kanal YouTube-nya. Salah satunya, ia sempat memperlihatkan konten "beli rumah baru" saat pulang kampung ke Makassar, Sulawesi Selatan.
Baca Juga
Advertisement
Dalam video berdurasi 13 menit dan 53 detik yang dibagikan pada 29 Desember 2021 tersebut, tampak Akbar memperlihatkan bagian dalam rumah yang sepertinya terdiri dari dua lantai tersebut. Di lantai bawah yang bernuansa putih, terdapat pintu kaca yang mengarah ke ruang makan dan dapur.
Di sana, ia memperlihatkan meja makan yang panjangnya bisa disesuaikan. Akbar juga memperlihatkan perabot lain, seperti kulkas dua pintu dan kompor. Lanjut, ia naik ke lantai dua untuk memperlihatkan kamar tidurnya.
Masih didominasi warna putih, namun lantai ruangan ini diberi sentuhan kayu yang memberi kesan hangat. Belum banyak perabot di sana, kecuali tempat tidur, dan bed side table. Ia juga menyoroti hiasan kaligrafi yang digantung di dinding.
Konten Media Sosial Serba Mewah
Selain rumah, konten YouTube Ajudan Pribadi juga kerap kali memperlihatkan kendaraan-kendaraan mewah, seperti mobil Mercedes G63 adan motor Harley Davidson. Sebagaimana diketahui, Akbar merupakan ajudan Sekjen Asosiasi Jasa Konstruksi Nasional (Gapensi) Andi Rukman Karumpa.
Karena itu, ia kerap bertemu pejabat dan para artis saat menemani bosnya. Ia lantas meminta foto bareng dan mengunggahnya di akun media sosial pribadi. Salah satunya, dilansir dari merdeka.com, ia kedapatan pernah mengobrol bareng mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan.
Kehidupan Ajudan Pribadi juga tampak glamor, lantaran tercatat mengunggah foto saat berada di hotel berbintang lima maupun jet pribadi. Sebelum itu, tepatnya pada 2018, Akbar pernah hidup susah dan sempat bekerja sebagai pekerja kasar. Hal itu diceritakannya dalam wawancara dengan Denny Cagur.
Ia mengaku pernah bekerja sebagai kuli bangunan saat usianya masih belasan tahun. "Iya pedes banget hidup saya, dulu saya enggak sekolah. Sekolahnya sampai kelas 2 SMP saja. Orangtua saya enggak bisa biayai," katanya di video kanal YouTube Denny Cagur, rangkum Showbiz Liputan6.com.
Advertisement
Dari Kuli Bangunan sampai Jadi Ajudan Pribadi
Si Ajudan Pribadi kemudian diajak seorang pemborong untuk jadi kuli bangunan di Palopo. "Di situlah awal pertama punya motor. Saya cicil motor dari (kerja sebagai) kuli bangunan. Saya umur 14 tahun jadi kuli bangunan. Dua tahun saya jadi kuli," kenangnya.
Tidak hanya jadi kuli bangunan, saat masih duduk di sekolah dasar, ia pernah jadi pemulung. Tidk sendiri, ia melakukan hal itu bersama neneknya. Ia juga sempat berjualan kacang dekat lapangan golf di kota kelahirannya, Makassar.
Nasibnya mulai berubah setelah ia kerap diminta memijit orang-orang kaya usai bermain golf. Karena kemampuan memijitnya itu, ia bertemu bosnya yang sekarang. "Jadi dagang kacang sambil mijit. Kalau main golf cape kan harus dipijit dulu. Yang kedua dia (bos) ngomong, 'Enak juga pijit kamu.' Aku tukeran nomor HP sama bos yang dipijit itu," tutur Akbar.
Bosnya kemudian memboyong Akbar ke Jakarta. Sebelum diangkat jadi ajudan pribadi, Akbar bekerja sebagai tukang bersih-bersih karena saat itu bosnya masih memiliki ajudan.
Awal Mula Dugaan Kasus Penipuan Ajudan Pribadi
Setelah diangkat jadi ajudan pribadi, Akbar kerap ikut ke mana pun bosnya pergi. "Di situlah kadang-kadang norak. Namanya bos serba mewah. Saya foto-foto di mobil mewahnya, jet pribadi. Saya sudah keliling negara naik jet pribadi ke Malaysia, Prancis, Jepang, Polandia, Rusia, (dan) Dubai," ungkapnya.
Akbar juga dibelikan barang-barang mewah. Tidak jarang, ia pun mendapat uang dalam dolar. Ajudan Pribadi perlahan mulai dekat dengan pejabat negara, karena kemampuan memijitnya. Ia bahkan pernah mengunggah foto saat memijit Setkab Pramono Anung dan beberapa pejabat lain.
Sementara di kasus hukum terbaru, diduga korban penipuannya adalah teman dekat Ajudan Pribadi berinisial AL. Hal tersebut pun turut dikonfirmasi kuasa hukum korban. "Perkawanan antara A dengan klien saya memang sudah berkawan lama," kata kuasa hukum AL, Sulaiman Djojoatmodjo.
Dijelaskan Sulaiman, penipuan itu bermula ketika kliennya ditawarkan mobil Toyota Land Cruiser oleh Akbar dengan harga murah. AL yang termakan rayuan menyetorkan sejumlah uang sebanyak tiga kali. "Totalnya jadi Rp 1,350 miliar," sebutnya.
Meski AL sudah menyetorkan uang hingga miliaran rupiah, mobil yang diharapkannya tidak kunjung datang. Akbar mengaku belum bisa mengirim barang tersebut karena ada kendala.
Advertisement