Liputan6.com, Garut - Sepintas roti yang dihasilkan jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP), SMK Korporasi Garut, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, nampak biasa. Hanya beberapa aksen tulisan menggambarkan nama sekolah mereka.
Namun ternyata hasil olahan siswa didik SMK Swasta di Garut itu, menghasilkan roti empuk berkualitas dengan tekstur lembut di mulut. Beberapa produknya bahkan sudah dipasarkan di wilayah kecamatan sekitar sekolah.
“Sebenarnya roti yang dihasilkan awalnya polos, namun kami persilahkan mereka untuk membuat produk baru sesuai ide dan gagasannya,” ujar Nenden Dewi Yuniawati, pengajar pengolahan hasil nabari, SMK Korporasi Garut, kepada Liputan6.com, Rabu (15/3/2023).
Menurutnya, mata pelajar AGPH memberikan warga tersendiri bagi siswa, selain belajar mandiri dengan mengantongi skill pengolahan makanan berbahan agribisnis, mereka didik untuk mendiri menjadi usahawan.
Baca Juga
Advertisement
“Jika SMK lain lebih banyak pada pemahaman skill mengenai mesin, mekanik, listrik dan lainnya, namun kami mendidik siswa agar ahli dan terampil di bidang pengolahan makanan berbahan agribisnis,” kata dia.
Saat ini minat siswa SMK pertanian masih rendah, padahal potensi usaha di bidang pengolahan makanan yang berasal dari hasil agri, justru sangat terbuka luas. “Apalagi Garut juga sebagai salah satu daerah penghasil pertanian di Jawa Barat,” kata dia.
Selain itu, pemahaman mengenai keahlian pengolahan makanan bisa menjadi bekal para siswa saat kembali di tengah masyarakat, jika mereka tidak langsung melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.
“Roti yang mereka hasilkan dari praktek di dalam kelas itu, sudah standar memenuhi gizi dengan harga keenomian terjangkau,” kata dia.
Ada beberapa macam roti yang dihasilkan siswa didik SMK Korporasi itu, mulai roti unyil, roti kasur, roti gulung, roti bagelen, sosis, hingga pizza mini dengan harga ekonomis.
“Mereka langsung mempraktekan di sekolah, kita hitung secara keenomiannya, kebetulan ada ahli roti mitra kami yang ikut membantu memberikan tips dan ilmunya bagi siswa,” papar dia.
Tak ayal, selain lezat sesuai rasa, harga yang mereka jual pun terbilang terjangkau saat dijajakan ke tangan konsumen. “Untuk roti unyil Emi jual Rp 1.500 per biji, roti kasur Rp 15 ribu, roti gulung Rp 40 ribu tergantung rasa, serta roti bagelen yang dijual per ons Rp 12 ribu,” paparnya.
Selain jurusan APHP, SMK Korporasi Garut juga memiliki jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Holtikultuura (ATPH) yang diperuntukan bagi siswa didik yang hobi bercocok tanam.
“Jika AGPH lebih banyak praktek hasil produk agro di dalam lapangan, siswa jurusan ATPH justru siap panas-panasan di ladang pangan untuk belajar bercocok tanam menjadi pengusaha pertanian,” kata dia bangga.