Istilah FOMO Trending Gegera Konser BLACKPINK, Ini Pengertian dan Tips Menghindarinya

Apa itu FOMO? Kata FOMO trending di Twitter usai konser Blackpink digelar di Jakarta.

oleh Diviya Agatha diperbarui 15 Mar 2023, 13:52 WIB
Warganet ramai bicarakan FOMO usai konser Blackpink di GBK, Jakarta Pusat sukses digelar. ( Zulfa Ayu Sundari/ Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Sejak kemarin, istilah FOMO atau Fear of Missing Out trending di jagat maya. Kata ini banyak dicuit oleh warganet Twitter usai konser Blackpink sukses digelar dua hari berturut-turut di Gelora Bung Karno, Jakarta.

Ternyata warganet berpendapat banyak yang menonton konser Blackpink di Jakarta hanya perkara FOMO. Hal itu lantaran beberapa public figure yang menonton konser tersebut diketahui tidak menggemari Blackpink sebelumnya.

Lantas, apa itu FOMO?

Mengutip laman Forbes, Rabu (15/3/2023), World Journal of Clinical Cases menyebutkan bahwa FOMO berarti takut ketinggalan. Istilah ini mulai populer sejak 2004 lalu.

"Psikolog banyak mulai menggunakan istilah FOMO pada awal tahun 2000-an untuk menggambarkan fenomena terkait penggunaan situs jejaring sosial. Ini mendapatkan perhatian yang lebih besar selama bertahun-tahun karena kehadiran media sosial telah meningkat," ujar instruktur psikologi di Harvard sekaligus pendiri Priority Wellness Group, Natalie Christine Dattilo.

"FOMO mencakup persepsi ketertinggalan yang memicu kecemasan, dan perilaku kompulsif. Seperti terus melihat situs jejaring sosial, untuk menjaga hubungan sosial," tambahnya.

Dalam kasus ini, FOMO konser Blackpink memang bisa menjadi salah satunya.

Ini Pengertian FOMO, Merasa Tersisih dari Apa yang Lagi Hits

Pendapat lain diungkapkan oleh psikolog sosial dan profesor di Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Oklahoma, Erin Vogel. Menurutnya, media sosial sendiri bukan satu-satunya penyebab FOMO muncul. 

"Misalnya, Anda mungkin mendapat undangan ke pesta akhir pekan yang sebenarnya tidak ingin Anda hadiri, tetapi tetap pergi karena Anda tidak ingin merasa tersisih ketika teman Anda membicarakannya pada hari Senin," kata Vogel.

"Media sosial memfasilitasi FOMO, tetapi orang selalu mengalaminya.”


Penyebab FOMO dan Sederet Gejalanya

Warganet ramai bicarakan FOMO usai konser Blackpink di GBK, Jakarta Pusat sukses digelar. (Nizar Zulmi/Fimela.com)

Natalie mengungkapkan bahwa terlepas dari apapun yang dapat membuat seseorang merasa FOMO, ada beberapa penyebab yang lebih umum dibaliknya. Berikut diantaranya penyebab umum dibalik FOMO.

  • Tidak memahami lelucon orang dalam yang ditertawakan orang lain
  • Tidak dipilih untuk tim
  • Tidak diundang ke suatu acara
  • Kehilangan penawaran bagus

FOMO juga bisa menyangkut perasaan terasingkan karena tidak bisa ikut memahami percakapan yang sedang ramai dibicarakan.

Sedangkan untuk gejalanya, meskipun FOMO bukan kondisi yang dapat didiagnosis, ada gejala spesifik yang bisa dijelaskan menurut laporan di Technological Forecasting and Social Change. Gejala FOMO dapat meliputi hal-hal sebagai berikut.

  • Secara obsesif memeriksa media sosial untuk melihat apa yang dilakukan orang lain
  • Mengalami perasaan negatif saat membandingkan kehidupan seseorang dengan apa yang tampaknya dilakukan orang lain di media sosial
  • Merasa lelah secara mental dari media sosial

Tips Menghindari FOMO, Salah Satunya karena Konser Blackpink

Warganet ramai bicarakan FOMO usai konser Blackpink di GBK, Jakarta Pusat sukses digelar. ( Zulfa Ayu Sundari/ Liputan6.com)

Mengutip laman VerywellMind, penelitian menunjukkan bahwa rasa takut ketinggalan dapat berasal dari ketidakbahagiaan dan ketidakpuasan dengan kehidupan. Perasaan tersebut dapat mendorong seseorang ke penggunaan media sosial yang lebih besar.

Pada gilirannya, keterlibatan yang lebih besar dengan media sosial dapat membuat kita merasa lebih buruk tentang diri kita dan hidup kita, bukan lebih baik. Sehingga, berikut beberapa diantaranya tips menghindari FOMO:

  1. Mengubah Fokus
  2. Mengurangi Penggunaan Media Sosial
  3. Mencari Koneksi Nyata

Berikut penjelasannya satu per satu:

Pertama, mengubah fokus. Daripada berfokus pada kekurangan, cobalah perhatikan apa yang Anda miliki.

Ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan di media sosial, di mana kita mungkin dibombardir dengan gambar-gambar tentang hal-hal yang tidak kita miliki, tetapi cara satu ini tetap bisa dilakukan.

Anda dapat mengikuti orang-orang yang lebih positif di media sosial. Hindari mengikuti orang yang cenderung menyombongkan diri atau tidak mendukung Anda.


Detoksifikasi Digital, Tips Menghindari FOMO

Warganet ramai bicarakan FOMO usai konser Blackpink di GBK, Jakarta Pusat sukses digelar. (Foto: Zulfa Ayu/ Liputan6.com)

Kedua, menghabiskan terlalu banyak waktu di ponsel atau aplikasi media sosial dapat meningkatkan FOMO. Sehingga mengurangi penggunaan Anda, atau bahkan melakukan detoksifikasi digital dapat membantu Anda lebih fokus pada hidup Anda tanpa membuat perbandingan terus-menerus.

Ketiga, mencari koneksi nyata. Anda mungkin menemukan diri mencari koneksi yang lebih besar ketika merasa tertekan atau cemas, dan ini sehat.

Perasaan kesepian atau pengucilan sebenarnya adalah cara otak memberitahu bahwa kita ingin mencari hubungan yang lebih erat dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki kita. Sayangnya, keterlibatan media sosial tidak selalu merupakan cara untuk mencapai hal ini.

Jadi, daripada mencoba untuk lebih terhubung dengan orang-orang di media sosial, akan lebih baik jika Anda berupaya untuk membangun relasi yang lebih nyata dengan orang secara langsung.

Infografis Konser Musik Pilihan 2023 di Indonesia.  (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya