Liputan6.com, Jakarta - Seperti organ tubuh lainnya, kondisi kulit juga dapat berubah ketika terjadi perubahan pola makan dan gaya hidup, terkhusus saat puasa Ramadhan ini.
Menurut dokter spesialis dermatologi Venereologi Estetika Suksmagita Pratidina, ada beberapa masalah kulit seperti kulit kering dan kusam yang dapat dialami ketika puasa. Khususnya pada kulit wanita, mengingat hormon wanita berbeda dengan laki-laki.
Advertisement
Hormon wanita yang biasanya berpengaruh pada efek kulit adalah estrogen, progesteron, dan androgen. Sementara itu, hormon yang dominan pada laki-laki hanyalah testosteron.
Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) itu menjelaskan bahwa ada perbedaan fungsi antara ketiga hormon pada wanita tersebut. Perbedaan terdapat pada hormon progesteron dan androgen yang memiliki sedikit fungsi.
Berdasarkan penjelasannya, estrogen memiliki fungsi stimulasi kolagen, hidrasi kulit, regenerasi kulit, dan sebagai penjaga kulit terluar atau barrier.
“Progesteron dan androgen memiliki fungsi yang lebih sedikit, yaitu menstimulasi produksi minyak atau sebum,” jelas dokter yang melayani di Rumah Sakit Pondok Indah tersebut.
Pada bulan puasa, kurangnya asupan cairan menyebabkan kulit wanita menjadi lebih kasar dan sensitif karena kurang terhidrasi.
Dokter yang akrab dipanggil Gita tersebut memaparkan, masalah kulit kering, dehidrasi, dan wajah kusam juga dapat terjadi. Hal ini disebabkan oleh pola istirahat dan tidur yang berubah menjadi lebih sedikit pada bulan puasa.
Hidrasi dan Proteksi Kulit pada Bulan Puasa
Hal yang paling penting dilakukan untuk menjaga kulit selama puasa adalah hidrasi dan proteksi. “Menjelang bulan puasa ini, kita coba untuk review skincare kita sendiri,” kata Gita.
Hidrasi dan proteksi dapat dilakukan dengan mengubah kebiasaan mengaplikasikan skincare. Untuk hidrasi, dapat dilakukan dengan memilih moisturizer (pelembab) yang mengandung hyaluronic acid, glycerin, ceramides, gluconolatoctone, dan lactobionic acid.
Selain itu, kombinasi antioksidan dan vitamin bagi kulit juga dibutuhkan.
Kemudian, untuk proteksi, wanita disarankan tetap menggunakan sunscreen (tabir surya) dengan cara mengaplikasikan ulang setiap 3–4 jam.
“Dengan kondisi kulit kita yang kering dan sensitif (selama bulan puasa), jika kita perbaiki dengan kita mengubah jenis skincare-nya, tentunya akan membuat kulitnya menjadi lebih nyaman selama bulan Ramadhan,” tuturnya.
Advertisement
Perawatan yang Harus Dihindari
Menurutnya, berpuasa tidak harus menjadi halangan untuk wanita melakukan perawatan kulit dengan cara yang benar.
“Treatment tetap kita butuhkan, cuman dengan regimen dan strategi yang berbeda,” ia menambahkan.
Salah satu caranya ialah dengan menghindari treatment yang membutuhkan downtime yang lama. Ia menjelaskan, masa downtime merupakan fase ketika kulit sedang melakukan perbaikan untuk membentuk sel-sel baru.
Masa downtime yang lama membuat regenerasi kulit lebih lambat, sehingga lambatnya regenerasi ditambah kurangnya asupan cairan pada bulan puasa dapat memperburuk kondisi kulit.
Selain itu, Gita juga merekomendasikan untuk menghindari skincare berkonsentrasi tinggi agar kulit jauh dari iritasi.
“Apabila kita berhasil untuk membuat kulit kita lebih sehat, kita bisa juga berhasil mencegah dampak di kemudian hari yang lebih lanjut,” jelasnya.