Demi Kemenangan di Pilpres 2024, PKS Legowo Cawapres Anies Baswedan dari Luar Koalisi Perubahan

Kepala Departemen Politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nabil Ahmad Fauzi mengatakan bahwa partainya bakal legowo jika calon wakil presiden (cawapres) pilihan Anies Baswedan merupakan tokoh yang berasal dari luar Koalisi Perubahan (NasDem, PKS, Demokrat).

oleh Winda Nelfira diperbarui 15 Mar 2023, 21:14 WIB
Presiden PKS Ahmad Syaikhu menyematkan peci kepada mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan (kanan) sebagai tanda dukungan sebagai bakal calon presiden 2024-2029 usai pembacaan hasil keputusan Musyawarah Majelis Syuro VIII PKS di Jakarta, Kamis (23/2/2023). PKS secara resmi mendukung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden tahun 2024-2029. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Departemen Politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nabil Ahmad Fauzi mengatakan bahwa partainya bakal legowo jika calon wakil presiden (cawapres) pilihan Anies Baswedan merupakan tokoh yang berasal dari luar Koalisi Perubahan (NasDem, PKS, Demokrat).

Hal ini disampaikan Nabil saat ditemui usai diskusi Lembaga Survei KedaiKOPI bertajuk OTW 2024: Emang Bisa Pemilu Gembira, di Grand Cemara Hotel, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (15/3/2023).

"Yakinlah, cawapres itu kadang-kadang element of surprise lebih besar daripada tokoh yang beredar. Bisa saja dari luar koalisi, sejauh untuk menopang kemenangan," kata Nabil.

Menurut Nabil, sosok cawapres yang mendampingi Anies harus dapat menyumbang kemenangan di pemilihan presiden (pilpres) 2024. Hal itu, kata Nabil menjadi poin utama yang dilihat parpol koalisi.

"Cawapres ini harus menyumbang kemenangan. Itu dulu faktor penting dalam kontestasi. Baru setelah jadi, dia akan menopang kinerja," kata Nabil.

Kendati demikian, Nabil menyebut, masing-masing parpol dalam poros Koalisi Perubahan berhak menawarkan satu nama sebagai cawapres untuk mendampingi Anies. Pasalnya, kata dia, tiap parpol punya kriteria cawapres yang berbeda.

"Kalau nama, tentu kita boleh sebut masing-masing. Kita hormati Demokrat masih menyodorkan AHY. Beredar nama lain, masing-masing silakan tawarkan nama, tetapi kita fokus pada kriteria, sambil tunggu momentum," jelas dia.

Lebih lanjut, Nabil tak menampik jika Anies sendiri pasti sudah mendata nama-nama tokoh potensial. Meskipun demikian, Nabil menyebut internal Koalisi Perubahan masih melihat perkembangan koalisi parpol peserta pemilu lainnya.

"Kalaupun Anies sudah ada beberapa kandidat potensial, kami meyakini. Kalau di internal tentu mendengar masing-masing koalisi, sementara faktor eksternal dia akan tetap menyimpan dan menunggu. Kira-kira siapa dulu nih," kata dia.


Saling Tunggu Deklarasi Capres-Cawapres dari Partai Lain

Kepala Departemen Politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nabil Ahmad Fauzi. (Foto: Winda Nelfira/Liputan6)

Tidak dapat dipungkiri saling tunggu deklarasi capres-cawapres antarkoalisi rival bakal terjadi. Berkaca ketika pilpres 2019 nama Sandiaga Uno akhirnya keluar sebagai calon wakil presiden yang mendampingi Prabowo Subianto di menit terakhir.

Maka itu, Koalisi Perubahan tidak tertutup kemungkinan menunggu calon yang akan diusung oleh koalisi lain, salah satunya faktor PDIP.

Faktor siapa yang akan dicalonkan PDIP bakal memengaruhi konfigurasi calon presiden dan calon wakil yang diusung Koalisi Perubahan.

"PDIP tentu dia faktor yang paling sangat menentukan. Semua pasti, saya yakin juga akan menunggu langkah PDIP," kata Nabil.

Nabil mengatakan, penentuan cawapres akan menjadi elemen kejutan. Tinggal bagaimana momentum politik untuk mendeklarasikan calon wakil presiden yang akan mendampingi Anies Baswedan.

Faktor yang akan dilihat adalah siapa yang akan berlaga di gelanggang pertarungan pilpres 2024. Sehingga, penentuan calon wakil presiden tidak hanya variabel ketokohan semata.

"Kita sudah sepakat capresnya siapa, tapi kadang-kadang faktor cawapres itu salah satu faktor yang kita harus lihat juga, karena kita harus tahu juga lapangannya seperti apa, yang akan turun di dalam lapangan itu siapa. Yang jelas, variabel itu tidak pernah tunggal dalam penentuan cawapres," Nabil menjelaskan.

"Ketika nanti koalisi teman-teman lain PDIP sudah mengumumkan calon, atau partai lain mengumumkan calon, KIB, Gerindra, itu harus direspons oleh setiap parpol dan koalisi, termasuk kami di Koalisi Perubahan," ujar Nabil.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya