Liputan6.com, Jakarta - Sebentar lagi umat Islam akan memasuki bulan Ramadhan, sebuah bulan suci dengan keutamaan dan berkah yang tak terhingga.
Bulan Ramadhan selalu disambut dengan suka cita. Pun, ketika dunia tengah menghadapi pandemi Covid-19.
Dua tahun lalu, pada awal wabah Covid-19, umat Islam tetap bergembira di tengah Ramadhan, meski semua aktivitas dibatasi. Itu termasuk sholat tarawih yang dianjurkan dilakukan di rumah masing-masing.
Pandemi Covid-19 memang berpengaruh terhadap ingar bingar Ramadhan. Namun, di sisi lain, Covid-19 membuat Ramadhan 2020 lalu menjadi lebih khusuk.
Baca Juga
Advertisement
Sayangnya, kekhusukan bulan Ramadhan itu diganggu dengan isu munculnya dukhan. Dukhan mahfum diketahui sebagai tanda kiamat.
Dukhan adalah bahasa Arab untuk menyebut kabut. Dukhan memang disebut Rasulullah SAW sebagai tanda kiamat. Bahkan, Dukhan menjadi tanda pertama yang disebut Nabi, dari 10 tanda kiamat dalam sebuah hadis.
Kala itu, beredar viral bahwa dukhan akan muncul pada 15 Ramadhan. Sontak, banyak yang ketakutan karena situasi yang mencekam seturut wabah Covid-19.
Banyak pula yang lantas mengaitkannya dengan wabah penyakit, kematian mendadak, yang juga merupakan tanda-tanda kiamat.
Untungnya sejumlah pemuka agama secepatnya buka suara memberikan klarifikasi. Para ulama ini memastikan bahwa dukhan pada 15 Ramadhan dipastikan hoaks alias kabar palsu.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Klarifikasi Sekjen MUI Soal Dukhan 15 Ramadhan
Kala itu, Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas mengatakan fenomena dukhan (bahasa Arab: kabut/asap tebal) sebagai petanda hari akhir yang disebut-sebut pada 15 Ramadhan Hijriah, Jumat (8/5), sejatinya tidak dapat dibenarkan karena waktu pasti kiamat hanya Allah SWT yang tahu.
"Menurut saya, yang tahu kapan kiamat itu akan tiba hanya Tuhan saja yang tahu. Nabi Muhammad SAW punyang dicintai dan disayangi oleh Allah SWT tidak dikasih tahu oleh-Nya," kata Buya Anwar, kala itu, dikutip dari Antara, Rabu (15/3/2023).
Secara substansial, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu mengajak umat Islam dan masyarakat untuk selalu mempersiapkan diri dengan amalan baik. Sehingga kapanpun kiamat itu terjadi akan siap karena tidakada petunjuk tanggal pasti hari akhir.
Umat Islam, kata dia, selalu mengimani jika kiamat memiliki dua jenis yaitu kiamat kecil dan kiamat besar.
Kiamat besar adalah hari akhir sesungguhnya, sementara kiamat kecil itu sebagaimana kematian dari masing-masing individu manusia.
"Oleh karena itu, yang penting bagi kita lakukan adalah bagaimana kita bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi kiamat kecil yaitu kematian dari diri kita masing-masing," katanya.
Maka dari itu, Anwar mengajak umat dan masyarakat untuk tidak panik dengan viralnya soal dukhan serta terus fokus dengan perbaikan diri dan melakukan segala urusan secara seimbang.
Advertisement
Tentang Dukhan
"Kiamat itu urusan Allah dan bukan urusan kita. Jadi mari kita urusi apa yang menjadi tugas kita dan jangankita urusi apa yang menjadi urusan Allah," katanya.
Adapun kabar mengenai dukhan sebagai salah satu tanda akan datangnya hari akhir, yang belakangan viral di media sosial sejumlah ulama memiliki pendapat yang berbeda-beda tentang dukhan.
Pertama, sebagian menyebut itu sebagai salah satu tanda hari kiamat yang belum terjadi.
Kedua, dukhan adalah khayalan yang menimpa kaum Quraisy ketika mereka mengalami kelaparan ekstrem atas doa Nabi SAW.
Ketiga, dukhan adalah debu yang mengepul di hari kemenangan kaum Muslimin atas kota Mekkah sehingga materi kecil itu menutupi langit.
Sementara itu, ada anggapan umum terdapatnya hadis Nabi SAW bahwa dukhan merupakan kabut asap yang gelap, tebal, tidak ada oksigen dan panas sehingga memicu bumi gelap gulita yang erat kaitan dengan tanda datangnya hari kiamat.
Sejumlah ulama berpendapat hadis tersebut tidak memiliki riwayat perawi yang baik dan secara substansi tidak tepat sehingga kebenarannya disangsikan.
Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) juga menyebut asteorid yang akan melintasi bumi pada Jumat (8/5) berkategori aman dan tidak membahayakan bumi. Dengan begitu, hal itu tidak dapat dikaitkan dengan kebenaran informasi dukhan terjadi pada 15 Ramadhan 1441 Hijriah.
Tim Rembulan