Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin menjamu Presiden Suriah Bashar Al-Assad di Kremlin pada Rabu (15/3/2023). Keduanya dilaporkan menggelar pembicaraan yang berfokus pada pembangunan kembali Suriah dan upaya untuk menstabilkan wilayah tersebut.
Tatap muka Putin dan Assad berlangsung pada peringatan 12 tahun pemberontakan Suriah yang kemudian berubah menjadi perang sipil.
Advertisement
Rusia telah melakukan kampanye militer di Suriah sejak September 2015, bersama dengan Iran untuk mendukung pemerintah Assad memerangi kelompok oposisi bersenjata dan merebut kembali kendali atas sebagian besar negara.
Sementara Rusia sekarang memusatkan sebagian besar sumber daya militernya di Ukraina, Moskow tetap mempertahankan pijakan militernya di Suriah dan menempatkan sejumlah pesawat tempur dan pasukan di pangkalannya di sana.
"Meskipun Rusia sekarang juga melakukan operasi khusus, posisinya tetap tidak berubah," kata Assad seperti dilansir AP, Kamis (16/3/2023), menggunakan istilah 'operasi militer khusus' atas Perang Ukraina.
Putin dan Assad terlibat dua putaran pembicaraan. Pertama melibatkan pejabat senior, sementara yang kedua merupakan pertemuan empat mata.
Menteri pertahanan Rusia dan Suriah disebut juga menggelar pertemuan secara terpisah untuk membahas kerja sama militer.
Kantor Assad men-twit bahwa kedua pemimpin membahas kerja sama dalam berbagai bentuk di arena regional dan internasional. Selain itu, Assad juga memperbarui posisi Suriah dalam mendukung hak Rusia mempertahankan keamanan nasionalnya.
Dukungan Rusia untuk Suriah
Rusia telah memberikan dukungan politik yang kuat kepada Assad, termasuk membantu memperbaiki hubungan pemerintahnya dengan kekuatan regional.
Sejumlah negara Arab yang sebelumnya menunjukkan permusuhan terhadap pemerintahan Assad disebut telah mengirim bantuan pasca gempa 6 Februari 2023, yang menewaskan lebih dari 6.000 orang di Suriah.
Sebagai bagian dari pemulihan hubungan yang sedang berlangsung, para menteri luar negeri Mesir dan Yordania baru-baru ini melakukan kunjungan perdana mereka ke Damaskus sejak konflik dimulai pada Maret 2011. Keduanya dilaporkan bertemu dengan Assad.
Pada Rabu, Assad juga berterima kasih kepada Putin karena mengirim tim penyelamat dan melibatkan militernya yang berbasis di Suriah untuk melakukan upaya penyelamatan pasca gempa.
Sebelum gempa, Rusia dikabarkan telah memediasi pembicaraan antara Turki dan Suriah.
Turki selama ini mendukung kelompok oposisi bersenjata Suriah yang telah berusaha untuk menggulingkan pemerintah Assad selama perang sipil, yang menewaskan hampir 500.000 orang dan menggeser setengah dari populasi negara itu sebelum perang. Sementara itu, Suriah menuntut agar Turki menarik diri dari kantong yang dikendalikannya di Suriah barat laut demi menormalkan hubungan kedua negara.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov yang sebelumnya ditanya apakah pertemuan Putin dan Assad mencakup pembahasan pemulihan hubungan Suriah-Turki menjawab, "Masalah hubungan Suriah-Turki tidak diragukan lagi akan menjadi bagian dari agenda pembicaraan."
Advertisement