Bursa Asia-Pasifik Terjungkal Kasus Credit Suisse Tambah Ketakutan Perbankan

Saham Credit Suisse jatuh ke level terendah baru sepanjang masa untuk hari kedua berturut-turut setelah investor mengesampingkan bantuan lebih lanjut.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 16 Mar 2023, 09:00 WIB
Sebuah jalan tercermin di gedung perkantoran yang memuat papan kutipan elektronik yang menampilkan angka-angka Indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo di Tokyo.Behrouz MEHRI / AFP

Liputan6.com, Jakarta Pasar Asia-Pasifik melemah imbas gejolak di sektor keuangan terutama yang menimpa Credit Suisse menambah kekhawatiran industri perbankan di wilayah tersebut.

Saham Credit Suisse jatuh ke level terendah baru sepanjang masa untuk hari kedua berturut-turut setelah investor mengesampingkan bantuan lebih lanjut.

Sementara di Bursa Asia Pasifik, Kamis (16/3/2023), Topix Jepang turun 2,27 persen memimpin penurunan di wilayah tersebut karena negara melihat data perdagangan pada Februari lebih rendah dari yang diharapkan. 

Sementara indeks Nikkei 225 turun 1,93 persen. Di Australia, indeks S&P/ASX 200 anjlok 1,83 persen terseret sektor pertambangan dan perbankan.

Investor kemudian juga akan mencerna lebih lanjut angka pengangguran yang bisa berdampak ke perekonomian. Kospi Korea Selatan juga turun 1,06 persen dan Kosdaq turun 1,05 persen.

Sebelumnya, indeks utama Wallstreet sebagian besar melemah, dengan Dow Jones Industrial Average turun 0,9 persen dan S&P 500 turun 0,7 persen. Nasdaq Composite menambah keuntungan kecil hanya menguat 0,05 persen.

Di sisi lain, Defisit perdagangan Jepang melebar menjadi 897,7 miliar yen (USD 6,76 juta) pada Februari, naik 26,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Menurut data pemerintah, ekspor di bulan Februari naik 6,5 persen, sementara impor tumbuh 8,3 persen. Ini lebih rendah dari perkiraan yang diajukan oleh para ekonom, yang mengharapkan pertumbuhan ekspor dan impor masing-masing sebesar 7,1 persen dan 12,2 persen.

Khususnya, ekspor Jepang ke Eropa dan AS tumbuh masing-masing 18,6 persen dan 14,9 persen secara tahunan, sementara ekspor ke China turun 10,9 persen.


Wallstreet

Wallstreet

Di Pasar Saham Amerika Serikat, indeks bergerak bervariasi pada penutupan perdagangan. Indeks Dow dan S&P 500 masing-masing turun 0,9 persen dan 0,7 persen. Sementara itu, Nasdaq Composite naik tepat di bawah 0,1 persen.

Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh dipicu kekhawatiran krisis perbankan yang menyebar ke Eropa menekan pasar lebih besar.

Dow berakhir 280,83 poin, atau 0,9 persen lebih rendah menjadi 31.874,57. Sedangkan indeks S&P 500 turun 0,7 persen menjadi 3.891,93.

Sementara Nasdaq menambah keuntungan kecil, naik 0,05 persen menjadi 11.434,05. Rata-rata utama mengakhiri hari jauh dari posisi terendah sesi mereka. Dow pada satu titik sempat turun 725 poin, dan S&P 500 menyerahkan semua kenaikannya di tahun 2023.

Melansir laman CNBC, Kamis (16/3/2023), indeks menguat kembali pada perdagangan sore menyusul pengumuman dari regulator Swiss bahwa bank sentral negara itu akan memberikan likuiditas Credit Suisse jika diperlukan.

Investor khawatir setelah Saudi National Bank, investor terbesar Credit Suisse, mengatakan tidak dapat memberikan pendanaan lagi.

Berita itu muncul setelah pemberi pinjaman Swiss mengatakan awal pekan ini telah menemukan "kelemahan material tertentu dalam pengendalian internalnya atas pelaporan keuangan" pada 2021 dan 2022. Saham Credit Suisse yang terdaftar di AS ditutup hampir 14 persen lebih rendah.

 

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya