Korea Utara Tembakkan Rudal Jarak Jauh Jelang Pertemuan Presiden Korea Selatan dan PM Jepang

Peluncuran rudal balistik antarbenua Korea Utara pada Kamis pagi berlangsung di tengah latihan militer bersama antara AS dan Korea Selatan serta menjelang pertemuan pemimpin Jepang dan Korea Selatan di Tokyo.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 16 Mar 2023, 09:29 WIB
Seorang wanita berjalan di depan layar TV yang menunjukkan gambar file peluncuran rudal Korea Utara saat program berita di Stasiun Kereta Api Seoul, Seoul, Korea Selatan, Selasa (14/3/2023). Korea Utara melakukan uji coba menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke arah perairan timurnya pada hari Selasa dalam unjuk kekuatan kedua Pyongyang minggu ini, sehari setelah dimulainya latihan militer AS-Korea Selatan yang dipandang Korea Utara sebagai latihan invasi. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Liputan6.com, Seoul - Korea Utara meluncurkan rudal balistik jarak jauh atau rudal balistik antarbenua (ICBM) pada Kamis (16/3/2023) pagi. Peristiwa tersebut dikonfirmasi para pejabat Jepang dan Korea Selatan.

Kepala staf gabungan Korea Selatan (JSC) mengungkapkan bahwa setidaknya satu rudal balistik tidak dikenal ditembakkan ke perairan timur Semenanjung Korea sekitar pukul 07.10 waktu setempat.

Rudal balistik antarbenua Korea Utara dilaporkan menempuh jarak sekitar 1.000km dan kemungkinan mencapai ketinggian lebih dari 6.000km sebelum jatuh di perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang.

"Militer Korea Selatan mempertahankan postur kesiapan penuh sambil bekerja sama erat dengan Amerika Serikat (AS)," ungkap JCS seperti dilansir CNN.

Kementerian Pertahanan Jepang memperkirakan bahwa rudal jatuh di luar Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Jepang, sekitar 550km di sebelah timur Semenanjung Korea.

Korea Utara terakhir menguji rudal balistik antarbenua pada 18 Februari 2023 dan yang terbaru merupakan peluncuran ICBM keempat dalam waktu kurang dari satu tahun. Sebelumnya, pada Minggu (12/3), Korea Utara menembakkan dua rudal jelajah strategis dari kapal selam dan pada Selasa (14/3), Pyongyang melakukan uji coba rudal balistik jarak pendek.


Bertepatan dengan Latihan Militer Gabungan AS-Korea Selatan

Korea Selatan dan Amerika Serikat menggelar latihan militer bersama di Seungjin, Seoul, Rabu (26/4). Latihan gabungan tersebut diselenggarakan berkenaan dengan spekulasi uji nuklir Pyongyang yang ke-enam. (AFP PHOTO / JUNG Yeon-Je)

Uji coba pada Kamis pagi berlangsung di tengah latihan militer bersama antara AS dan Korea Selatan, Freedom Shield, yang digelar selama 11 hari.

Selain itu, peluncuran rudal juga terjadi jelang pertemuan pemimpin Jepang dan Korea Selatan di Tokyo. Itu merupakan tatap muka perdana antara pemimpin kedua negara dalam 12 tahun terakhir dan dinilai sebagai tonggak penting dalam pengembangan hubungan bilateral.

Kedua sekutu AS di Asia Timur itu memiliki sejarah hubungan yang panjang, yang berasal dari pendudukan kolonial Jepang di Semenanjung Korea seabad yang lalu.

Korea Selatan dan Jepang menormalisasi hubungan pada tahun 1965, tetapi perselisihan historis yang belum terselesaikan tetap memburuk. Di lain sisi, ketidakharmonisan hubungan keduanya memicu kekhawatiran AS yang perlu menghadirkan front untuk melawan Korea Utara dan China.

"Ada peningkatan kebutuhan bagi Korea Selatan dan Jepang untuk bekerja sama," ujar Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol sebelum bertolak ke Tokyo, mengutip meningkatnya ancaman nuklir dan rudal Korea Utara serta gangguan rantai pasokan global. "Kita tidak bisa membuang waktu dengan membiarkan hubungan Korea Selatan-Jepang yang tegang."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya