Liputan6.com, Jakarta Blue Finance Accelerator (BFA) yang dilaksanakan oleh United Nations Development Program (UNDP) melalui Program Bersama PBB - Accelerating SDGs Investment in Indonesia (ASSIST) dan Asian Development Bank (ADB) telah memilih 12 perusahaan startup dan UKM sektor biru untuk berpartisipasi dalam program akselerator dalam rangka meningkatkan dampak yang selaras dengan SDG bagi ekonomi biru.
"Ke-12 perusahaan tersebut terpilih melalui proses penyaringan yang kompetitif dari 187 aplikasi serta terdiri dari tujuh Startup dan lima UKM," dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (16/3/2023).
Advertisement
Untuk ketujuh Startup dipilih dari berbagai industri termasuk akuakultur atau platform perikanan berkelanjutan dan platform pengelolaan sampah plastik dan limbah. Sementara itu, kelima UKM terpilih berasal dari bisnis jasa akuakultur, penyedia ekowisata berkelanjutan, dan platform pemberdayaan masyarakat pesisir.
Sebagai tambahan, program ini juga menyasar fokus pada pemberdayaan perempuan, 50 persen dari usaha terpilih dipimpin atau dikelola oleh perempuan. Program akselerator juga akan memberikan pelatihan melalui lensa gender yang memperkenalkan peserta dengan praktik untuk mengintegrasikan dan mencapai kesetaraan gender ke dalam aktivitas bisnis.
Startup dan UKM terpilih akan mendapat manfaat dari dukungan yang diberikan oleh tim pakar industri yang berdedikasi. Selama periode enam bulan, program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan mendukung startup serta UKM di sektor biru, meliputi bidang-bidang yang terdiri dari perikanan berkelanjutan, akuakultur, pengelolaan sampah laut, pengurangan polusi plastik, pengelolaan ekosistem dan ketahanan masyarakat pesisir, dan mitigasi serta adaptasi perubahan iklim.
Peserta akan menerima kurikulum dan modul yang disesuaikan, mulai dari akselerasi bisnis hingga manajemen dampak. Melalui pendampingan dan konsultasi individu, tim penasihat dan mentor juga akan mendukung startup dan UKM terpilih selama proses untuk memastikan adanya pertumbuhan bisnis.
Dukung Startup dan UKM terpilih
Program BFA berkomitmen untuk mendukung Startup dan UKM terpilih dengan memberikan peluang paparan dan jaringan yang lebih besar agar mereka dapat terhubung dengan pemain ekosistem lainnya di sektor biru, seperti pakar industri, investor, dan pemerintah.
Mereka juga akan mendapatkan akses lebih luas ke ekosistem kewirausahaan sosial dan investasi berdampak dari UNDP dan jaringan Instellar. Akses ke jaringan tersebut diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan melalui potensi kolaborasi atau peluang investasi.
Selain itu, program ini juga menawarkan kesempatan untuk mendapatkan akses skema pembiayaan campuran.
Setiap tim akan mengikuti fase akselerasi dari bulan Februari hingga Mei dan mendemonstrasikan hasil mentorship pada acara Demo Day di bulan Juni.
Selain didukung oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, BFA juga didukung oleh United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) di bawah Program Bersama ASSIST dan perusahaan konsultan Instellar Indonesia sebagai mitra pelaksana.
Advertisement
Pulihkan Ekonomi, UNDP Indonesia Ajak Milenial Bijak Berinvestasi
United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia mendorong generasi muda agar dapat memulai investasi dengan cara yang bijak dan cerdas. Peningkatan investasi pasalnya diyakini dapat mendongkrak pembangunan ekonomi suatu bangsa dan mempercepat pencapaian agenda SDG atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Head of Communication UNDP Indonesia Tomi Soetjipto mengatakan, tren investasi saat ini telah mencapai perubahan mendasar karena semua orang dapat memilih dan memutuskan instrumen mereka dengan cara yang paling nyaman. Melalui berbagai aplikasi investasi misalnya, semua orang dapat menginvestasikan uang mereka dalam hitungan detik.
Namun demikian, perubahan tersebut tidak dibarengi dengan literasi keuangan tentang bagaimana memilih dengan bijak berdasarkan kredibilitas instrumen keuangan.
Lebih jauh lagi, apakah investasi keuangan tersebut aman serta bermanfaat bagi masyarakat luas juga belum diketahui banyak pihak.
Menurut Tomi, pemerintah Indonesia saat ini telah mengeluarkan berbagai instrumen keuangan yang melibatkan pembiayaan oleh publik, seperti SDGs Bond hingga Green Sukuk.
Instrumen keuangan tersebut, dikatakannya lebih aman dan bermanfaat karena dapat berkontribusi untuk negara, yakni digunakan untuk pembangunan berkelanjutan atau proyek-proyek yang ramah lingkungan, sesuai dengan standar internasional.
“Banyak sekali duit anak muda hilang dengan mudahnya melalui skema investasi yang tidak aman. Sayang sekali, karena kemudahan investasi itu juga mudah juga hilangnya. Jadi, kita bicara bagaimana menarik investasi anak muda itu ke proyek-proyek pembangunan Indonesia,” kata Tomi dalam #SDGTalks: Smart Investment for Smarter Generation, dikutip Rabu (25/5/2022).
Kerja Sama dengan Indonesia
National Project Manager, Assist UNDP Indonesia, Nila Murti mengatakan, pihaknya sejak lama telah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia terkait bagaimana mendorong generasi muda untuk dapat berinvestasi dengan cara bijak dan cerdas.
Salah satunya dengan mendukung Kementerian Keuangan menerbitkan Green Sukuk, yang pada 2018 dikeluarkan oleh pemerintah.
Nila menjelaskan, dukungan UNDP sejak penerbitan SDGs Bond maupun Green Sukuk dikategorikan menjadi tiga pilar. Pertama teknikal sistem, yakni penyusunan framework, pemilihan proyek-proyek yang sesuai dengan kriteria dalam framework, hingga memastikan proyek-proyek yang dibiayai memenuhi kriteria.
Kedua, capacity building, yakni sebagai proses meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan terkait dengan green sukuk maupun lainnya.
“Serta ketiga, campaign dan advokasi. Kita melakukan kampanye terkait risiko dan kesadaran mengenai instrumen pembiayaan kepada generasi muda,” ujar dia.
Advertisement