Liputan6.com, Hongkong -
Saham perbankan di Asia jatuh pada Kamis, menyeret pasar yang lebih luas lebih rendah. Lantaran, masalah di Credit Suisse memicu kekhawatiran bahwa gejolak perbankan menyebar ke seluruh dunia.
Melansir CNN, Kamis (16/3/2023), berita bahwa bank raksasa (megabank) yang terkepung telah menerima tawaran dukungan keuangan dari bank sentral Swiss untuk tetap bertahan telah membatasi kerugian terburuk.
Pemberi pinjaman mengatakan akan meminjam hingga 50 miliar Franc Swiss (USD 53,7 miliar atau Rp 827,19 triliun) dari Bank Nasional Swiss. Investor membuat saham pemberi pinjaman terbesar kedua di Swiss itu jatuh sebesar 30 persen pada Rabu.
Bank menyebut pinjaman itu sebagai tindakan tegas untuk terlebih dahulu memperkuat likuiditasnya.
Indeks Topix Banks Jepang, indeks utama yang melacak pemberi pinjaman Jepang, jatuh sebanyak 6,4 persen di sesi pagi. Hal itu kemudian memangkas beberapa kerugian dan terakhir diperdagangkan 3,7 persen lebih rendah. Indeks telah kehilangan lebih dari 8 persen sejauh minggu ini.
Di Hong Kong, Standard Chartered (SCBFF) tenggelam hampir 4 persen. HSBC Holdings (HSBCPRA) turun 2,5 persen. Bank lokal BOC Hong Kong turun 3,1 persen.
Di Korea Selatan, pemberi pinjaman utama Shinhan Financial Group dan KB Financial Group masing-masing turun 1,2 persen dan 0,5 persen.
“Apa yang kami lihat adalah hilangnya kepercayaan investor di sektor teknologi dan perbankan. Sangat tidak mungkin kekhawatiran ini akan hilang begitu saja dalam waktu dekat,” kata Kepala Ekonom ACY Securities, Clifford Bennett. ACY Securities merupakan broker online yang berbasis di Sydney.
“Terlepas dari neraca, hilangnya kepercayaan investor dan deposan dapat menjatuhkan bank mana pun,” tambahnya.
Pasar Saham
Sebuah jalan tercermin di gedung perkantoran yang memuat papan kutipan elektronik yang menampilkan angka-angka Indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo di Tokyo pada 10 Maret 2022.Behrouz MEHRI / AFP
Japan’s benchmark Nikkei 225 (N225) turun sebanyak 2,2 persen pada awal perdagangan. Itu perdagangan terakhir 0,9 persen lebih rendah. Hang Seng Hong Kong (HSI) turun 1,3 persen. Shanghai Composite China turun tipis 0,4 persen.
Kospi Korea turun sebanyak 1,4 persen, tetapi kemudian membalikkan semua kerugian dan perdagangan terakhir datar.
Won Korea melemah tajam terhadap USD atau dolar AS, turun hampir 1 persen pada perdagangan pagi, karena investor masuk ke mata uang safe-haven tradisional seperti greenback. Yuan Tiongkok juga melemah terhadap dolar, turun 0,1 persen.
Saham perbankan terpukul di Eropa dan New York pada Rabu setelah saham di Credit Suisse jatuh ke rekor terendah baru, yang mengguncang investor yang sudah terhuyung-huyung akibat keruntuhan cepat dua bank AS dalam seminggu.
Advertisement
Tindakan Darurat
Kegagalan bank telah memaksa regulator AS untuk mengambil tindakan darurat pada Minggu untuk melindungi simpanan di kedua pemberi pinjaman, yakni Silicon Valley Bank dan Signature Bank.
“Pasar bisa menjadi berantakan di tengah dampak dari keruntuhan Silicon Valley Bank, di samping ketidakpastian yang sedang berlangsung atas jalur ekonomi global dan suku bunga di masa depan,” kata Kepala ekuitas untuk Asia Pasifik di Fidelity International, Marty Dropkin.
Dia mencatat bahwa perusahaan telah mulai memberikan panduan yang lebih hati-hati. Ada juga peningkatan jumlah pengumuman pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Ini adalah indikasi mencolok bahwa bisnis mulai merasakan tekanan pada margin keuntungan mereka. Kami percaya koreksi pendapatan akan terjadi tahun ini," katanya.