Liputan6.com, Jakarta Sari Yok Koeswoyo hanya bisa mengenang momen indah yang pernah dilalui bersama pamannya, Nomo Koeswoyo. Pasalnya, kini Nomo Koeswoyo telah pergi selamanya bertemu dengan Sang Khalik.
Bagi Sari, almarhum merupakan jagoannya dari keluarga Koeswoyo. Meski begitu, banyak yang menyayangi almarhum karena pribadinya yang senang berkelakar kepada keluarga dan sahabat.
Advertisement
"Om Nomo warrior keluarga Koeswoyo, luar biasa jagoan. Suka bercanda, kadang-kadang bercandanya suka nakutin. Tapi selalu dibawa dengan kelakar," ungkap Sari Yok Koeswoyo, di TPU Jeruk Purut, Jakarta, Kamis (16/3/2023).
"Semua orang menyayangi beliau. Walau kadang-kadang bercandanya suka bikin deg-degan," ujar Sari menambahkan.
Kebiasaan Almarhum Nomo Koeswoyo saat Bercanda
Sari mengungkapkan, ada satu kebiasaan yang menjadi ciri khas almarhum setiap bertemu keponakan-keponakannya. Diakui Sari, mendiang selalu menegur dengan cara menepuk punggung keras-keras.
"Om Nomo itu kalau ketemu ponakannya itu pasti kalau gepuk punggung kencang banget. Kita mau bales kok pakde, jadi cuma, "Hehe iya, baik-baik aja kabarnya"," kenang Sari.
Advertisement
Nomo Koeswoyo Sempat Tersenyum Jelang Meninggal
Sari enggan menceritakan kronologi soal kepergian almarhum. Meski begitu, ia bersyukur kepergian Nomo Koeswoyo cukup mudah, dan sempat meninggalkan senyum saat ajal menjemput.
"Pakde saya, Nomo Koeswoyo sudah berumur, beliau sudah sepuh. Kita semua bersyukur beliau tidak berlama-lama sakit. Jadi kalau ditanya kronologi seperti apa, om Nomo pergi dengan senyum dan mudah," imbuh Sari.
Meninggalnya Nomo Koeswoyo di Usia 85 Tahun
Seperti diberitakan sebelumnya, Nomo Koeswoyo meninggal dunia pada Rabu (15/3/2023), di Magelang, Jawa Tengah, sebelum akhirnya dibawa ke rumah duka di kawasan Lebak bulus, Jakarta Selatan.
Nomo Koeswoyo meninggal dunia di usia 85 tahun. Jenazah Nomo Koeswoyo dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut, Jakarta Selatan. (Liputan6.com/M. Altaf Jauhar)
Advertisement