Skandal Pegawai Standford University yang Mengaku Diperkosa Rekan Kerja 2 Kali, Ternyata Berbohong demi Uang

Pengakuan palsu pegawai kampus Standford soal pemerkosaan itu membuat banyak kerusakan, dari memicu protes ratusan mahasiswa hingga biaya keamanan yang keluar hingga 300 ribu dolar AS.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 16 Mar 2023, 20:02 WIB
Suasana kampus Standford University tempat kerja karyawan yang berbohong telah diperkosa rekan kerja. (dok. Instagram @standford/https://www.instagram.com/p/CniesIltxWB/?hl=en/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pegawai Standford University mengaku telah diperkosa di kampus tersebut dua kali oleh rekan kerjanya secara brutal. Pengakuan Jennifer Gries (25), nama perempuan tersebut, ternyata terbukti palsu. Ia berbohong sebagai bagian skema membalas dendam sekaligus mendapatkan uang.

Jaksa Wilayah Santa Clara mengumumkan pada Rabu, 15 Maret 2023, bahwa Gries menghadapi tudingan sumpah palsu dan dakwaan lain atas tuduhan palsu. Pegawai layanan perumahan Standford University itu diduga mencoreng reputasi rekan kerjanya karena dia merasa pria itu menunjukkan "niat palsu" dan "membuat teman-temannya menentangnya", menurut dokumen pengadilan yang diperoleh The Post.

"Bukti menunjukkan bahwa Gries mengarang cerita karena marah pada rekan kerja," kata kantor kejaksaan dalam rilisnya, dikutip dari NY Post, Kamis (16/3/2023).

Gries disebut mengaku kepada perawat forensik pada Agustus 2022 bahwa seorang pria 'kulit hitam, berusia 20an akhir, yang tidak diketahui' dengan tubuh langsing dan tinggi sekitar 6 kaki telah menyerangnya ketika ia menuju ke mobil yang diparkir di garasi kampus. "Dia menangkap kedua lenganku, menjatuhkanku ke tanah. Ia menyuruhkan untuk tidak berteriak," aku Gries kepada penyidik.

Gries menyebut pria itu menyeretnya ke kamar mandi, tempat ia mengaku diperkosa. Pihak kampus lalu mengeluarkan peringatan tentang kejahatan yang menarik perhatian polisi sehingga Gries berhati-hati agar kebohongannya tidak ketahuan.

Dua bulan kemudian, Gries melaporkan bahwa pria kulit hitam yang sama mencengkeram lengannya saat dia kembali ke kantornya dari istirahat makan siang dan menyeretnya ke lemari penyimpanan bawah tanah. Di situ, pria tersebut kembali memperkosanya. Dari kedua kasus tersebut, Gries mendapat uang publik melalui California Victim of Crimes Board, menurut catatan arsip.

 


Kebohongan Picu Protes Ratusan Mahasiswa Standford

Ilustrasi Pemerkosaan, Kekerasan Seksual, Kejahatan Seksual. (Liputan6.com/Rita Ayuningtyas)

Tak jelas banyaknya uang tunai yang diterima Gries, tetapi korban yang memenuhi syarat bisa memperoleh maksimal 70 ribu dolar AS. Namun karena risiko keamanan ekstrem yang ditimbulkan oleh pengakuan Gries, penyelidik memprioritaskan kasus itu dan mendorong langkah-langkah keamanan yang lebih ketat di kampus. Dari situlah diketahui bahwa tidak ada DNA laki-laki terdeteksi pada bagian intim Gries.

Polisi terus mengusut kasus tersebut. Polisi mengeluarkan peringatan elektronik di seluruh kampus, yang memicu ketakutan yang meluas dan protes pada Oktober 2022 oleh ratusan mahasiswa. Mereka berbaris untuk menuntut pejabat universitas berbuat lebih banyak untuk melindungi mahasiswa.

Laporan tersebut memicu kepanikan di seluruh komunitas perguruan tinggi dan membuat para siswa dengan khawatir 'sesuatu yang buruk akan terjadi', kata jaksa penuntut umum (JPU) Jeff Rosen.

Investigasi menemukan Gries menggambarkan seorang rekan kerja laki-laki yang dilaporkan sebagai pelaku pelecehan seksual Maret lalu. Klaim tersebut ditemukan tidak berdasar, dan dia dipindahkan ke lokasi kerja yang berbeda.


Kebohongan Gries Makan Biaya 300 Ribu Dolar AS

Ilustrasi korban pemerkosaan. (dok. unsplash.com/Asnida Riani)

Gries memiliki riwayat berbohong tentang hubungannya dengan pria yang tidak disebutkan namanya dalam dokumen tersebut. Dia memberi tahu seorang rekan kerja bahwa dia menjalin hubungan dengannya, tetapi pacarnya melakukan pelecehan seksual terhadapnya dan meninggalkannya saat hamil anak kembar sebelum dia keguguran. Pengakuan itu dipatahkan oleh catatan medis.

"Tidak bisakah saya membuat hidupnya sendiri seperti neraka," tulis Gries dalam pesan pendek rekan kerjanya tentang dugaan penyerangan. "Saya harus mulai membela diri saya sendiri… Saya sangat kesal… Saya sedang membuat rencana. Dengan begitu dia—memakai celananya selama beberapa hari."

Gries akhirnya mengaku berbohong tentang beberapa pemerkosaan setelah dia dikonfrontasi oleh seorang detektif. Pihak Standford bahkan menghabiskan 300.000 dolar AS untuk menyelidiki kasus tersebut dan mengamankan kampus.

Dia tidak pernah menyebut rekan kerja itu sebagai penyerang palsunya, tetapi Gries menolak untuk mengesampingkannya ketika ditanya langsung. Gries sejak itu telah dibebastugaskan, dan pekerjaannya di kampus sedang ditinjau.

 


Laporan Palsu Kekerasan Seksual Merusak

Ilustrasi kata-kata bijak, pembohong. (Photo by Paweł Czerwiński on Unsplash)

"Laporan palsu ini merusak, baik bagi penyintas sejati kekerasan seksual maupun bagi anggota komunitas kami yang mengalami ketakutan dan kekhawatiran dari laporan tersebut. Kami juga ingin menekankan bahwa laporan palsu dan hasil seperti ini sangat jarang terjadi dalam kasus kekerasan seksual," kata pihak kampus dalam sebuah pernyataan.

"Serangan seksual dan pelanggaran seksual lainnya sayangnya terus terjadi baik di Stanford maupun di masyarakat kita yang lebih luas. Komitmen teguh kami untuk memberikan dukungan penuh kasih bagi para penyintas kekerasan seksual dan untuk mencegah tindakan ini terjadi sejak awal tetap tidak dapat dihentikan."

Gries menulis surat permintaan maaf kepada korbannya. Namun, korbannya menyebut seluruh insiden telah "melukai" dia selama dia merawat ibunya yang sakit, yang telah meninggal dunia.

"Ini menjijikkan. Saya tidak merasa manusia. Saya tidak merasa seperti manusia sama sekali," katanya kepada penyelidik dengan air mata berlinang.

 

Infografis 1 dari 4 Perempuan Mengalami Kekerasan Fisik atau Seksual. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya