Serba-serbi Kencur, Salah Satu Bahan Dasar Jamu Gendong

Proses pembuatan jamu gendong membutuhkan beberapa bahan dasar. Dikutip dari "Jamu Gendong Solusi Sehat Tanpa Obat" yang ditulis Sukini, jamu ada yang berbentuk cairan yang dibuat segar dan langsung disuguhkan kepada konsumen yang dikenal sebagai jamu gendong.

oleh Putu Elmira diperbarui 17 Mar 2023, 05:01 WIB
Ilustrasi kencur. (Bola.com/Aning Jati)

Liputan6.com, Jakarta - Proses pembuatan jamu gendong membutuhkan beberapa bahan dasar. Dikutip dari "Jamu Gendong Solusi Sehat Tanpa Obat" yang ditulis Sukini, jamu ada yang berbentuk cairan yang dibuat segar dan langsung disuguhkan kepada konsumen yang dikenal sebagai jamu gendong.

Di antara berbagai jamu yang dikenal masyarakat, jamu gendong menjadi salah satu jenis jamu yang digemari. Jamu gendong adalah jamu hasil produksi rumahan.

Jamu ini dipasarkan dengan cara memasukkannya ke dalam botol-botol. Kemudian, botol-botol ini disusun di dalam bakul.

Selanjutnya, penjual jamu akan menggendong bakul tersebut ketika berjualan. Itulah sebabnya, jamu ini dikenal sebagai jamu gendong.

Penjual jamu gendong menjajakan dagangannya dengan cara berkeliling setiap hari. Penjual jamu gendong kebanyakan adalah perempuan.

Hal ini karena dahulu tenaga laki-laki lebih diperlukan untuk bidang pertanian. Cara berjualan dengan menggendong barang dagangan ini menjadi sesuatu yang menarik.

Menggendong dengan kain panjang, baik kain batik maupun lurik merupakan salah satu ciri khas perempuan Jawa ketika membawa sesuatu.

Para perempuan Jawa, khusus pada zaman dahulu atau di daerah pedesaan, juga membawa aneka barang dengan cara menggendongnya, seperti membawa kayu bakar, air di dalam jeriken, bahan-bahan pangan, dan hasil pertanian.

Jamu gendong dibuat dari bahan-bahan alami, yaitu dari tanaman yang berkhasiat sebagai obat. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat jamu gendong ada yang berupa tanaman segar, ada pula yang berupa bahan baku kering.

 

Seputar Kencur

Ilustrasi membuat minuman, jamu tradisional. (Photo by Katherine Hanlon on Unsplash)

Di antara sekian banyak bahan jamu, ada tujuh bahan yang wajib ada. Ketujuh bahan dasar yang wajib digunakan para peracik jamu gendong tersebut adalah kunyit, kencur, kedawung, cengkih, kayu manis, jahe, dan kapulaga.

Ketujuh bahan dasar tersebut memiliki manfaat khusus, yaitu menjaga agar jamu yang dibuat bersifat ramah pada saluran pencernaan dan memberikan cita rasa pada jamu. Jika jamu yang diminum mengandung bahan dasar tersebut, tidak akan sakit perut walaupun meminumnya sebelum makan.

Sementara, kencur (Kaempferia galanga L.) merupakan salah satu jenis tanaman obat. Tanaman ini diperkirakan berasal dari India.

Tumbuhan kencur tumbuh baik pada musim hujan. Kencur dapat ditanam di dalam pot atau di kebun yang cukup sinar matahari, tidak terlalu basah, dan setengah ternaungi. Bagian tanaman kencur yang dimanfaatkan adalah rimpangnya.

Kencur memiliki aroma sedap yang sangat khas. Rasanya sedikit pedas. Di Indonesia, kencur dimanfaatkan secara luas sebagai bumbu masak.


Manfaat Kencur

Ilustrasi jamu. (Liputan6.com/Zulfikar)

Banyak masakan tradisional Indonesia menggunakan kencur sebagai salah satu bumbunya, seperti sambal pecel dan sambal urap sayur. Kencur juga menjadi bahan penting dalam pembuatan obat herbal, termasuk jamu gendong. Salah satu jenis jamu berbahan kencur yang sangat terkenal adalah jamu beras kencur.

Kencur dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional atau jamu karena memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Manfaat kencur untuk kesehatan, antara lain sebagai obat masuk angin, radang lambung, keseleo, perutmulas, batuk, diare, dan menghilangkan darah kotor.

Sementara itu, diyakini bahwa tradisi meracik dan meminum jamu telah ada sejak ratusan tahun silam pada masa kerajaan Hindu dan Buddha. Seiring zaman berganti, orang-orang keraton mulai mengenalkan jamu kepada masyarakat luas.

Pengenalan jamu keluar keraton diperkirakan sudah terjadi di periode akhir Kerajaan Majapahit. Kemudian, tradisi berlanjut pada masa kerajaan-kerajaan setelahnya dan terus berjalan hingga pada masa Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta.

 


Asal-usul Jamu

ilustrasi jamu Indonesia. (Dok: Pexels)

Dulu, jamu hanya dibuat oleh orang-orang yang dianggap mempunyai kekuatan spiritual, seperti wiku atau dukun. Pada masa itu, praktik-praktik pengobatan banyak dilakukan oleh wiku. Para wiku ini umumnya mengobati menggunakan ramuan jamu dan doa-doa.

Para wiku sering kali mengirimkan jamu racikannya kepada orang-orang yang membutuhkan atau berdasarkan pesanan. Saat itu, jamu dikirimkan melalui para laki-laki yang menjadi utusan. Sementara, penjualan jamu dengan cara digendong diperkirakan telah dimulai pada masa Kerajaan Mataram Islam.

Seiring waktu, permintaan terhadap jamu kian meningkat sehingga pengirimannya ke berbagai tempat pun dilakukan teratur. Sampai akhirnya, penjualan jamu ke desa-desa terus berkembang. Pada perkembangan selanjutnya, banyak orang berjualan jamu secara berkeliling, baik laki-laki maupun perempuan.

Jamu gendong terdiri atas beragam jenis. Masing-masing dibuat menggunakan bahan-bahan tertentu, memiliki cita rasa yang khas, dan mempunyai manfaat khusus. Di antara beragam jamu gendong, delapan di antaranya adalah jenis yang kehadirannya seolah menjadi keharusan.

Setiap penjual jamu gendong pasti menjualnya. Kedelapan jenis jamu gendong tersebut adalah kunyit asam, beras kencur, cabe puyang, pahitan, kunci suruh, kudu laos, uyup-uyup atau gepyokan, dansinom.

Infografis jamu populer di Indonesia. (Dok: Liputan6.com Tim Grafis)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya