Liputan6.com, Jakarta - Kemajuan teknologi dan perkembangan media sosial tak selalu memiliki sisi negatif. Ada juga sisi positif yang bisa diambil. Buktinya, banyak lahan pekerjaan atau profesi baru yang bermunculan, yang mungkin tak pernah terpikirkan sebelumnya.
Faarnadine atau Nadine misalnya, yang sudah 6 tahun terakhir menjalani profesi sebagai food vlogger. Awalnya, ia tidak menyangka hobi makannya justru mendatangkan cuan. Sambil menyelam minum air, begitu kata pepatah bilang.
Advertisement
"Enggak menyangka. Awalnya cuma iseng doang lagi makan apa, foto terus upload. Ternyata banyak yang suka. lalu coba-coba rekam video, ternyata makin banyak yang suka, jadinya lanjut jadi food vlogger," kata Nadine di peluncuran menu spesial kolaborasi Khong Guan X Pan & co, di Grand Metropolitan Mal Bekasi, Jawa Barat, Kamis (16/3/2023).
"Buat yang hobi makan, dapat makannya iya, finansialnya iya. Apalagi buat yang suka makan, kan bisa sekalian hobi dan menguntungkan," tambahnya.
Naik Berat Badan
Ada suka ada juga duka. Begitu pun dengan Nadine dalam menjalankan profesinya sebagai food vlogger. Setidaknya, ia harus mengontrol makanan yang dikonsumsi dan rutin berolahraga, untuk menjaga bobotnya.
Selama menjadi food vlogger, Nadine mengaku mengalami kenaikan berat badan hingga 20 kilogram. "Jadi harus lebih kontrol makan sih. Karena dari aku mulai (jadi food vlogger) sampai sekarang, naiknya (berat badan) udah banyak banget karena makan terus. Ya mulai rajin olahraga sama makannya jangan kalap," tuturnya lalu terseyum.
Advertisement
Marie Mochi Frappe dan Marie Suprise Pancake
Dalam aksinya, Nadine mereview menu minuman Marie Mochi Frappe dan juga Marie Suprise Pancake. Ia menilai, kedua makanan tersebut sangat cocok menjadi pilihan menu berbuka puasa di bulan Ramadan, yang sebentar lagi akan dijalani seluruh umat Muslim di seluruh dunia.
"Enak, manis, dia banyak crumble dari Marie ini, jadi ada teksturnya. Manisnya juga pas, enggak kemanisan. Cocok banget buat buka puas. Karena biasanya buka puasa kan kita berbuka dengan yang manis-manis ya, jadi pas banget," terangnya.
Segmen Anak Muda
Desy Wijayanti selaku Head of Marketing Khong Guan menyadari, food vlogger atau influencer memberi dampak bagi para produsen makanan. Sebagai biskuit legendaris, ia ingin produk ini bisa masuk ke segmen anak muda. Itu sebabnya mereka berkolaborasi dengan Pan & co yang memiliki segmen milenial dan generasi Z.
"Memang sekarang masanya digital, dimana masanya influencer dan food vloger. Pan & co segmennya juga banyak anak muda. Jadi kita memang mencoba masuk ke generasi yang lebih muda. Kebetulan ini mau Ramadan, jadi pas buat menu berbuka," pungkas Desy.
Advertisement