Liputan6.com, London - Umat muslim di seluruh Eropa didorong untuk memeriksa label buah demi menghindari membeli kurma Israel Ramadan ini agar mereka tidak buka puasa dengan "rasa apartheid". Boikot kurma Israel ini diserukan oleh Friends of Al Aqsa (FoA), LSM berbasis di Inggris yang peduli dengan hak asasi manusia Palestina.
"Dengan memilih untuk tidak membeli kurma Israel pada Ramadan 2023, komunitas muslim dapat mengirim pesan yang jelas dan kuat untuk mengecam pendudukan ilegal Israel dan apartheid di Palestina," ujar Shamiul Joarder dari FoA, seperti dilansir Arab News, Sabtu (8/2/2023).
Advertisement
"Israel adalah produsen kurma Medjool terbesar di dunia, dengan 50 persen kurma Israel diekspor ke Eropa, di mana Inggris, Belanda, Prancis, Spanyol, dan Italia mengimpor dalam jumlah besar. Pada tahun 2020, Inggris mengimpor lebih dari 3.000 ton kurma dari Israel senilai sekitar US$ 8,9 juta."
FoA juga mencatat bahwa sepanjang tahun ini, Israel telah membunuh lebih dari 62 warga Palestina, termasuk 13 anak-anak atau setara dengan satu anak setiap lima hari.
"Pemerintah Israel meningkatkan penghancuran rumah pada tingkat yang mengkhawatirkan dan telah berjanji untuk memperluas pemukiman ilegal pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya," sebut FoA.
Kejahatan Apartheid oleh Israel
FoA menekankan bahwa organisasi hak asasi manusia internasional terkemuka, termasuk Amnesty International dan Human Rights Watch telah mengatakan bahwa Israel melakukan kejahatan apartheid, tetapi negara-negara Eropa gagal menjatuhkan sanksi terhadap Israel dan menegakkan hukum internasional.
"Saatnya memperbarui komitmen kita terhadap BDS (Boikot, Divestasi, Sanksi) Ramadan ini. Kita harus ingat bahwa sebagai komunitas kita kuat - kta dapat membuat suara kita didengar melalui tindakan sederhana dengan mengambalikan kurma Israel ke rak."
Dia menambahkan, "Yang perlu kita lakukan hanyalah #CheckTheLabel dan tidak membeli kurma dari apartheid Israel."
Hari Aksi untuk mendorong umat Islam #CheckTheLabel digelar di masjid-masjid Inggris pada 17 Maret, Jumat terakhir sebelum Ramadan. Selain itu, juga akan ada gerakan kesadaran online pada akhir pekan terakhir sebelum bulan suci Ramadan.
Advertisement