Pemusnahan Pakaian Bekas Impor, Mendag: Sampah di Luar Negeri, di Sini Rusak Ekonomi

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memusnahkan pakaian bekas impor di lapangan Terminal Payung Sekaki, Pekanbaruyang disita dari sebuah gudang di Kecamatan Bina Widya.

oleh Syukur diperbarui 19 Mar 2023, 03:00 WIB
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengecek pakaian bekas impor yang disita oleh petugas di Pekanbaru. (Liputan6.com/Diskominfo Riau)

Liputan6.com, Pekanbaru - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memusnahkan pakaian bekas impor di lapangan Terminal Payung Sekaki, Pekanbaru. Barang impor bekas bernilai Rp10 miliar itu disita dari sebuah gudang di Kecamatan Bina Widya.

Zulkifli menjelaskan, penangkapan ini merupakan kerjasama penegak hukum dengan Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN). Ada 730 bal pakaian bekas yang disita.

Ratusan bal itu diangkut memakai 6 truk. Ratusan bal terdiri dari 47 kardus tas bekas, 571 kardus sepatu bekas dan 112 kardus pakaian bekas.

"Berdasarkan keterangan pemilik, barangnya diperoleh dari Batam," kata Zulkifli.

Dari pengusutan petugas, pakaian bekas impor itu dipasok oleh PT berinisial C di Batam. Barang itu masuk ke Batam dari China kemudian sampai ke Pekanbaru.

Hanya saja dalam kasus ini belum ada tersangka. Zulkifli beralasan pengusutan lebih lanjut akan dilakukan penegak hukum.

"Perlu waktu, ini dimusnahkan dulu, barangnya disita, serahkan ke penegak hukum," jelas Zulkifli.

Zulkifli mengatakan, impor pakaian bekas merugikan industri dalam negeri, begitu juga dengan pelaku usaha mikro kecil menengah. Hal itu sudah dituangkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 40 Tahun 2022.

"Presiden juga melarang, jualan pakaian bekas boleh asalkan dari dalam negeri, bukan impor," jelas Zulkifli.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Pelabuhan Tikus

Menurut Zulkifli, impor pakaian bekas menghancurkan perekonomian. Barang bekas yang sudah menjadi sampah di luar negeri kemudian dikirim ke Indonesia.

"Di luar jadi sampah, (sampai) di sini menghancurkan ekonomi," ucapnya.

Zulkifli menyebutkan, pakaian bekas impor sering masuk ke Indonesia karena banyaknya pelabuhan tikus. Adanya pelabuhan rakyat itu karena Indonesia merupakan daerah kepulauan.

"Mulai dari Aceh sampai Lampung, kemudian Merak sampai Surabaya, belum di Kalimantan di perbatasan, ada sungai," jelas Zulkifli.

Oleh karena itu, Zulkifli meminta kerja sama semua pihak untuk memberikan informasi impor pakaian bekas ini. Terutama informasi masyarakat agar disampaikan ke petugas.

"Perlu pemerintah daerah, bea cukai, penegak hukum," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya