Gantikan Shell, Pertamina Punya Saingan Masuk Blok Masela

PT Pertamina (Persero) tengah bersiap masuk menjadi pengelola Blok Masela, menggantikan Shell yang memegang 35 persen saham hak partisipasi atau participating interest (PI).

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 17 Mar 2023, 19:50 WIB
PT Pertamina (Persero) tengah bersiap masuk menjadi pengelola Blok Masela, menggantikan Shell yang memegang 35 persen saham hak partisipasi atau participating interest (PI).

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) tengah bersiap masuk menjadi pengelola Blok Masela, menggantikan Shell yang memegang 35 persen saham hak partisipasi atau participating interest (PI).

Namun, Pertamina tidak sendiri. Koordinator Kelompok Kerja Penyiapan Program Migas Ditjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rizal Fajar Muttaqin mengatakan, Shell sedang proses divestasi hak partisipasi Blok Masela. Untuk bisa bermitra dengan Inpex yang memegang 65 persen PI di sana.

"Saat ini sedang ada negosiasi-negosiasi. Mungkin Pertamina juga termasuk salah satu yang sebagai calon partner intax di Masela. Diharapkan sih bisa segera ada kesepakatan antara Shell dan investor baru yang akan masuk sebagai operator dan pemegang interest di wilayah kerja Masela," ujar Rizal dalam sesi webinar, Jumat (17/3/2023).

Rizal menyatakan syarat bagi para investor yang ingin masuk Masela, yakni mengharuskan teknologi CCS/CCUS. "Tentu perlu ada perubahan keekonomian, sehingga perlu ada revisi POD untuk kelanjutan pengembangan lapangan di Masela," imbuhnya.

Senada, Tenaga Ahli Lingkungan SKK Migas Mohammad Kemal mengatakan, Blok Masela pada tahun ini akan mulai moving forward lagi dengan segala kegiatan, setelah terhenti selama pandemi Covid-18.

Persyaratan

Guna mendukung keberlanjutan proyek, ada persyaratan dari perusahaan dan konsumen untuk menyertakan teknologi CCS/CCUS di Blok Masela.

"Untuk men-sustain dari bisnis ini memang ada requirement dari perusahaan dan konsumen untuk ada CCUS. Maka mereka sudah melakukan studi CCUS tersebut. Nanti ke depan akan dilakukan menghitung lagi keekonomiannya proyek ini dengan adanya CCUS itu," tuturnya.

Meskipun ada persyaratan tersebut, VP Upstream Business Planning & Portfolio Management PT Pertamina Hulu Energi, Akbar menegaskan, Pertamina tetap punya ketertarikan terhadap Blok Masela.

"Blok Masela ada di dalam kajian internal dan ada di dalam pipeline kami," sebutnya.

 


Mengintip Potensi Migas di Blok Andaman, Pesaing Proyek Gas Abadi Masela

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengungkap potensi minyak dan gas bumi (migas) di Blok Andaman di sekitar Aceh masih menjanjikan. Bahkan, potensinya masih bisa menyaingi proyek Abadi Blok Masela.

Tutuka menuturkan, Blok Andaman dibagi menjadi beberawa wilayah kerja. Sebut saja Andaman I, Andaman II, Andaman III, dan South Andaman. Untuk Andaman II memiliki potensi hampir separuhnya dari Blok Masela.

"Untuk tadi, Andaman II itu adalah Premier (Premier Oil/A Harbour Energy Company) penemuannya juga cukup signifikan, kalau dilihat dari cadangan tidak sekelas Masela tapi bisa kurang lebih separuh Masela, jadi besar sekali kalau dilihat dari potensinya," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (13/12/2022).

Dia menuturkan, potensi ini akan lebih baik jika menghitung potensi dari Andaman I dan South Andaman. Tutuka pernah mengatakan kalau ada potensi sebesar 6 Trillion cubic feet (TCF) migas di Andaman II.

Sementara, dalam paparannya, Tutuka menuturkan, area Andaman memiliki total potensi sumber daya sekitar 4,865 MMBOE dengan rincian discovery seluas 260 juta BOE, prospek 1,97 MMBOE dan lead 2,635 miliar BOE.

Kendati begitu, dia mengatakan tak terlalu berharap pada Andaman III yang digarap oleh perusahaan asal Spanyol, Repsol Oil. Kendati dalam eksplorasinya menemukan kondisi yang masih kering atau dry.

"Untuk Andaman III, Repsol kemarin dry whole tadi. Jadi kita tak berharap terhadap Repsol di Andaman III," sambungnya.

Menyangkut Blok Masela, potensinya diketahui mampu memproduksi sebanyak 9,5 juta ton LNG per tahun. Serta potensi gas pipa sebanyak 150 MMSCFD.


Pengeboran 3 Sumur di Blok Andaman Tahun Depan

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan ada pengeboran sumur lagi di blok Andaman II dan South Andaman. Targetnya, ada 3 sumur yang akan dibor pada 2023, tahun depan.

Rencana ini diungkap Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji. Pengeboran 3 sumur ini disebut jadi langkah eksplorasi untuk menemukan potensi migas yang ada di Indonesia.

"Pada tahun 2023 akan di bor sekitar 3 sumur di lokasi Halwa dan Timpan 2 di Andaman II dan Layaran di South Andaman," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (13/12/2022).

Menurut catatannya, progres pengeboran di Blok Andaman ini telah berjalan. Beberapa telah selesai dan yang lainnya dalam kondisi kering (dry).

Untuk diketahui, wilayah Andaman dibagi menjadi 4 blok. Yakni, Blok Andaman I, Blok Andaman II, Blok Andaman III, dan Blok South Andaman.

"Dapat kami sampaikan progres pengeboran Timpan-1 di Andaman II telah selesai. Seismik Andaman II sedang dilaksanakan sebesar 3.620 km2, pengeboran Rencong-1 di Andaman II telah selesai dengan hasil dry with show," bebernya.

Tutuka menuturkan, area Andaman memiliki total potensi sumber daya sekitar 4,865 MMBOE dengan rincian discovery seluas 260 juta BOE, prospek 1,97 MMBOE dan lead 2,635 miliar BOE.

Di tengah kebutuhan energi nasional yang terus meningkat, menemukan minyak dan gas bumi (migas) menjadi semakin sulit

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya