Liputan6.com, Jakarta - Girl grup Korea terkemuka Blackpink baru saja menyelesaikan konser Born Pink di Jakarta minggu lalu. Kemeriahan dan suka-cita yang dirasakan para BLINk pun tak main-main.
Namun, di balik gemerlap panggung konser grup naungan YG Entertainment ini, muncul kabar tidak sedap yang menyelimuti salah satu membernya, Jennie. Beberapa menyebut Jennie terlihat malas dan tidak bertenaga ketika di atas panggung.
Advertisement
Dalam sebuah video yang diunggah di Youtube, Boy William serta Kiky Saputri terlihat sedang memperbincangkan performa Jennie dalam konser yang digelar di GBK. Boy sebut Jennie terlihat malas dan capek, sementara Kiky menambahkan bahwa gerakannya tidak on-point.
"Jennie tuh kayak bocah suruh ngaji, tapi enggak mau," kata Kiky.
Pernyataan ini pun sontak jadi perbincangan hangat netizen. Pasalnya, Jennie telah lama diketahui memiliki panic attack. Meski tidak pernah dikonfirmasi secara langsung, Jennie memang akui bahwa kondisinya tidak sebaik para member lainnya.
"Aku selalu kesakitan setelah tur dan lainnya. Aku merasa dari semua anggota, aku selalu sakit," aku Jennie dalam film dokumenter "Blackpink: Light Up the Sky".
"Aku kehilangan napas sedikit lebih mudah daripada orang lain, dan aku tak bisa melompat sebanyak orang lain," ungkapnya.
Dalam beberapa momen termasuk saat konser Born Pink di Jakarta pekan lalu, pelantun lagu "Solo" ini memang terlihat mengalami gejala yang mirip dengan panic attack. Lantas, apa itu panic attack?
Apa itu Panic Attack?
Menurut situs Verywell Mind, panic attack atau serangan panik adalah perasaan takut yang muncul tiba-tiba dan intens yang terjadi tanpa adanya bahaya yang sesungguhnya. Gejala serangan panik biasanya terjadi secara tiba-tiba, memuncak dalam waktu 10 menit, lalu mereda.
Kendati demikian, beberapa serangan mungkin berlangsung lebih lama atau terjadi berturut-turut, sehingga sulit untuk menentukan kapan suatu serangan berakhir dan yang lain dimulai.
Kebanyakan orang hanya mengalami satu atau dua serangan panik semasa hidup, dan biasanya hilang ketika situasi penuh tekanan itu berakhir. Akan tetapi, jika Anda mengalami serangan panik yang berulang dan tidak terduga, Anda mungkin memiliki kondisi yang disebut gangguan panik atau panic disorder.
Gejala panic attack juga bervariasi, tetapi beberapa gejala yang paling umum meliputi:
-Nyeri dada atau rasa tidak nyaman
-Sensasi panas atau dingin
-Sensasi tersedak atau tercekik
-Pusing, limbung, atau pingsan
-Perasaan akan mati
-Perasaan terpisah dari pikiran, perasaan, dan tubuh sendiri
-Mual atau sakit perut
-Mati rasa atau kesemutan
-Jantung berdebar atau denyut jantung meningkat
-Sesak napas
-Keringat berlebih
-Gemetar.
Advertisement
Penyebab Serangan Panik
Meski penyebab pastinya tidak diketahui, terdapat sejumlah faktor berbeda yang diyakini berperan dalam serangan panik yang terjadi, antara lain:
-Bahan kimia otak
-Faktor genetik dan riwayat keluarga
-Stres
-Kepribadian dan temperamen
Jika Anda cenderung lebih sensitif terhadap stres atau sering merasakan emosi negatif, Anda mungkin lebih mungkin mengalami serangan panik.
Orang yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan kecemasan juga lebih mungkin mengalami serangan panik, menunjukkan adanya komponen genetik. Wanita juga lebih mungkin mengalami kondisi kecemasan seperti gangguan panik dibanding pria.
Adapun cara mengatasi berbagai gejala serangan panik yaitu:
1. Pusing dan Seolah Mau Pingsan
Ketika mengalami serangan panik, Anda mungkin mulai merasa pusing, limbung, atau mau pingsan.Ini membuat Anda kesulitan fokus dan dapat meningkatkan kecemasan.
Meskipun jarang, seseorang yang mengalami serangan panik juga mungkin pingsan. Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, segera duduk atau berbaring; sebaiknya di tempat yang sunyi. Tutup mata dan fokuskan diri Anda pada pernapasan untuk membantu keluar dari serangan panik.
2. Gemetar
Ketika mengalami serangan panik, Anda mungkin merasakan sensasi gemetar, terutama di kaki dan tangan. Penyebab tubuh gemetar adalah hasil dari reaksi fight-or-flight, yang mempersiapkan tubuh untuk melawan atau melarikan diri dari ancaman nyata atau yang dibayangkan.
Beberapa metode seperti terapi bicara, meditasi, dan pernapasan dalam dapat membantu mengelola gejala yang satu ini.
3. Keringat Berlebih
Ketika perasaan cemas muncul, tidak jarang seseorang mulai berkeringat berlebihan. Sama seperti gejala kecemasan lainnya, keringat berlebih adalah bagian dari respons stres bawaan tubuh.
Jenis keringat dapat bervariasi, bisa keringat dingin, panas atau malah keduanya. Keringat biasanya keluar dari ketiak, dahi, serta beberapa bagian tubuh lainnya. Anda juga mungkin merasakan sensasi panas atau dingin yang muncul bersamaan dengan berkeringat.
Meskipun tidak nyaman dan terkadang memalukan untuk dihadapi, ketahuilah bahwa keringat berlebih belum tentu berbahaya. Menemukan strategi untuk menenangkan diri dapat membantu mengurangi respons stres yang menyebabkan keringat berlebih, misalnya dengan merilekskan pernapasan.
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement