4 Fakta Willow Project yang Disetujui Joe Biden, Ramai Dikecam oleh Aktivis Lingkungan

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden baru saja menyetujui Willow Project atau Proyek Willow. Namun, itu banyak dikritik dan dikecam. Ini dia empat fakta seputar Proyek Willow.

oleh Alycia Catelyn diperbarui 18 Mar 2023, 18:35 WIB
Demonstran berkumpul di dekat Gedung Putih Washington, D.C. pada 3 Maret 2023, menuntut agar Presiden Biden menghentikan Rencana Proyek Willow. (CNN)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memberikan izin untuk melaksanakan sebuah proyek yang dikenal sebagai Willow Project atau Proyek Willow pada Senin, 13 Maret 2023.

Hal itu membuat Biden berada pada jalur yang bertentangan dengan faksi paling kiri dari Partai Demokratnya.

Willow Project mendapat kecaman dari kelompok lingkungan yang telah menuduh Presiden Biden mengingkari janji kampanye untuk memerangi perubahan iklim dan mengakhiri pengeboran di lahan publik, dilansir dari New York Post, Sabtu (18/3/2023).

Proyek Willow merupakan usaha pengeboran minyak besar-besaran selama puluhan tahun di North Slope Borough (Lereng Utara) Alaska di National Petroleum Reserve Alaska, yang dimiliki oleh pemerintah federal AS.

Pemerintahan Biden juga berada di bawah tekanan politik yang cukup besar untuk meningkatkan produksi energi dalam negeri setelah harga bensin tertinggi dalam sejarah.

Meskipun proyek tersebut mendapat beberapa dukungan luas di Alaska, proyek tersebut telah menjadi sasaran kampanye media sosial yang agresif oleh kelompok lingkungan.

Proyek Willow pun banyak dikritik di TikTok. Banyak upaya dari pengguna TikTok yang turut berpartisipasi untuk menghentikan proyek tersebut. Video dengan tagar #StopWillow bahkan telah ditonton hampir 50 juta kali dalam sepekan terakhir.

Sementara itu, beberapa Republikan memuji langkah Joe Biden yang akhirnya melakukan sesuatu untuk mengimbangi kenaikan harga bensin dan mulai membuat AS mandiri energi.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Proyek Willow ini dan mengapa banyak yang menentangnya, berikut ini empat fakta seputar Proyek Willow.


1. ConocoPhillips, Inisiator Proyek Willow

Sebuah kamp pengeboran eksplorasi dari proyek minyak Willow di Lereng Utara Alaska. (AP/ConocoPhillips)

Di bawah rencana yang diumumkan oleh Departemen Dalam Negeri, ConocoPhillips yang berbasis di Houston, AS diizinkan mengebor di tiga lokasi di Lereng Utara Alaska. Semuanya berjumlah 219 sumur, tetapi agen federal menolak proposal perusahaan untuk dua lokasi lainnya.

ConocoPhillips, yang berusaha mengembangkan sewa minyak dan gas yang dibelinya pada 1990-an, juga harus menyerahkan hak atas sekitar 68.000 hektar di National Petroleum Reserve Alaska.

2. Besaran Proyek Willow Senilai US$ 8 Miliar

Proyek Willow ini senilai US$8 miliar, menurut ConocoPhillips.

Proyek ini juga dapat memproduksi hingga 180.000 barel minyak per hari dan menciptakan sebanyak 1.800 pekerjaan selama konstruksi dan 300 pekerjaan jangka panjang, serta menghasilkan royalti dan pendapatan pajak miliaran dolar untuk negara bagian dan pemerintah federal.

3. Emisi Karbon

Mengembangkan dan membakar minyak dari Proyek Willow akan menghasilkan hingga 287 juta metrik ton karbon dioksida selama 30 tahun ke depan pada saat AS sangat perlu beralih dari bahan bakar fosil, dikutip dari The Center for American Progress.

Itu sama dengan emisi tahunan dari 76 pembangkit listrik batu bara, sepertiga dari semua pembangkit batu bara di AS.

Emisi dari Proyek Willow akan melampaui emisi yang dihindari melalui pencapaian tujuan energi terbarukan pemerintahan Biden di lahan dan perairan publik pada 2030.


4. Reaksi dari Pihak Pro dan Kontra Proyek Willow

Ilustrasi pengeboran minyak. (AFP)

Penasihat Natural Resources Defense Counsel atau Pertahanan Sumber Daya Alam mengatakan dalam sebuah cuitan di Twitter bahwa mereka akan terus melawan proyek tersebut.

​"Ini akan meningkatkan krisis iklim dan mengunci kita selama beberapa dekade ketergantungan pada eksekutif Big Oil yang bertekad menghancurkan planet ini. Pertarungan belum berakhir dan kami akan mempertimbangkan setiap alat yang tersedia untuk menghentikan bom iklim ini," kata organisasi tersebut.

Direktur Eksekutif Sierra Club Ben Jealous juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dengan memberikan lampu hijau kepada Proyek Willow, pemerintahan Biden telah "membuat hampir mustahil untuk mencapai tujuan iklim yang mereka tetapkan untuk lahan publik."

"Sementara kami merayakan perlindungan administrasi yang tak tertandingi untuk bentang alam dan perairan Alaska, keputusan untuk menyetujui Proyek Willow mungkin akan menghapus banyak manfaat iklim dan ekologis ini," kata Jealous.

"Dengan menyetujui salah satu proyek ekstraksi minyak dan gas terbesar di tanah publik federal, seseorang harus mengajukan pertanyaan apa yang dimiliki pemerintahan Biden untuk Perlindungan Arktik."

Sementara Senator Dan Sullivan​ (R-Alaska) menyebut bahwa Proyek Willow sangat penting bagi ekonomi negara bagian dan keamanan nasional.​

"Memproduksi energi Amerika yang sangat dibutuhkan di Alaska dengan standar lingkungan tertinggi dunia dan emisi terendah meningkatkan lingkungan global," ucap Sullivan dalam sebuah pernyataan. ​

Senator GOP Alaska lainnya, Lisa Murkowski, mengatakan bahwa persetujuan proyek tersebut adalah "kemenangan besar dan dibutuhkan untuk seluruh Alaska."


Dampak Proyek Willow terhadap Isu Perubahan Iklim

Ilustrasi beruang kutub yang terkena dampak perubahan iklim. (Layanan Perikanan dan Satwa Liar AS)

Selain kekhawatiran publik terhadap pencairan es daerah Arktik, mereka juga khawatir proyek tersebut akan menghancurkan habitat spesies asli dan mengubah pola migrasi hewan, termasuk hewan karibu.

Proyek Willow akan sangat berkontribusi pada polusi karbon dan berdampak pada isu pemanasan iklim yang kini sedang diprioritaskan secara internasional.

Berdasarkan perkiraan pemerintahan Joe Biden, proyek tersebut akan menghasilkan minyak yang cukup untuk melepaskan 9,2 juta metrik ton polusi karbon yang menghangatkan planet setiap tahunnya. Ini setara dengan menambahkan 2 juta mobil ke jalan raya.

Pendukung Willow Project, termasuk anggota parlemen Alaska, bersumpah proyek tersebut akan menghasilkan bahan bakar fosil dengan cara yang lebih bersih daripada mendapatkannya dari negara lain.

"Ini adalah ancaman iklim yang sangat besar dan tidak konsisten dengan janji administrasi ini untuk mengatasi krisis iklim," tutur Jeremy Lieb, seorang pengacara senior untuk Earthjustice yang berbasis di Alaska.

Baca selebihnya di sini...

Infografis Pencegahan dan Bahaya Mengintai Akibat Cuaca Panas. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya