Menilik Keindahan Panorama Alam Kecamatan Pinogu, Surga Terpencil di Gorontalo

Jauh sebelum ada pemerintah Provinsi Gorontalo, kecamatan tersebut memang sudah ada sejak zaman kolonial belanda.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 19 Mar 2023, 20:00 WIB
Kecamatan Pinogu dari ketinggian (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Gorontalo - Bagaikan negeri di atas awan, itulah kalimat yang cocok di sematkan pada Kecamatan Pinogu. Kecamatan yang berada di bagian timur Provinsi Gorontalo ini merupakan Satu-satunya kecamatan yang berada di tengah hutan taman Nasional Bogani Nani Wartabone.

Jauh sebelum ada pemerintah Provinsi Gorontalo, Kecamatan Pinogu diketahui sudah ada sejak zaman kolonial belanda. Bahkan dikabarkan, ratu belanda kala itu pernah mendiami kampung tersebut.

Walaupun terletak jauh dari hiruk-pikuk perkotaan, Kecamatan ini memiliki pemandangan panorama pegunungan yang sangat indah dan memukau. Selain itu, potensi alam dengan komoditas pangan organik sangat melimpah di Kecamatan ini.

"Utamanya kopi pinogu yang khas dan beras organik bisa ditemukan di Kecamatan ini," kata Suprin warga Bone Bolango.

"Udaranya sangat sejuk, saat menjelang pagi ataupun sore, kabut menyelimuti kampung ini bagaikan negeri di atas awan," ungkapnya.

Selain panorama dan melimpahnya hasil alam yang luar biasa. Di Pinogu juga terdapat berbagai aktivitas warga yang masih serba konvensional. Mulai dari memasak dengan bahan bakar kayu api, mencuci pakaian dengan tangan di aliran sungai,

Saksikan video pilihan berikut ini: 


Medan Sulit

Wakil Bupati Bone Bolango Merlan S. Uloli menyaksikan langsung perjuangan warga Kecamatan Pinogu (Arfandi/Liputan6.com)

Untuk mencapai Pinogu ini, dibutuhkan fisik yang prima jika hendak menuju ke Pinogu. Selain terpencil, akses jalan yang rusak dan terjal menuju kecamatan itu semakin mempersulit warga yang lewat.

Anda punya dua alternatif untuk mencapai daerah itu, yaitu berjalan kaki dan menyewa jasa ojek dengan motor yang sudah dimodifikasi khusus. Sementara kendaraan roda empat sama sekali tak bisa melintas.

Jika ingin berjalan kaki ke Pinogu, dibutuhkan waktu selama 8 jam dengan melintasi belantara hutan. Waktu tempuh bisa lebih lama jika pejalan kaki banyak beristirahat selama perjalanan.

Sementara untuk naik ojek dengan melalui medan sulit, menjadi transportasi alternatif satu-satunya bila ingin tiba lebih cepat ke Pinogu. Namun, tarif sewa ojek tersebut terbilang cukup mahal.

"Meski begitu, semua bisa terbayarkan ketika kita sudah mencapai Kecamatan ini," ujarnya.

Dengan kondisi ini, pengunjung berharap jika pemerintah tidak menutup mata dan mencarikan solusi kepada masyarakat pinogu. Sebab, pinogu juga merupakan bagian dari tanah indonesia yang butuh pemerataan pembangunan yang berkeadilan.

"Kami kagum dengan pinogu, meskipun jauh dari segalanya, mereka hidup tenang dan bahagia," ia menandaskan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya