Liputan6.com, Samarinda - Jelang Ramadan, warga Jalan Jakarta, Sungai Kunjang, Samarinda, berinisiatif memperbaiki jalan rusak di wilayah Jalan Jakarta I. Perbaikan berupa semenisasi dan pengecoran ini dilakukan sejak sepekan lalu
Wilayah tersebut dihuni ribuan warga yang terbagi dari 5 komplek perumahan. Jalan yang diperbaiki ini merupakan akses utama menuju kawasan perumahan. Namun juga digunakan akses umum oleh warga setempat.
Mirisnya, kondisi Jalan Jakarta I sampai Jalan Jakarta II rusak berat. Jalan itu kerap dilalui truk - truk besar, bahkan ada yang bermuatan batu bara.
Baca Juga
Advertisement
Kondisi tersebut dinilai mengganggu kenyamanan warga, terutama warga di 5 komplek perumahan.
Ketua Forum Komunikasi Warga Peduli Lingkungan Perumahan (FKWLP) Jakarta I, Daeng Muchtar mengatakan kerusakan jalan di wilayah itu sudah sangat parah. Tidak hanya berlobang-lobang, namun juga bergelombang. Daeng menyebut berisiko terjadi kecelakaan bagi pengguna jalan.
“Kalau mau jalan pakai mobil, kita bisa rasakan sensasinya. Kalau jalan pakai motor, waspada, bisa jatuh terjebak lobang,” ujarnya, Sabtu (18/3/2023).
Perbaikan jalan itu dilakukan secara swadaya. Seluruh warga bergotong-royong mengerjakan semenisasi mandiri. Anggaran perbaikan tidak meminta dari pemerintah, melainkan melalui iuran semua warga.
“Kalau tidak segera mau kapan lagi diperbaiki. Kalau bisa mandiri, kenapa harus menunggu. Sebentar lagi Ramadan, jangan sampai ibadah kita terganggu karena kondisi lingkungan yang tidak baik,” sebutnya.
Dijelaskan Daeng, warga komplek perumahan di Jalan Jakarta I, rata-rata memiliki kendaraan roda 4. tidak hanya mobil, ada pula warga yang memiliki truk untuk usaha. Jika kondisi jalan rusak, akan menghambat aktivitas warga yang bekerja atau yang memiliki usaha angkut.
“Bulan Ramadan, selain ibadah puasa, masyarakat juga ibadah mencari uang. Orang tidak akan bisa bekerja jika infrastrukturnya terganggu. Perbaikan swadaya, tidak masalah,” imbuhnya.
Diketahui, kegiatan pengecoran itu hanya bisa dilakukan tiap akhir pekan. Pasalnya, warga perumahan rata - rata adalah pekerja, sehingga harus menunggu waktu libur untuk bekerja gotong - royong.
“Kita paham masalah pekerjaan, karena yang mengerjakan ini semua bapak - bapak rumah tangga yang punya tanggungan, jadi harus atur waktu. Meski dikerjakan tiap akhir pekan, tapi hasilnya cukup bagus,” sebutnya.
Disinggung tentang permohonan dana ke Pemerintah Kota Samarinda, Daeng menyebut pihaknya belum mengajukan permohonan.
“Situasinya mendesak mau Bulan ramadan, kalau tidak mendesak mungkin bisa,” pungkasnya.
Simak juga video pilihan berikut: