Prototipe Dompet Crypto Ditemukan di Browser Microsoft Edge

Microsoft menambahkan kode yang akan integrasikan dompet crypto non-penahanan ke browser Edge. Di sisi lain, ada juga perusahaan yang telah bereksperimen dengan blockchain.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 19 Mar 2023, 08:53 WIB
Microsoft telah hentikan internet explorer tahun lalu demi Edge, Opera telah membuat iterasi berbeda dari browsernya dan memasukkan dompet crypto.

Liputan6.com, Jakarta - Microsoft mungkin bukan nama pertama yang terlintas dalam pikiran ketika berbicara tentang blockchain. Namun, perusahaan ini telah bereksperimen dengan teknologi selama bertahun-tahun.

Menurut tangkapan layar yang dibagikan di Twitter oleh Albacore, seorang peneliti perangkat lunak dengan nama samaran dari Eropa tengah, Microsoft telah menambahkan kode yang akan mengintegrasikan dompet crypto non-penahanan ke browser Edge default perusahaan.

Melansir DeCrypt, Minggu (18/3/2023), tangkapan layar yang dibagikan Albacore menggambarkan fitur antarmuka pengguna untuk dompet mata uang kripto, penjelajah aplikasi terdesentralisasi, umpan berita, dan kemampuan untuk membeli mata uang kripto melalui Coinbase dan MoonPay.

Peningkatan ini sudah dimasukkan ke rilis terbaru browser Microsoft Edge, tetapi tersembunyi dan tidak dapat diakses oleh pengguna. Meski begitu, Albacore mengatakan dompet Edge berfungsi dengan benar.

"Mengingat saya dapat menggunakannya dengan baik, saya membayangkan peluncurannya tidak diragukan lagi. Saya berharap jika ini adalah uji coba kecil, mereka tidak akan repot-repot menggunakan layanan untuk produksi,” kata Albacore.

Peramban web pertama Microsoft, Internet Explorer, diluncurkan pada 1995, tahun yang sama dengan peluncuran peramban Opera. Namun, sementara Microsoft menghentikan Internet Explorer tahun lalu demi Edge, Opera telah membuat iterasi berbeda dari browsernya dan memasukkan dompet crypto dan koneksi untuk dapps ke dalam Opera Crypto Browser.

 


Microsoft Uji Fitur Baru

Ilustrasi Mata Uang Kripto atau Crypto. Foto: Freepik/Pikisuperstar

Albacore percaya Microsoft terjun ke dalam dompet crypto mungkin merupakan upaya untuk menawarkan produk serupa ke kompetitor terdekat Opera, Brave Browser, browser yang berfokus pada privasi yang juga menyediakan fungsionalitas Web3.

"Saya pikir mereka mungkin mengukur jika lebih banyak bit dari set fitur Brave adalah sesuatu yang akan dihargai oleh sebagian dari basis pengguna," kata Albacore.

Brave menambahkan, dukungan untuk blockchain Solana di browser desktopnya pada Mei lalu. Awal bulan ini, Brave memperluas fungsi dompet swadaya miliknya, memungkinkan pengguna untuk membeli dan menjual mata uang kripto tanpa harus meninggalkan Dompet Brave terintegrasi.

Di luar desain blockchainnya sendiri, Microsoft juga telah bekerja dengan pihak lain untuk pindah ke industri yang sedang berkembang ini, termasuk memimpin putaran strategis senilai USD 20 juta pada September lalu ke teknologi ruang dan waktu (Space and Time), sebuah gudang data Web3.

"Di Microsoft, kami secara teratur menguji fitur baru untuk mengeksplorasi pengalaman baru bagi pelanggan kami. Kami berharap untuk belajar dan mengumpulkan umpan balik dari pelanggan tetapi tidak ada lagi yang bisa dibagikan saat ini,”  kata juru bicara Microsoft kepada Decrypt dalam sebuah tanggapan yang dikirim via email. 


Otoritas AS dan Jerman Platform ChipMixer Akibat Kasus Pencucian Kripto

Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Sebelumnya, Otoritas AS dan Jerman mengumumkan pada Rabu, 15  Maret 2023, mereka telah menutup ChipMixer, platform cryptocurrency yang diduga mencuci kripto lebih dari USD 3 miliar atau setara Rp 46,2 triliun (asumsi kurs Rp 15.429 per dolar AS) sejak 2017.

“ChipMixer telah digunakan untuk mencuci lebih dari USD 3 miliar dalam transaksi terlarang oleh kelompok ransomware, tersangka peretas Korea Utara, dan pengguna pasar gelap internet sejak 2017,” kata Departemen Kehakiman AS (DOJ), dikutip dari Yahoo Finance, Jumat (17/3/2023). 

Pihak berwenang dari Jerman dan AS telah menyita hingga USD 46,3 juta atau setara Rp 714,3 miliar dalam bentuk kripto dari ChipMixer, menurut Badan Kerjasama Penegakan Hukum Uni Eropa (Europol).

ChipMixer, adalah platform pencampur kripto tanpa izin yang dibuat pada pertengahan 2017, berspesialisasi dalam pencampuran atau pemotongan jalur yang terkait dengan aset mata uang virtual. Dengan platform mixer ini, pengguna dapat mengaburkan jejak darimana kripto didapat. 

Pada dasarnya, teknologi blockchain di balik kripto dapat dilacak oleh setiap orang sehingga setiap transaksi kripto dapat dilihat dari mana asalnya. Dengan platform mixer, alamat dompet kripto bisa dikaburkan sehingga tidak terlacak.

“Pencampur koin seperti ChipMixer diduga memungkinkan penjahat mengaburkan sumber cryptocurrency yang dicuri,” jelas Europol.

Platform tersebut memproses USD 700 juta atau setara Rp 10,8 triliun dana curian sehubungan dengan dua serangan siber Korea Utara terhadap game online NFT, Axie Infinity dan Horizon Bridge, kata DOJ.

 


Sosok Didakwa

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Jaksa AS di Philadelphia mendakwa Minh Quoc Nguyen, 49 tahun dari Vietnam, karena menjalankan bisnis pengiriman uang tanpa izin dan pencurian identitas.

Pada Mei 2022, Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi pada platform mixer serupa yaitu Blender.io, menuduhnya mendukung operasi pencucian uang Korea Utara. Pada Agustus tahun yang sama, Tornado Cash juga dikenai sanksi karena diduga melakukan pencucian mata uang virtual senilai USD 7 miliar atau setara Rp 108 triliun. 

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya