Mitratel Bidik Pendapatan Rp 200 Miliar dari Bisnis Fiber Optik pada 2023

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau disebut Mitratel membidik pendapatan Rp 200 miliar pada 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Mar 2023, 09:58 WIB
Media gathering PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel, Kamis, 16 Maret 2023. (Foto: Liputan6.com/Agustina Melani)

Liputan6.com, Jakarta - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau disebut Mitratel menargetkan pendapatan Rp 200 miliar dari bisnis fiber optic pada 2023.

Direktur Keuangan Mitratel Ian Sigit Kurniawan menuturkan, pada 2022, perseroan masih dalam tahap pembangunan untuk bisnis fiber optic. Dengan ada fiber optic ini juga mendukung  menara perseroan.

Sebelumnya perseroan akuisisi jaringan kabel optik dengan PT Trans Indonesia Superkoridor dan PT Sumber Cemerlang Kencana Permai pada Desember 2022. Fiber optik yang diakuisisi sepanjang 6.012 KM terbesar di 86 kota dan kabupaten di Indonesia yang hubungkan 2.436 tower. Hingga 2022, total aset fiber sepanjang 16.641 KM.

“Dari fiber optic, plan kita (pendapatan-red) akan dapat Rp 200 miliar, memang nilai belum besar. Definisi nature business beda. Bangun fiber setelah 6 bulan dipakai baru dapat revenue,” ujar Ian saat media gathering di Bali, ditulis Minggu (19/3/2023).

Adapun pada 2023, perseroan menargetkan pembangunan 13.000 KM fiber optik.

Sementara itu, untuk pendapatan perseroan ditargetkan tumbuh 11 persen dan EBITDA 11 persen pada 2023. Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko menuturkan, pertumbuhan pendapatan 11 persen pada 2023 akan didorong dari penambahan tenant organik sebanyak 4.000 dan 1.500 penambahan tenant inorganik.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 17 Maret 2023, saham MTEL naik 5,56 persen ke posisi Rp 760 per saham. Saham MTEL dibuka stagnan Rp 720 per saham. Saham MTEL berada di level tertinggi Rp 760 dan terendah Rp 715 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.721 kali dengan volume perdagangan 680.475 saham. Nilai transaksi Rp 50,8 miliar.


Mitratel Cetak Laba Rp 1,78 Triliun, Tumbuh 28,98 Persen pada 2022

Menara telekomunikasi Mitratel (Foto: Mitratel).

Sebelumnya, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) mencatatkan kinerja positif hingga akhir 2022. Emiten yang biasa dikenal dengan nama Mitratel membukukan pendapatan Rp 7,72 triliun pada 2022, meningkat 12,53 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,86 triliun. 

Mengutip laporan keuangan Dayamitra Telekomunikasi, Senin (6/3/023), beban pokok pendapatan hingga akhir 2022 mencapai Rp 4,07 triliun atau meningkat 11,50 persen dari realisasi sebelumnya sebesar Rp 3,65 triliun.

Dengan demikian, laba bruto Dayamitra Telekomunikasi naik 13,70 persen menjadi Rp 3,65 triliun pada 2022 dari Rp 3,21 triliun pada 2021. Perseroan juga mencatatkan peningkatan laba usaha 14,96 persen menjadi Rp 3,15 triliun pada 2022 dari tahun sebelumnya Rp 2,74 triliun.

Hingga akhir 2022, Dayamitra Telekomunikasi mengantongi laba bersih sebesar Rp 1,78 triliun. Laba perseroan melonjak 28,98 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,38 triliun.

Sementara itu, aset perseroan senilai Rp 56,07 triliun hingga akhir 2022 turun dari akhir tahun lalu sebesar Rp 57,72 triliun. Kemudian, liabilitas MTEL Rp 22,26 triliun hingga akhir 2022 turun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 24,08 triliun.

Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 33,80 triliun hingga akhir 2022 meningkat dari akhir tahun lalu Rp 33,64 triliun.


Mitratel Rampungkan Proses Akuisisi 997 Menara Rp 1,65 Triliun

Telkom lewat Mitratel yang menargetkan pembangunan 6.000 menara operator jaringan komunikasi dalam tiga tahun kedepan.

Sebelumnya, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel mengakuisisi menara telekomunikasi milik PT Indosat Ooredoo Hutchison (IOH). Pembelian menara ini akan semakin memperkuat fundamental bisnis Mitratel serta meningkatkan potensi pertumbuhan dalam jangka panjang.  

Mitratel telah melakukan penandatanganan perjanjian jual beli (Sales and Purchase Agreement/SPA) dengan PT Indosat Ooredoo Hutchison pada 1 Maret 2023 untuk pembelian 997 menara dengan total nilai sebesar Rp 1,64 triliun.

Direktur Utama Mitratel Teddy Hartoko mengatakan, aksi korporasi ini merupakan salah satu bentuk strategi dan komitmen Mitratel  untuk memperkuat fundamental sekaligus memberikan nilai tambah bagi seluruh Mobile Network Operator (MNO) dan usaha untuk menjadi end to end Digital Infrastructure Company.

Menurut dia, aksi ini merupakan kesempatan bagi Mitratel untuk mendapatkan aset menara telekomunikasi dengan spesifikasi dan lokasi yang strategis dalam rentang waktu yang singkat. Dengan demikian potensi kolokasi untuk seluruh MNO akan terbuka semakin luas.

"Ditambah dengan solusi end to end yang kami tawarkan seperti fiber to the tower dan energy as a service, kami yakin Mitratel dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan MNO,” kata Teddy dalam keterangan resmi, Kamis (2/3/2023).


Monetisasi Aset

Direktur Utama PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (tengah) bersama jajaran Direksi berbincang usai penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel sebanyak 29,85% saham kepada publik di Jakarta, Selasa (26/10/2021) (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Teddy menuturkan, tahun ini Mitratel akan fokus untuk monetisasi aset melalui peningkatan kolokasi. Mitratel sebagai Tower Provider Independen akan terus agresif memonetisasi aset melalui order dari seluruh MNO seiring ekspansi jaringan MNO termasuk di luar Jawa.

Peningkatan permintaan kolokasi dari MNO tentunya akan berdampak pada tumbuhnya Tenancy Ratio yang pada gilirannya meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Per September 2022 Mitratel memiliki lebih dari 35 ribu menara telekomunikasi yang tersebar di seluruh kota dan kabupaten di Indonesia dengan komposisi 42 persen yang berada di Pulau Jawa, dan 58 persen berada di luar pulau Jawa dan menjadikan Mitratel sebagai pemilik menara telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara.

"Ke depannya, Mitratel dan IOH berkomitmen untuk terus saling mendukung pengembangan bisnis dan layanan melalui beberapa kerjasama yang mengikuti perjanjian jual beli menara ini,” ujar Teddy.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya