Liputan6.com, Jakarta - Seperti biasanya, seluruh umat muslim menunaikan sholat wajib lima waktu setiap hati. Mulai dari sholat di waktu subuh, siang, sore, hingga petang dan malam hari.
Sholat menjadi ibadah wajib bagi seorang umat muslim untuk menyembah Sang Penciptanya. Ini sebagai bentuk syukur atas kehidupan dan rahmat kebaikan yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, umat muslim juga dianjurkan untuk melaksanakan berbagai sholat sunnah lain yang dapat memberikan tambahan pahala dan membantu segala urusan. Nabi Muhammad SAW telah memperkenalkan berbagai jenis ibadah sholat sunnah. Salah satunya adalah sholat hajat.
Sholat hajat merupakan ibadah sholat yang dilakukan ketika seseorang memiliki suatu keinginan ataupun hajat.
Ibadah ini merupakan bentuk ikhtiar agar keinginan kita dikabulkan oleh Allah SWT. Baik Itu keinginan yang berkaitan dengan rezeki, jodoh, atau perlindungan dari perkara-perkara yang bersifat mudharat.
Meminta sesuatu kepada Allah SWT bukanlah hal yang dilarang. Sebaliknya, meminta kepada Allah sangat dianjurkan. Asalkan hajat tersebut diminta dengan cara yang sesuai syariat.
Saksikan Video Pilihan ini:
Ketentuan dan Tata Cara Sholat Hajat
Waktu dan Jumlah Rakaat
Sholat hajat hendaknya dilakukan sebanyak 2 hingga 12 rakaat. Setiap 2 rakaat harus disertai dengan salam. Pengerjaannya bisa dilakukan kapan saja, kecuali di waktu-waktu yang dilarang melakukan ibadah sholat. Waktu yang dimaksud adalah:
1) sholat subuh hingga matahari terbit
2) selepas waktu ashar hingga matahari terbenam
Waktu terbaik untuk melakukan sholat hajat adalah malam hari, terutama di sepertiga bagian terakhir malam.
Tata Cara Sholat Hajat
1. Membaca niat
اُصَلِّى سُنَّةَ الْحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku berniat sholat hajat sunnah hajat dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
2. Membaca doa Iftitah dan Surat Al-fatihah
3. Membaca surat pendek
4. Ruku dengan tuma’ninah
5. I’tidal dengan tuma’ninah
6. Sujud dengan bacaan tuma’ninah
7. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
8. Sujud kedua dengan tuma’ninah
9. Mengerjakan rakaat kedua seperti rakaat pertama dengan membaca ayat kursi sebagai pengganti surat pendek
10. Salam
11. Setelah selesai mengerjakan sholat hajat, dianjurkan untuk membaca sholawat nabi
12. Selanjutnya, membaca doa wirid atau doa khusus setelah sholat hajat
13. Terakhir, memanjatkan doa kepada Allah sesuai keinginan atau hajat pribadi.
Advertisement
Keistimewaan dan Doa Setelah Sholat Hajat
Rasulullah SAW pernah bersabda sebagai berikut:
“Siapa yang berwudhu dan sempurna wudhunya, kemudian sholat dua rakaat (sholat hajat) dan sempurna rakaatnya, maka Allah berikan apa yang dia pinta cepat atau lambat.” (HR.Ahmad)
Berdasarkan hadits tersebut, Nabi Muhammad SAW menganjurkan agar umatnya untuk menjalankan sholat hajat jika berharap keinginannya dikabulkan Allah SWT.
Keistimewaan sholat hajat yang paling utama yaitu keinginan kita akan dikabulkan oleh Allah SWT dengan jalan terbaik menurut-Nya. Selain itu, sholat hajat juga akan mendatangkan berbagai kebaikan lainnya. Beberapa di antaranya yaitu sebagai berikut:
Mendapatkan pahala dari Allah SWT Mendekatkan diri hanya kepada Allah SWT Mendapatkan perasaan yang lebih tenang Rasa tawakal yang lebih kuat Memperkuat keimanan kita
Do’a Setelah Sholat Hajat
Sesuai dengan urutannya, doa khusus ini dibaca setelah selesai membaca sholawat nabi. Mengutip dari laman NU Online, berikut adalah doa setelah sholat hajat yang diajarkan oleh Rasulullah SAW:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الحَلِيْمُ الكَرِيْمُ ، سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ العَرْشِ العَظِيْم ، الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ ، أَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ ، وَالغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ ، وَالسَّلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ ، لَا تَدَعْ لِي ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ ، وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضًا إِلَّا قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Lâ ilâha illallâhul halîmul karîm. Subhânallâhi rabbil ‘arsyil karîmil ‘azhîm. Alhamdulillâhi rabbil ‘âlamîn. As’aluka mûjibâti rahmatik, wa ‘azâ’ima maghfiratik, wal ghanîmata min kulli birrin, was salâmata min kulli itsmin. La tada‘ lî dzanban illâ ghafartah, wa lâ hamman illâ farrajtah, wa lâ hâjatan hiya laka ridhan illâ qadhaitahâ ya arhamar râhimîn.
Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah yang maha lembut dan maha mulia. Maha suci Allah, penjaga Arasy yang agung. Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta. Aku mohon kepada-Mu bimbingan amal sesuai rahmat-Mu, ketetapan ampunan-Mu, kesempatan meraih sebanyak kebaikan, dan perlindungan dari segala dosa. Janganlah Kau biarkan satu dosa tersisa padaku, tetapi ampunilah. Jangan juga Kau tinggalkanku dalam keadaan bimbang, karenanya bebaskanlah. Jangan pula Kau telantarkanku yang sedang berhajat sesuai ridha-Mu karena itu penuhilah hajatku. Hai Tuhan yang maha pengasih.”