Google Doodle Hari Ini Peringati Ultah ke-83 Sapardi Djoko Damono

Google Doodle pada Senin, 20 Maret 2023, memperingati hari ulang tahun ke-83 dari Sapardi Djoko Damono.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 20 Mar 2023, 09:07 WIB
Google Doodle Sapardi Djoko Damono (Google)

Liputan6.com, Jakarta - Google hari ini, Senin (20/3/2023), mengenang sastrawan terkenal di Indonesia, Sapardi Djoko Damono, dengan menampilkan wajahnya sebagai Doodle di laman pencarian tersebut.

Tanggal 20 Maret 2023 sendiri dipilih karena menjadi perayaan hari ulang tahun ke-83 dari penulis puisi "Yang Fana adalah Waktu" tersebut.

Dalam Google Doodle ini, terlihat sosok Sapardi Djoko Damono dalam bentuk gambar kartun yang sedang memegang payung, sembari hujan turun menemani dengan rintik di sekelilingnya.

Di tangannya tergenggam sebuah buku berwarna cokelat dengan topi pet khas dirinya, Sapardi berdiri di tengah rimbunnya pepohonan, di bawah rintik hujan. Tulisan "Google" pun ikut bersendu dibuatnya.

Dalam keterangannya, Google menulis bahwa Sapardi Djoko Damono adalah "penyair yang merevolusi puisi liris di Indonesia."

Sapardi Djoko Damono lahir di Solo, Jawa Tengah, pada 1940. Ia mulai menulis puisi saat bersekolah di SMA Surakarta.

Kemudian dia mendapatkan gelar Bahasa Inggris dari Universitas Gajah Mada, lalu melanjutkan belajar sastra Indonesia di sekolah Pascasarjana.

Saat bekerja sebagai penyiar radio dan asisten teater selama ini, dia mulai menganggap puisinya lebih serius. Kumpulan puisi pertamanya, "DukaMu Abadi", dirilis tahun 1969.

"Pada saat sebagian besar penyair Indonesia berfokus pada refleksi dan gagasan masyarakat, debut terobosan Damono mencerminkan kondisi manusia," tulis deskripsi Google Doodle.

Karena kesuksesan buku tersebut, Sapardi diangkat sebagai guru besar sastra di Universitas Indonesia (UI).

 


Inspirasi Musisi dan Ode untuk Generasi Penulis Berikutnya

Preskon film Hujan Bulan Juni (Nurwahyunan/bintang.com)

Sapardi Djoko Damono juga menjadi penerjemah untuk sejumlah karya sastra dunia ke bahasa Indonesia, di mana salah satu terjemahannya yang terkenal adalah untuk The Old Man and the Sea karya Ernest Hemingway.

Tahun 1994, Sapardi menerbitkan "Hujan Bulan Juni", yang merupakan kumpulan beberapa puisi terbesarnya. Karya ini menginspirasi beberapa musisi untuk membuat komposisi dengan tema serupa.

Sapardi menjadi dekan fakultas di UI, dan mengadakan resital puisi pada 2010 untuk merayakan karya-karya hidupnya. Selain itu, dia juga mendapatkan sejumlah penghargaan bergengsi untuk karyanya. Sapardi Djoko Damono meninggal pada 19 Juli 2020 yang lalu.

"Saat ini, puisinya masih dibaca di seluruh dunia, berfungsi sebagai ode untuk generasi penulis berikutnya," tulis Google.

Google Doodle Sapardi Djoko Damono pun eksklusif hanya ditampilkan di wilayah Indonesia.


Beberapa Puisi Sapardi Djoko Damono

Penyari Sapardi Djoko Damono. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Berikut ini salah satu puisi dari Sapardi Djoko Damono yang cukup terkenal hingga saat ini:

Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan kata yang tak sempat diucapkan

kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Hanya

Hanya suara burung yang kau dengar

dan tak pernah kaulihat burung itu

tapi tahu burung itu ada di sana

Hanya desir angin yang kaurasa

dan tak pernah kaulihat angin itu

tapi percaya angin itu di sekitarmu

Hanya doaku yang bergetar malam ini

dan tak pernah kau lihat siapa aku

tapi yakin aku ada dalam dirimu

 

Infografis 10 Daftar Pahlawan Nasional Perempuan di Indonesia. (Liputan6.com/Tri Yasnie)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya