Tata Cara Ziarah Kubur Jelang Ramadhan, Simak Susunan Bacaannya

Ziarah kubur menjadi salah satu tradisi yang dilakukan sebagian masyarakat Indonesia jelang Ramadhan, begini susunan bacaannya.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 20 Mar 2023, 09:31 WIB
Warga berziarah di makam keluarganya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta, Selasa (29/3/2022). TPU setempat semakin banyak dikunjungi warga yang melakukan tradisi ziarah kubur menjelang Ramadhan. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ziarah kubur menjadi salah satu tradisi yang dilakukan sebagian masyarakat Indonesia jelang Ramadhan.

Istilah ziarah kubur jelang Ramadhan di berbagai daerah pun berbeda-beda. Ada yang menyebutnya arwahan, di Jawa Tengah disebut nyekar, sementara masyarakat Jawa Timur biasa menyebutnya kosar.

Sedangkan, di tanah Sunda tradisi ziarah kubur jelang Ramadhan ini disebut munggahan. Di daerah Jawa Barat, munggahan tak hanya dilakukan dengan ziarah kubur, tapi juga makan bersama keluarga dengan menu spesial.

Mengingatkan pada Akhirat

Pada dasarnya, berziarah ke makam orangtua, orang-orang saleh, para ulama, dan wali-wali Allah SWT boleh dilakukan dengan niat agar dapat mengingatkan kepada akhirat (tazdkiratul akhirah).

Hal ini dijelaskan oleh tokoh Islam Imam Ibnu Hajar al-Haytami dalam kitab ‘al-Fatawa al-Fiqhiyah al-Kubra’ seperti melansir NU Online, Senin (20/3/2023).

كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ أَلَا فَزُورُوهَا، فَإِنَّهُ يُرِقُّ الْقَلْبَ، وَتُدْمِعُ الْعَيْنَ، وَتُذَكِّرُ الْآخِرَةَ، وَلَا تَقُولُوا هُجْرً  

Artinya: “Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, tapi (sekarang) berziarahlah kalian, sesungguhnya ziarah kubur dapat melunakkan hati, menitikkan (air) mata, mengingatkan pada akhirat, dan janganlah kalian berkata buruk (pada saat ziarah).” (HR. Hakim).

Terkait bacaan ziarah kubur, Imam Nawawi dalam kitabnya al-Adzkar menganjurkan para peziarah untuk mengawali dengan mengucapkan salam kepada ahli kubur. Sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Kemudian memperbanyak bacaan Al-Quran, dzikir, serta mendoakan ahli kubur di daerah yang diziarahi dan semua umat Islam.


Susunan Bacaan

Berikut susunan bacaan yang bisa dilafalkan saat ziarah kubur:

Mengucap Salam

السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ

Latin: Assalamu'alaìkum dara qaumìn mu'mìnîn wa atakum ma tu'adun ghadan mu'ajjalun, wa ìnna ìnsya-Allahu bìkum lahìqun

Arti: "Assalamualaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin, telah datang kepada kalian janji Allah yang sempat ditangguhkan dan kami InsyaAllah akan menyusul kalian."

Mengucap Istigfar 

أَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ اَلَّذِي لآ إِلَهَ إِلَّا هُوَ اْلحَيُّ اْلقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Latin: Astaghfirullah Hal Adzim Alladzi La ilaha Illa Huwal Hayyul Qoyyumu Wa atubu Ilaihi

Arti: "Aku mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya."


Membaca Al-Fatihah dan Surat Pendek Lainnya

Usai membaca istigfar, maka surat-surat yang dapat dibaca saat ziarah kubur jelang Ramadhan adalah:

  • Al-Fatihah
  • Al Ikhlas
  • Al Falaq
  • An-Naas

Membaca kalimat tahlil

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ

Latin: Laa Ilaaha Illallah

Artinya: "Tiada Tuhan selain Allah."

Sebagian orang juga membaca surat Yasin dari ayat pertama hingga ayat terakhir.


Doa Ziarah Kubur

Bacaan dilanjutkan dengan doa ziarah kubur:

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الذُّنُوبِ والْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ

الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّار, وَافْسَحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ، ونَوِّرْ لَهُ فِيهِ

Latin: Allahummaghfìrlahu war hamhu wa 'aafìhìì wa'fu anhu, wa akrìm nuzuulahu wawassì' madholahu, waghsìlhu bìl maa'ì watssaljì walbaradì, wa naqqìhì, mìnaddzzunubì wal khathaya kamaa yunaqqatssaubul abyadhu mìnad danasì.

Wabdìlhu daaran khaìran mìn daarìhì wa zaujan khaìran mìn zaujìhì. Wa adkhìlhul jannata wa aìdzhu mìn adzabìl qabrì wa mìn adzabìnnaarì wafsah lahu fì qabrìhì wa nawwìr lahu fìhì.

Artinya: "Ya Allah, berilah ampunan dan rahmat kepadanya. Berikanlah keselamatan dan berikanlah maaf kepadanya. Berikanlah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya. Mandikanlah dia dengan air, es, dan embun. Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotoran."

"Gantikanlah untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya, isteri yang lebih baik dari isterinya. Masukkanlah dia ke dalam surga, berikanlah perlindungan kepadanya dari azab kubur dan azab neraka. Lapangkanlah baginya dalam kuburnya dan terangilah dia di dalamnya."

infografis Kebiasaan Saat Puasa Ramadan di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya