Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin akan menemui Director-General of the World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus untuk membahas status endemi COVID-19. Khususnya pembahasan endemi COVID-19 di Indonesia.
Direncanakan pertemuan Budi dengan Dirjen WHO segera dilakukan dalam waktu dekat pada bulan Maret 2023. Namun, ia tak menyebut secara pasti, kapan tanggal pertemuan dengan Tedros nantinya.
Advertisement
"Soal endemi, iya nanti ketemu (Dirjen) WHO bulan ini (Maret 2023). Doain aja ya," ucap Menkes Budi Gunadi saat diwawancarai Health Liputan6.com usai acara 'Pemberian Penghargaan Penanganan COVID-19' di Gedung Kementerian Keuangan RI Jakarta pada Senin, 20 Maret 2023.
Negara Diberikan Kesempatan untuk Nyatakan Endemi
Budi Gunadi sebelumnya mengatakan bahwa dirinya telah berbicara dengan WHO terkait pandemi COVID-19 dan kaitannya dengan status endemi. Pembicaraan ini dalam bentuk daring, belum pertemuan tatap muka langsung.
"Sudah bicara dengan WHO, intinya bilang begini, masing-masing negara itu diberikan kesempatan sama mereka untuk men-declare (menyatakan), kapan titiknya (endemi) itu tercapai," kata Menkes Budi di sela-sela 'Peluncuran White Paper Genomics: Leapfrogging into the Indonesian healthcare future oleh East Ventures' di Jakarta, Kamis (16/2/2023).
Tetap Hati-hati Terhadap Varian COVID-19
Sudah ada pernyataan WHO agar negara masing-masing memutuskan sendiri soal endemi, WHO juga mengimbau agar tetap hati-hati terhadap varian-varian COVID-19 yang masih bermutasi.
"Cuma WHO bilang tolong hati-hati karena varian-varian ini masih terus bermutasi dan ada kemungkinan juga loncat antar negara," Budi Gunadi Sadikin menambahkan.
Meski begitu, WHO juga menyampaikan bahwa secara alami virus akan melemah agar bisa bertahan hidup pada inangnya, yakni manusia.
"WHO juga bilang, by nature, virus itu harus ada inangnya. Kalau inangnya meninggal, manusia meninggal, virusnya juga meninggal. By nature karena ingin hidup lebih lama, virus itu akan semakin lemah supaya inangnya tidak meninggal," terang Menkes Budi Gunadi.
Strategi Vaksinasi Usai Pencabutan Status Pandemi
Komunikasi dengan WHO terkait endemi ini dilakukan menyusul wacana vaksin berbayar Rp100.000. Menurut Menkes Budi ini adalah strategi vaksinasi COVID-19 usai pencabutan status pandemi COVID-19.
"Vaksinasi untuk booster kita siapkan, harga vaksinasi ini sebetulnya di bawah Rp100.000, itu belum pakai ongkos. Harusnya ini pun bisa di-cover oleh masyarakat secara independen (mandiri),” kata Budi Gunadi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI pada Rabu, 8 Februari 2023.
Advertisement
Temui Dirjen WHO Soal Pencabutan Status Pandemi
Pada Januari 2023, Menkes Budi Gunadi Sadikin sudah menyampaikan akan bertemu Dirjen Tedros Adhanom Ghebreyesus untuk membicarakan pencabutan status pandemi COVID-19.
Direncanakan, Budi Gunadi segera menemui Tedros pada Maret 2023. Pembicaraan juga terkait pelaporan situasi COVID-19 di Indonesia kepada WHO.
"Saya akan datang (bertemu Tedros) mulai bulan Maret nanti untuk bilang, ini kan Indonesia udah beres (situasi COVID-19 terkendali). Ya kan ada negara-negara yang lebih buruk dari Indonesia," ucapnya saat menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Transisi Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Gedung AA. Maramis, Kementerian Koordinator Perekonomian Jakarta, Kamis (26/1/2023).
"Tapi kan udah banyak juga (negara) yang udah merasa beres. Yuk, pelan-pelan kita tarik (status pandemi)."
Lobi Cabut Status Pandemi Tanggal 17 Agustus
Menkes Budi Gunadi berkelakar, sebenarnya ia ingin melobi WHO agar status pandemi COVID-19 dicabut pada tanggal 17 Agustus. Tanggal tersebut bertepatan dengan Hari Kemerdekaan RI.
"Saya tadi mau bujuknya (ke Tedros), kalau bisa tariknya (cabut status pandemi) tanggal 17 Agustus ini Pak Tedros. Kenapa? Karena itu Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, belum tentu berhasil (buat melobinya) tapi seenggaknya kan ada bagusnya," ucapnya sembari tertawa.
"Ibu Sri Mulyani (Menteri Keuangan) udah melotot ke saya, kok lama amat nanti? Uangnya kebanyakan, kalau bisa lebih cepat ditarik, lebih bagus."