Liputan6.com, Garut - Sejumlah spanduk bentuk kemarahan masyarakat Garut, Jawa Barat akibat jalan rusak yang ditujukan ke Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau Kang Emil mulai menyebar di sejumlah titik di Garut.
Dalam sebuah spanduk bergambar Kang Emil di jalan Leles-Kadungora tepatnya di wilayah Warung Peuteuy, Kecamatan Banyuresmi, Koalisi Masyarakat Pemantau Pembangunan Garut menuliskan unek-unek-uneknya dengan menyampaikan tulisan ‘MENJADI JABAR SANGSARA, hanya di jaman Ridwan Kamil jalan ini rusak’.
Advertisement
Tidak hanya itu dalam sebuah bulatan kecil bergambar kang Emil di kiri atas spanduk yang sama, mereka membuat petisi ancaman untuk tidak memilih kang Emil dalam Pilkda Jabar 2024 mendatang. ‘Moal Dipilih Deui’ (Tidak akan dipilih kembali),” tulisnya.
Tidak hanya itu, spanduk kritikan serupa terdapat di sekitar Tutugan Leles, Kecamatan Leles. “Kami butuh aksi nyata gubernur bukan pencitraan, jalan ruksak rakyat nucilaka (yang celaka)
Mereka pun mencantumkan #2024 gubernur baru, punten moal dipilih dei (maaf tidak akan dipilih lagi).
Menanggapi hal itu, Bupati Garut Rudy Gunawan menyampaikan permintaan maaf, akibat banyaknya jalan rusak milik provinsi yang di ada di Garut dalam kondisi rusak.
“Saya sudah dapat konfirmasi dan akan segera diperbaiki,” kata dia, Senin (20/3/2023).
Tidak hanya itu, dalam kunjungan Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum sebelumnya, Rudy menyatakan orang nomor dua di Provinsi Jabar tersebut, menyatakan rencana perbaikan sejumlah jalan rusak provinsi di wilayah Garut. “Katanya akan segera diperbaiki,” kata dia.
Pejabat Jangan Anti Kritik
Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Phil Sukri mengingatkan setiap pemimpin daerah agar senantiasa bijaksana dalam menanggapi beragam kritik yang disampaikan oleh masyarakat. "Ketika dikritik, pemimpin daerah juga tidak boleh baper (bawa perasaan) dan selalu menunjukkan sikap bijaksana," kata Sukri dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan pada dasarnya kritik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tugas seorang pemimpin daerah sebagai pejabat publik.
Sukri mengatakan hal itu guna menanggapi kegaduhan mengenai pemecatan yang dialami guru tidak tetap di SMK Telkom Sekar Kemuning, Cirebon, Jawa Barat, Muhammad Sabil Fadhilah usai mengkritik Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di kolom komentar salah satu unggahan dalam akun Instagram pribadi Ridwan Kamil.
Sukri memahami bahwa sebagai pribadi Ridwan Kamil memang bisa tersinggung ketika dikritik. Akan tetapi, menurut dia, Ridwan Kamil tetap harus bijaksana meskipun dia tersinggung atau marah.
Saat dikritik, Sukri menilai Ridwan Kamil seharusnya cukup memberi penjelasan di media yang sama."Jika Ridwan Kamil tak segera menjelaskan, itu memberikan dampak yang kurang baik baginya, khususnya di Jawa Barat,” kata dia.
Berikutnya, Sukri menilai kritik dari Muhammad Sabil juga harus dilihat secara jernih atau didalami lebih lanjut.
“Harus dilihat apakah Ridwan Kamil memakai atribut partai politik atau hanya warna yang mirip. Jika menggunakan atribut partai, apakah itu merupakan suatu kesengajaan atau tidak. Itu semua harus dilihat secara jernih,” ujarnya.
Sebelumnya, Ridwan Kamil menegaskan dirinya bukan sosok pemimpin yang anti terhadap kritik dari pihak luar, termasuk kritikan dari Muhammad Sabil.
Ia mengaku setiap kritikan atau pertanyaan dari pihak luar yang ditujukan kepada dirinya di jagat maya selalu dibalas berdasarkan kritik atau pertanyaan tersebut.
Advertisement