Syabda Persaka Belawa Meninggal, Badminton World Federation Berduka

Badminton World Federation (BWF) turut berduka atas meninggalnya Syabda Persaka Belawa.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 20 Mar 2023, 19:13 WIB
Syabda Perkasa Belawa. (Dok PBSI)

Liputan6.com, Jakarta - Para fans badminton Indonesia sedang berduka karena meninggalnya Syabda Perkasa Belawa. Atlet muda berusia 21 tahun itu, serta ibunya, meninggal dalam sebuah kecelakaan pada dini hari di Tol Pemalang, Senin (20/3/2023). 

"Diduga pengendara dalam kondisi mengantuk sehingga membentur kendaraan bermotor truk Nopol AG 8711 V yang melaju searah di depannya,” ujar Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Iqbal Al Qudussy kepada Liputan6.com.

Badminton World Federation (BWF) turut memberikan penghormatan kepada Syabda Perkasa Belawa. Ungkapan itu disampaikan melalui Twitter resmi mereka.

Rest in peace, Syabda," ujar pihak BWF. 

PD Djarum menyebut Syabda meninggal ketika ingin berkunjung ke makam neneknya. 

"Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya salah satu atlet kami, Syabda Perkasa Belawa, dan Ibunda tercintanya," tulis PB Djarum dikutip dari Akun Twitternya, Senin. 

"Syabda meninggal dunia dini hari tadi, dalam perjalanan bersama keluarganya ke Sragen, untuk berziarah ke makam neneknya. Selamat jalan Syabda," sambungnya.

Luka Berat

Kendaraan Camry yang dinaiki Syabda berisikan lima orang, dengan rincian dua meninggal dunia dan tiga lainnya mengalami luka ringan.

“Tindakan kepolisian telah menerima laporan dan mendatangi TKP, mencatat identitas saksi, mengamankan barang bukti, serta mengecek korban ke RSI Al Ikhlas Pemalang,“ jelas Kombes Iqbal Al Qudussy.

Dalam peristiwa itu, Syabda Perkasa Belawa mengalami luka berat di bagian kepala.

“Mengalami luka robek kepala sebelah kiri, cedera kepala berat, kondisi meninggal dunia setelah menjalani perawatan,” tutur Iqbal.


Ibunda Syabda Perkasa Belawa Juga Meninggal

Kedekatan Syabda Perkasa Belawa dengan Ibunya yang Juga Meninggal Dunia karena Kecelakaan.  foto: Instagram @syabdaperkasa

Kabar duka meninggalnya Syabda juga dibagikan oleh mantan pemain nasional bulu tangkis Indonesia Yuni Kartika di akun media sosialnya.

Salah seorang warganet yang mengaku sebagai tetangga Syabda Perkasa Belawa yang ikut membalas cuitan Yuni mengatakan, ibunda Syabda turut berpulang dalam kecelakaan tersebut."Bnr ka, aku tetangga nyaa meninggal sama ibu nya juga," cuit seorang warganet.

Melansir kanal News Liputan6.com, informasi lain yang beredar di media sosial menyebut, kecelakaan dialami oleh keluarga Syabda Perkasa dalam perjalanan menuju Sragen. Kakak dan ayah Syabda dikabarkan mengalami luka ringan akibat kecelakaan tersebut. Sedangkan Syabda dan ibundanya meninggal dunia.

Syabda meninggal dunia karena kecelakaan yang dialaminya di tol Pemalang saat hendak pulang ke Sragen untuk menghadiri acara pemakaman neneknya. Syabda meninggal di usia 21 tahun. Syabda merupakan atlet muda yang sudah lama bergabung di Pelatnas PBSI dan menjadi salah satu atlet tunggal putra yang menjanjikan.

Selain itu, Syabda Perkasa juga terlihat sangat dekat dengan ibunya. Hal itu diketahui dari unggahan di akun Instagramnya, meski ia tak terlalu aktif di Instgram.

Salah satunya adalah sebuah unggahan saat berfoto bersama ibunya, Anik Sulistyowati. "The one and only, Happy birthday mama!🖤," tulisnya dalam unggahan pada 27 Januari 2021.


Gejala Microsleep

Ilustrasi Kecelakaan Mobil (iStockPhoto)

Mengantuk memang menjadi salah satu penyebab kecelakaan lalu lintas terbanyak, terlebih jika pengemudi melakukan perjalanan jauh atau berkendara pada malam hari atau dini hari, yakni microsleep yang memang harus dipahami semua pengemudi.

Microsleep merupakan suatu kejadian hilangnya kesadaran atau perhatian seseorang karena merasa lelah atau mengantuk, umumnya microsleep berlangsung sekitar sepersekian detik hingga 10 detik penuh.

Jika dibiarkan, walaupun sebentar microsleep berisiko menyebabkan kecelakaan akibat kehilangan kesadaran saat sedang mengendarai kendaraan.

Beberapa penyebab microsleep:

  1. Kurangnya waktu tidur akibat begadang.Obesitas.
  2. Efek samping dari obat-obatan yang sedang dikonsumsi.
  3. Pengaruh dari penyakit seperti diabetes dan tekanan darah tinggi.
  4. Menurunnya kualitas tidur, misalnya akibat insomnia dan sleep apnea.

Berikut cara pencegahannya:


Mencegah Microsleep

Ilustrasi kecelakaan (Istimewa)

Menurut Kementerian Kesehatan, beberapa cara mencegah terjadinya microsleep saat berkendara, yaitu:

1. Sebelum berkendara, pastikan sudah beristirahat atau tidur yang cukup.

Tubuh biasanya sudah menyesuaikan dengan pola tidur yang kurang lebih sama setiap harinya. Dikarenakan tubuh ikut beristirahat setelah melakukan berbagai aktivitas sebelumnya. Oleh karena itu, pastikan beristirahat atau tidur selama 7 hingga 9 jam dan tidak berkendara mendekati atau saat waktu tidur serta mengatur perencanaan perjalanan yang baik.

Seperti mengatur waktu untuk berkendara dan juga menyisipkan waktu beristirahat beberapa menit di rest area yang dilewati. Gunanya selain sampai tujuan sesuai jadwal, ini juga dapat membantu mencegah rasa kantuk untuk pengendara dengan mendapatkan istirahat yang pas dan cukup untuk berkendara dengan aman.

2. Mendengarkan musik agar tetap terjaga.

Musik dapat membangun mood pendengarnya. Saat berkendara, musik dapat menjadi teman perjalanan agar tetap terjaga. Selain untuk mengusir rasa penat atau pun rasa kantuk selama perjalanan juga untuk menghilangkan rasa sepi di dalam kabin.

Namun perlu diingat, mendengarkan musik dengan volume berlebihan dapat menganggu konsentrasi, sehingga pastikan volume musik dalam keadaan cukup untuk membantu menghilangkan rasa kantuk.

3. Segera menepi dan beristirahat sejenak apabila mengantuk.

Jika rasa lelah dan kantuk sudah mulai dirasakan atau tidak tertahankan, beristirahatlah di rest area terdekat selama beberapa waktu dan beristirahat sejenak.

4. Mengobrol dengan teman semobil.

Menyetir sendiri akan menciptakan rasa kantuk yang berlebihan yang kemungkinan dipicu oleh rasa bosan. Sehingga ketika berencana untuk menempuh perjalanan yang jauh, Anda dapat mengajak teman dan keluarga untuk mendampingi selama perjalanan.

Adanya kehadiran orang lain di dalam mobil akan menjadi Anda lebih terjaga karena Anda dapat lebih aktif mengobrol atau mendengarkan. Dan ketika tanda-tanda microsleep muncul, teman perjalanan dapat dan menyarankan untuk menepi atau dapat bergantian untuk sementara.

Infografis: Ayo cari tahu syarat dan prosedur untuk pengajuan santunan kecelakaan dari Jasa Raharja, ternyata mudah!

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya