Kemenkes Telusuri 20 Anak yang Kontak Erat dengan Satu Pasien Polio di Purwakarta

Sebanyak 20 anak lagi diambil sampel dan diperiksa usai temuan polio di Purwakarta.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 21 Mar 2023, 13:00 WIB
Ilustrasi anak suspek polio di Purwakarta sedang diperiksa sampel. (Sumber foto: Pexels.com.)

Liputan6.com, Jakarta Tindak lanjut dari kemunculan satu kasus polio di Purwakarta, Jawa Barat, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia sedang memeriksa 20 anak. Kedua puluh anak tersebut diambil sampel tinja untuk mengetahui apakah mereka positif polio atau tidak.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, saat ini dilakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) terhadap 20 anak yang kontak erat dengan satu kasus positif polio di Kabupaten Purwakarta.

Seluruh anak tersebut juga berdomisili dalam satu kawasan dengan anak yang positif polio.

"Di wilayah itu (Kabupaten Purwakarta) lagi di PE, 20 anak sampelnya diambil dan diperiksa," ujar Nadia saat ditemui Health Liputan6.com usai acara 'Pemberian Penghargaan Penanganan COVID-19' di Gedung Kementerian Keuangan RI Jakarta pada Senin, 20 Maret 2023.

Penularan Virus Polio

Merujuk pada informasi Infeksi Emerging Kemenkes, polio menyebar melalui kontak orang ke orang. Ketika seorang anak terinfeksi virus polio liar, virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan berkembang biak di usus.

Ini kemudian dibuang ke lingkungan melalui faeces di mana ia dapat menyebar dengan cepat melalui komunitas, terutama dalam situasi kebersihan dan sanitasi yang buruk.

Virus tidak akan rentan menginfeksi dan mati bila seorang anak mendapatkan imunisasi lengkap terhadap polio. Polio dapat menyebar ketika makanan atau minuman terkontaminasi oleh feses. Ada juga bukti bahwa lalat dapat secara pasif memindahkan virus polio dari feses ke makanan.

Kebanyakan orang yang terinfeksi virus polio tidak memiliki tanda-tanda penyakit dan tidak pernah sadar bahwa mereka telah terinfeksi. Orang-orang tanpa gejala ini membawa virus dalam usus mereka dan dapat "diam-diam" menyebarkan infeksi ke ribuan orang lain.


Suspek Polio di Purwakarta Masih Diperiksa

Ilustrasi suspek polio di Purwakarta masih diperiksa. /copyright: unsplash/omar lopez

Ditegaskan kembali oleh Siti Nadia Tarmizi, suspek polio di Purwakarta yang terdiri dari 20 anak sedang diperiksa. Hasil pemeriksaan ini belum keluar dan masih menunggu waktu.

"Polio ini menular lewat tinja, air. Suspeknya masih diperiksa," lanjutnya.

Polio Seharusnya Tak Boleh Muncul Lagi

Lebih lanjut, Nadia mengatakan, penyakit polio seharusnya tidak boleh muncul lagi. Terlebih lagi Indonesia sudah eradikasi polio sejak tahun 2014. Pada waktu itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, Indonesia sudah bebas polio atau eradikasi.

"Kasus polio kan harusnya enggak boleh ada kasus. Kalau polio ini sejak eradikasi, kita enggak boleh ada kasus lagi yang konfirmasi," lanjutnya.


Positif Polio di Purwakarta Tak Bisa Jalan

Ilustrasi anak polio di Purwakarta tak bisa jalan. /dok. Unsplash Vitolda

Siti Nadia Tarmizi menuturkan, anak yang mengalami polio di Purwakarta itu sebenarnya sudah tidak berjalan sejak tahun 2021.

Dari informasi yang diperoleh Kemenkes, sang anak sejak berusia 2 tahun sudah mengalami kesulitan berjalan. Semakin lama kondisi anak melemah, hingga akhirnya dibawa ke fasilitas kesehatan (faskes) pada Februari 2023.

"Tahun ini (muncul polio) di Purwakarta, tapi sebenarnya itu 2021, anaknya sudah tidak bisa berjalan. Ketahuannya karena anaknya demam, dibawa ke rumah sakit," tutur Nadia.

Curiga Tak Bisa Jalan karena Polio

Setibanya di Puskesmas setempat, sang anak diperiksa. Tenaga kesehatan (nakes) mencurigai bahwa kondisi NO yang tak bisa berjalan karena alami penyakit polio.

"Terus Puskesmas (di Purwakarta) melihat penyebab dia tidak bisa berjalan itu adalah polionya," lanjut Nadia.

Angka Kelahiran Anak di ASEAN pada 2022. (Liputan6/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya