Umur 2 Tahun Belum Bisa Jalan, Bocah di Purwakarta Ternyata Menyandang Polio

Kasus polio yang dikenal bisa memicu disabilitas fisik kembali ditemukan di Indonesia tepatnya di Purwakarta, Jawa Barat.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 22 Mar 2023, 14:00 WIB
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dr. Rohadi Hendra Setya Wibawa menyampaikan soal temuan kasus polio di Purwakarta, Jawa Barat saat ditemui di Jakarta Selatan, Senin (20/3/2023). Foto: (Liputan6.com/Ade Nasihudin).

Liputan6.com, Jakarta Kasus polio yang dikenal bisa memicu disabilitas fisik kembali ditemukan di Indonesia tepatnya di Purwakarta, Jawa Barat.

Menurut Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dr. Rohadi Hendra Setya Wibawa, kasus polio ini ditemukan pada anak umur empat tahun. Sejak usia dua, anak ini mengalami gangguan perkembangan.

“Anak itu usianya empat tahun, dari usia dua tahun itu ada gangguan perkembangan kata orangtuanya. Harusnya kan dua tahun sudah bisa jalan, jadi keluhan orangtuanya itu kenapa dua tahun belum bisa jalan,” kata Hadi saat ditemui di acara Novo Nordisk, Jakarta Selatan, Senin 20 Maret 2023.

Ia menambahkan, meski gejala keterlambatan berjalan sudah terlihat sejak umur dua tahun, tapi keluarga tidak mengetahui bahwa gejala tersebut merujuk pada kondisi polio.

“Gejalanya sudah ada di umur dua tahun tapi karena ketidakpahaman keluarga jadi dianggapnya hal biasa, gangguan perkembangan saja. Di umur empat tahun muncul lah gejala yang lebih berat,” ujar Hadi.

Akibat polio yang disandang, kini anak tersebut mengalami kelemahan otot kaki.  Kasus polio ini ditemukan dari hasil sekuensing yang dilakukan pihak Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Hadi menemukan, kuman penyebab polio itu bahkan sudah berada pada tubuh anak sejak usianya satu tahun.


Tindakan Usai Temuan Kasus

Setelah hasil temuan ini diumumkan, pihak Hadi bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan pengambilan sampel di area sekitar tempat tinggal anak tersebut.

“Awalnya 30 sampel yang kita ambil, (setelah temuan kasus) jadi kita ambil 200 sampel dari tinja di area sekitar karena penularan (polio) kan biasanya dari tinja,” ujar Hadi.

Sejauh ini, Hadi belum mengetahui asal muasal penularan polio tersebut. Yang pasti, tipe polio yang ditemukan tidak sama dengan yang sebelumnya terjadi di Aceh.

“Itu belum tahu juga, karena hasil sekuensing ini menunjukkan bahwa tipenya beda dengan yang di Aceh. Jadi kita juga enggak tahu dari mana, masih dilakukan penelitian lah.”

Pencegahan Lanjutan

Dalam rangka mitigasi atau pencegahan terjadinya kasus polio yang lain, pihak Hadi berencana melakukan pekan imunisasi nasional di empat kabupaten/kota terdekat.

“Ini pekan imunisasi nasional tapi tidak nasional, hanya di wilayah kabupaten/kota, itu mungkin pencegahannya.”


Tak Bisa Jalan Sejak 2021

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Siti Nadia Tarmizi turut angkat bicara soal kasus polio ini.

Menurut Nadia, anak berinisial NO yang mengalami polio di Purwakarta itu sebenarnya sudah tidak berjalan sejak tahun 2021.

Dari informasi yang diperoleh Kemenkes, sang anak sejak berusia dua tahun sudah mengalami kesulitan berjalan. Semakin lama kondisi anak melemah, hingga akhirnya dibawa ke fasilitas kesehatan (faskes) pada Februari 2023.

"Tahun ini (muncul polio) di Purwakarta, tapi sebenarnya itu 2021, anaknya sudah tidak bisa berjalan. Ketahuannya karena anaknya demam, dibawa ke rumah sakit," tutur Nadia saat ditemui Health Liputan6.com usai acara 'Pemberian Penghargaan Penanganan COVID-19' di Gedung Kementerian Keuangan RI Jakarta pada Senin, 20 Maret 2023.


Tidak Memiliki Riwayat Imunisasi Polio

Setibanya di Puskesmas setempat, sang anak diperiksa. Tenaga kesehatan (nakes) mencurigai bahwa kondisi NO yang tak bisa berjalan karena alami penyakit polio.

"Terus Puskesmas (di Purwakarta) melihat penyebab dia tidak bisa berjalan itu adalah polionya," lanjut Nadia.

Lebih lanjut, Nadia mengatakan, bocah empat tahun yang mengalami polio di Purwakarta tidak mempunyai riwayat imunisasi polio. Bahkan, diketahui pula tidak mempunyai riwayat imunisasi lengkap lainnya.

"Dia tidak ada riwayat vaksin polio sama sekali dan riwayat imunisasi lainnya enggak ada," katanya.

NO dinyatakan positif polio usai dilakukan pemeriksaan swab dan tinja.

"Dia mulai tidak bisa berjalan 2021. Jadi 2023 pada 16 Februari, datang ke fasyankes dan diambil swab, tinjanya dan diperiksa hasilnya positif (polio). Jadi ada virus Polio yang bersirkulasi 2021 sampai 2023," ungkap Nadia.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya