Liputan6.com, Serang - Perjalanan pemilu 2024 tidak selalu mulus, ratusan massa menggeruduk sejumlah TPS dan kantor KPU yang ada di wilayah Banten. Personel Pengendali Massa (Dalmas) dan Brimob dengan kendaraan taktisnya turun menghalau massa.
Kerumunan massa yang tidak setuju dengan jalannya pemilu mulai bertindak anarkis dengan menyerang polisi yang berjaga. Gas air mata serta water canon di semprotkan ke barisan massa aksi untuk membubarkannya. Korban luka segera dibawa oleh tim medis yang bertugas, untuk diberikan pengobatan.
Baca Juga
Advertisement
Beruntung tindakan anarkis massa itu hanyalah simulasi dan latihan dari Polda Banten, agar personelnya siap dan mumpuni menghadapi gejolak terburuk sekalipun.
"Rangkaian simulasi kita melaksanakan pengamanan kampanye, pengamanan TPS dan penanggulangan unras dari massa yang dapat dikendalikan hingga anarkis," ujar Karo Ops Polda Banten, Kombes Pol Dedi Suhartono, dalam keterangan resminya, Selasa (21/03/2023).
Banten sebagai daerah penyangga Ibu Kota Jakarta selain menggelar pileg dan pemilu, juga melaksanakan pilkada serentak pada 2024 mendatang. Sejumlah potensi kerawanan telah dipetakan dan disiapkan antisipasinya.
Aksi teror, politik uang, aksi anarkis, hingga isu hoaks akan ditangkal oleh Polda Banten, agar tidak menyebabkan keributan besar nantinya.
"Di Banten ada pemilu daerah dan nasional, oleh sebab itu kami melaksanakan simulasi seolah-olah seperti faktanya di lapangan untuk mengantisipasi kerawanan yang ada," terangnya.
Rutin Lakukan Pelatihan
Polda Banten akan fokus mengantisipasi adanya massa yang tidak puas atas perhitungan suara mulai dari TPS hingga ke KPU ditingkat provinsi.
Pelatihan dan simulasi yang dilakukan agar personilnya siap menghadapi berbagai macam potensi ancaman yang ada. Sehingga polisi tidak salah bertindak menghadapi situasi terburuk sekalipun.
"Harapannya anggota kami tahu dan mampu melaksanakan pengamanan Pemilu 2024 dan mengamankan kota itu sendiri, agar pemilu berjalan lancar, jujur dan adil," jelasnya.
Advertisement