Aksi protes terjadi setelah dua mosi tidak percaya yang diajukan oposisi terhadap Presiden Emmanuel Macron terkait RUU reformasi pensiun kandas, Lyon, Prancis, Senin (20/3/2023). (AP Photo/Laurent Cipriani)
Dua mosi tidak percaya terhadap pemerintahan Emmanuel Macron gagal lolos di parlemen dan membuka jalan bagi penerapan reformasi pensiun yang sangat tidak populer dan memicu protes di seantero Prancis. (AP Photo/Laurent Cipriani)
Mosi tidak percaya dipicu langkah pemerintah pada pekan lalu yang menggunakan kekuatan konstitusional Pasal 49 Ayat 3 untuk memberlakukan RUU reformasi pensiun. Penggunaan kekuatan konstitusional artinya pemerintah menyampingkan pemungutan suara di parlemen untuk meloloskan RUU. (AP Photo/Lewis Joly)
Adapun mosi tidak percaya pertama diajukan oleh kelompok LIOT yang mewakili berbagai partai kecil. Pada mulanya mosi mereka dinilai yang paling mungkin lolos, namun ternyata mereka hanya menerima 278 suara, kurang sembilan dari 287 yang dibutuhkan untuk "menjatuhkan" pemerintah. (AP Photo/Lewis Joly)
Oposisi sekarang ingin mengajukan banding ke dewan konstitusional Prancis, badan konstitusional tertinggi di negara itu, untuk memblokir sebagian atau seluruh undang-undang reformasi pensiun. Dewan akan memiliki waktu hingga satu bulan untuk mempertimbangkan keberatan apapun terhadap undang-undang tersebut. (AP Photo/Daniel Cole)
Sementara itu, kemarahan rakyat terhadap reformasi tidak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. (AP Photo/Daniel Cole)
Para pengunjuk rasa berkumpul di pusat Kota Paris pascapemungutan suara dan bentrok dengan polisi. Mereka meneriakkan slogan-slogan menentang pemerintah dan membakar sampah. (AP Photo/Daniel Cole)
Kemarahan rakyat Prancis atas reformasi pensiun Macron berdampak langsung pada sejumlah sektor. (AP Photo/Daniel Cole)
