Liputan6.com, Bali - Upacara melasti merupakan sebuah tradisi yang dilakukan oleh umat Hindu. Tak hanya masyarakat Hindu di Bali, tetapi juga masyarakat Hindu di berbagai daerah lain.
Upacara ini dilakukan dengan cara membasuh muka atau menyentuh air sebagai simbol membuang karma buruk. Biasanya, upacara ini dilakukan sebagai upaya penyucian diri dan alam sebelum merayakan Hari Raya Nyepi.
Melasti memang merupakan sebuah upacara yang dilakukan untuk menyucikan diri sebelum memasuki Hari Raya Nyepi. Ritual ini umumnya dilakukan dengan menghanyutkan kotoran alam dengan menggunakan air kehidupan.
Baca Juga
Advertisement
Upacara melasti dilakukan di Tirta Amerta atau sumber mata air, seperti di pinggir laut atau danau. Ketika upacara ini berlangsung, masyarakat akan membawa peralatan suci sekaligus sesajen.
Dilaksanakan sebelum Nyepi, masyarakan Hindu biasanya memilih Panglong 13 bulan Ciatra (sasih kesanga) atau tiga hari sebelum Hari Raya Nyepi untuk melakukan tradisi ini. Seperti yang dikatakan sebelumnya, upacara melasti merupakan bentuk penyucian diri.
Upacara ini adalah upacara pembersihan Bhuwana Agung atau jagat raya, baik dari diri sendiri atau alam semesta. Selain itu, upacara ini juga bertujuan untuk mencari air kehidupan sebagai materi menyucikan diri.
Dengan air kehidupan tersebut, diharapkan mampu menyingkirkan sifat buruk dari dalam diri manusia maupun alam. Bagi masyarakat Hindu, upacara melasti juga dianggap sebagai bentuk permohonan kepada Sang Hyang Widhi agar umat Hindu diberikan kekuatan dalam melaksanakan Hari Raya Nyepi.
Penulis: Resla Aknaita Chak