Liputan6.com, Jakarta- Lolosnya Israel ke putaran final Piala Dunia U-20 2023 semakin jadi perdebatan hangat di Indonesia. Semakin banyak pihak-pihak yang menolak Israel bertanding di tanah air pada Mei dan Juni mendatang.
Seperti diketahui Israel melaju ke Piala Dunia U-20 2023 dengan menjadi salah satu wakil benua Eropa. Israel lolos ke Indonesia karena menjadi runner-up di Piala Eropa U-19 tahun lalu. Ini menjadi kali pertama Israel tembus ke Piala Dunia U-20.
Advertisement
Kehadiran Israel ini membuat banyak ormas Islam menolaknya karena masih sering berkonflik dengan Palestina. Indonesia secara politik juga tak mengakui Israel dan tidak memiliki hubungan diplomatik.
Dengan ikut Piala Dunia U-20 2023, bendera dan lagu kebangsaan Israel akan berkibar dan berkumandang di Indonesia. Pengamat olahraga Fritz Simanjuntak lantas menyarankan FIFA selaku federasi sepak bola Internasional bisa mencontoh International Olympic Committee (IOC) dalam memperlakukan Timnas Israel di ajang Piala Dunia U-20 2023.
Menurut Fritz, FIFA dapat membantu Indonesia agar tidak melanggar aturan larangan mengibarkan bendera dan lagu kebangsaan Israel di Indonesia dengan mencontoh yang dilakukan IOC saat pelaksanaan Olimpiade.
Saat Olimpiade Tokyo 2020 atlet-atlet Rusia tetap diperbolehkan bertanding. Padahal Rusia sedang kena sanksi akibat kasus doping. Tetapi IOC tidak mengibarkan bendera Rusia maupun lagi kebangsaan dan menggantinya dengan bendera NOC Rusia (ROC).
"FIFA bisa melakukan seperti IOC memperlakukan atlet Rusia. Jika ini dilakukan maka ini akan sangat membantu Indonesia selaku tuan rumah penyelenggara dimana semua kewenangan mengenai peserta ada pada FIFA. Sejauh ini FIFA sudah banyak membantu dengan melakukan review sejumlah stadion yang akan digunakan Piala Dunia U-20," kata Fritz dalam keterangan tertulis pada Selasa (21/3/2023)
Momentum Bagus bagi Indonesia
Lebih lanjut, Fritz mengungkapkan, Piala Dunia U-20 2023 ini sebenarnya bisa menjadi momentum Indonesia melakukan Rebranding The Nation.
"Jika kita bisa menggelar (Piala Dunia U20) dengan baik, termasuk menerima Timnas Israel bertanding, ini akan menegaskan Indonesia adalah negara yang damai, nyaman, toleransi dan tidak diskriminasi," ujarnya.
Fritz menambahkan, multiplier effect dari tuan rumah Piala Dunia U-20 yakni akan banyak turis asing yang masuk ke Indonesia. "Bagus untuk investasi dan kita bisa bidding untuk event yang lebih besar seperti Piala Dunia maupun Olimpiade di masa mendatang," tutur Fritz.
Advertisement
Serahkan ke FIFA
Untuk masalah Israel, Fritz menyebut bukan suatu yang baru. Ada atlet bulu tangkis Israel pernah main di Istora di kejuaraan dunia 2015. Bahkan di luar olahraga pada tahun 1993, Presiden Soeharto pernah menerima Perdana Menteri Israel di kediamannya saat itu dalam upaya menjalin hubungan.
"Tetapi masalah Israel kita serahkan ke FIFA, Mereka yang punya wewenang. Kita tidak punya hubungan diplomatik, Kita fokus mempersiapkan Piala Dunia U-20 ini bisa berlangsung dengan baik, aman dan nyaman," kata Fritz.