Liputan6.com, Jakarta Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari menilai, bahwa Presiden Joko Widodo menjadi tokoh kunci penentu konstelasi dan pemenang Pilpres 2024. Menurutnya, Jokowi bakal mempengaruhi sejumlah ketua umum partai politik di kabinetnya untuk menentukan pasangan capres dan cawapres yang akan diusung.
"Jokowi masih menjadi pemimpin kabinet sampai Oktober 2024. Sebagian ketua umum partai adalah anggota kabinet. Mereka pasti membaca aspirasi Jokowi," ujar Qodari dalam diksusi Indo Barometer di Hotel FX Sudirman, Jakarta, Selasa (21/3/2023).
Advertisement
Qodari menyebut, pertimbangan Jokowi akan masih dijadikan preferensi oleh ketua umum partai untuk Pilpres 2024. Termasuk soal keberlanjutan program kerjanya.
"Dalam konteks keberlanjutan program kerja dan pembangunan, preferensi Jokowi menjadi perhatian dan pertimbangan para ketua partai dalam menentukan capres di 2024," ucapnya.
Alasan selanjutnya, kata Qodari, Jokowi merupakan presiden petahana dua kali yang memiliki basis pemilih kuat dan tersebar di seluruh Indonesia. Diantaranya ada di daerah terkuat yang merupakan kantong-kantong mayoritas pemilih seperti Jawa Tengah, Jawa Timur dan kawasan Indonesia Timur.
"Jokowi adalah presiden 2 kali yang pasti banyak pendukung nya karena pernah dicoblos 2 kali (menang). Tentu arah pilihan Jokowi jadi perhatian dan pertimbangan pemilih. Mereka akan ikut kode-kode Jokowi," jelasnya
Qodari melanjutkan, sebagai tokoh politik, Jokowi memiliki jaringan relawan yang luas terbentuk dan tetap aktif semenjak ia menjadi calon presiden di 2014 hingga sekarang. Wajar, jika jaringannya ini bisa jadi penentu kemenangan di Pemilu 2024.
"Ciri khas Jokowi adalah memiliki relawan dan jaringan relawan yang luas dan sudah aktif dari 2013 sampai sekarang. Mereka ini adalah jaringan yang ampuh untuk memenangkan pilpres," kata dia.
Masyarakat Lebih Puas dengan Jokowi daripada SBY
Selain itu, tambah Qodari, Jokowi memiliki tingkat kepuasan yang tinggi pada satu tahun sebelum masa pencoblosan, yakni diangka 72,3%. "Artinya, Jokowi masih memiliki pengaruh besar di masyarakat karena modal kepuasan yang tinggi," ungkap Qodari.
Qodari menilai, hal itu kontras jika dibandingkan dengan pemimpin sebelumnya, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang kala itu punya kepuasan yang relatif rendah dalam potret survei.
"Tingkat kepuasan pada Jokowi 1 tahun menjelang pilpres 2024 relatif tinggi. Ini kontras dengan kepuasan pada SBY jelang pilpres 2013 yg hanya di kisaran 35-40% saja," jelas Qodari.
Advertisement