Liputan6.com, Jakarta - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta meminta seluruh Puskesmas di ibu kota untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap polio pada anak. Kewaspadaan berupa melakukan surveilans aktif berbasis masyarakat.
Upaya di atas merespons adanya laporan satu kasus positif polio di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Kasus polio di Purwakarta menimpa bocah berumur 4 tahun dalam kondisi kelumpuhan dan tidak bisa berjalan.
Advertisement
Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta, Ngabila Salama menyampaikan, Dinkes DKI juga membuat surat kewaspadaan Acute Flaccid Paralysis (AFP).
"Kemarin Dinkes DKI mendapat informasi dari Kementerian Kesehatan RI adanya temuan satu kasus positif polio pada anak di Purwakarta. Kami tindaklanjuti dengan membuat surat kewaspadaan Acute Flaccid Paralysis (AFP) dan polio untuk fasilitas kesehatan di DKI Jakarta," terangnya melalui pesan singkat yang diterima Health Liputan6.com baru-baru ini.
"Ini termasuk mengimbau puskesmas melakukan surveilans aktif berbasis masyarakat dengan melakukan sosialisasi kepada lintas sektor, utamanya aparat masyarakat, lurah, kader, RT, RW, dan tokoh masyarakat."
Polio dan Target Temuan Kasus Lumpuh Layuh 5 Kali Lipat
Dinkes DKI pun menaikkan target penemuan kasus AFP 2023 menjadi lima kali lipat dari target minimal setiap kabupaten/kota per tahun.
Sebagai informasi, Acute Flaccid Paralysis (AFP) atau biasa dikenal dengan Lumpuh Layuh merupakan kelumpuhan yang sifatnya lemas, terjadi mendadak dalam satu hingga 14 hari dan bukan disebabkan ruda paksa/ trauma yang dialami oleh anak usia kurang dari 15 tahun.
Salah satu penyebab AFP adalah virus polio. Adapun surveilans AFP yang dilakukan merupakan pengamatan yang dilakukan terhadap semua kasus lumpuh layu akut atau AFP pada anak usia kurang dari 15 tahun yang merupakan kelompok rentan atau suspek terhadap penyakit polio.
Terkait Kewaspadaan Kasus Polio, Dinkes DKI Koordinasi dengan Seluruh Puskesmas
Ngabila Salama menambahkan bahwa Dinkes DKI sudah menggelar rapat koordinasi dengan seluruh Suku Dinas Kesehatan dan Puskesmas Kecamatan pada Jumat, 17 Maret 2023.
Hasil keputusan rapat, yakni seluruh Suku Dinas Kesehatan dan Puskesmas Kecamatan diminta segera membuat jadwal bedah rekam medis atau Hospital Record Review (HRR) kasus AFP di seluruh rumah sakit DKI Jakarta per 1 Januari 2023.
Belum Ada Kasus Positif Polio di Jakarta
Ditegaskan Ngabila, saat ini belum ada temuan kasus positif polio di Jakarta.
"Belum ada kasus polio di Jakarta. Semua terduga (suspek) Acute Flaccid Paralysis di-follow up dan dilakukan pemeriksaan laboratorium tinja. Sejauh ini semua negatif dan tidak lumpuh layu akut," katanya.
Advertisement
Polio di Purwakarta Muncul karena Imunisasi Rendah
Kemunculan satu anak positif polio di Purwakarta, Jawa Barat menjadi 'alarm' bersama untuk menyegerakan imunisasi anak, khususnya imunisasi polio. Penegasan ini disampaikan oleh Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso.
Padahal, menurut Piprim, penyakit polio termasuk salah satu penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi. Kemunculan polio di Kabupaten Purwakarta turut menandakan Indonesia masih dalam situasi PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi).
"Kasus polio di Purwakarta ya, artinya bahwa kita dalam situasi kritis darurat terhadap PD3I, penyakit penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi," kata Piprim kepada Health Liputan6.com usai acara Dialog Interaktif Kesehatan: Sirup Obat Aman Untuk Anak di Royal Hotel Kuningan, Jakarta pada Selasa, 21 Maret 2023.
"Polio yang termasuk PD3I akan muncul ketika cakupan imunisasi sangat rendah, artinya ya kantong-kantong yang polionya sangat rendah itu ada bahkan di dekat kita gitu kan. Purwakarta kan enggak jauh dari Jakarta," katanya.
Cara Paling Gampang Cegah Polio adalah Imunisasi
Menilik kondisi di atas, Piprim menyerukan agar upaya imunisasi lengkap anak perlu digencarkan.
"Oleh karena itu, saya kira, ayo ini backup call ini, alarm buat kita semua. Ayo bangun, ini (polio) penyakit yang dulunya udah terkendali itu udah pada bermunculan," katanya.
"Ayo, kita berbuat sesuatu, yang paling murah dan paling gampang adalah vaksinasi," Piprim menekankan.