Haedar Nashir: Ramadhan Momentum Bangun Kehidupan Penuh Toleransi di Tengah Perbedaan

Orang yang menjalankan puasa Ramadhan, menurut Haedar, akan mampu mengendalikan diri, terutama dari emosi, amarah, dan kebencian, sehingga segala bentuk pertengkaran dan permusuhan akan dijauhi.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Mar 2023, 01:20 WIB
Ketum PP Muhammadiyah H. Haedar Nashir memberi keterangan di kantor PBNU, Jakarta, Jumat (23/3). Pertemuan membahas implementasi Islam yang damai dan toleran menuju Indonesia berkeadilan dalam menyongsong tahun politik. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum (Ketum) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak masyarakat, khususnya umat muslim di Tanah Air, menjadikan bulan suci Ramadhan 1444 Hijriah sebagai momentum membangun kehidupan masyarakat yang penuh toleransi di tengah perbedaan.

"Puasa momentum untuk hidup penuh toleran. Perbedaan penentuan tanggal untuk hari-hari besar umat Islam, misalnya, tidak perlu menjadi bahan olok-olokan," kata dia melalui keterangan tertulis diterima di Yogyakarta, Rabu (22/3/2023) dilansir Antara

Puasa,  lanjut Haedar, seharusnya menjadikan diri umat Islam sebagai insan yang tasamuh, toleran, membawa pada ukhuwah sehingga bisa hidup saling menghormati.

"Maka, para ilmuwan, ulama, mubaligh, dan semuanya, ketika menemui perbedaan, kita harusnya semakin dewasa dan tasamuh," kata dia.

Orang yang menjalankan puasa Ramadhan, menurut Haedar, akan mampu mengendalikan diri, terutama dari emosi, amarah, dan kebencian, sehingga segala bentuk pertengkaran dan permusuhan akan dijauhi.

Sekalipun terdapat perbedaan paham yang begitu hebat, kata dia, orang yang berpuasa akan senantiasa cinta damai dan mampu menjaga persaudaraan.

"Di dalam diri orang yang berpuasa, tidak ada tempat yang tersisa bagi para pemuja amarah dan pemantik konflik," ucap Ketua Umum PP Muhammadiyah tersebut. 

 


Haedar: Jadikan Ramadhan Momentum Semakin Mendekatkan Diri kepada Allah SWT

Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak umat muslim menjadikan bulan suci Ramadhan 1444 Hijriah sebagai momentum membangun kehidupan masyarakat yang penuh toleransi di tengah perbedaan. (Liputan6.com /Switzy Sabandar)

Ia mengatakan puasa harus melahirkan gerakan sosial kebangsaan sebagai kekuatan perekat bangsa dan pembawa perdamaian yang mencegah konflik.

Ia juga mengajak umat Muslim menjadikan Ramadhan sebagai momentum semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT sehingga terhindar dari berbagai tindakan menyimpang, termasuk korupsi.

"Orang yang dekat dengan Allah, ia tidak akan menyimpang, tidak akan korupsi, ia tidak akan menyeleweng dan melakukan hal-hal buruk lainnya," kata dia.


Kemenag Gelar Sidang Isbat Penentuan 1 Ramadhan 1444 H Sore Ini

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (tengah) bersiap memberikan keterangan seusai sidang Isbat penentuan awal bulan Ramadhan di Kantor Kemenag Jakarta, Jumat (1/4/2022). Pemerintah menetapkan awal bulan Ramadhan 1443 H jatuh pada hari Minggu (3/4/2022). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) Kementerian Agama (Kemenag) RI akan menggelar Sidang Isbat atau penetapan awal Ramadhan 1444 Hijriah pada sore ini, Rabu (22/3/2023).

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib mengatakan, sidang isbat penentuan awal Ramadhan rutin dilaksanakan setiap tanggal 29 Syakban. Adapun tanggal 29 Syakban 1444 H jatuh pada hari ini, Rabu.

"Rangkaian Sidang Isbat Awal Ramadan tahun ini masih digelar secara hybrid, atau gabungan antara daring dan luring," ujar Abid seperti dikutip dari website kemenag.go.id. 

Selain melibatkan Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama, pelaksanaan rangkaian sidang isbat juga mengundang Komisi VIII DPR RI, pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI), duta besar negara sahabat, dan perwakilan ormas Islam.

Adib menjelaskan, rangkaian pelaksanaan sidang isbat akan dibagi dalam tiga tahap. Pertama, seminar pemaparan posisi hilal 1 Ramadhan 1444 H berdasarkan hasil hisab atau perhitungan astronomi.

Pemaparan dilakukan Tim Hisab Rukyat Kemenag mulai pukul 17.00 WIB dan terbuka untuk umum. "Sesi seminar yang terbuka untuk umum inilah yang digelar secara hybrid karena kapasitas ruangan yang terbatas," jelas Adib.

Rangkaian kedua yaitu pelaksanaan Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadan 1444 H. "Sesi ini akan dilaksanakan secara luring setelah Salat Magrib dan tertutup untuk umum," ujarnya. 

Infografis Hilal Ramadhan (Liputan6.com/Deisy Rika)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya