Tanggapi Penolakan Israel di Piala Dunia U-20 2023, Pengamat Minta Pemerintah Buka Diskusi dengan Tokoh Masyarakat

Pengamat sepak bola menilai pemerintah harus membuka diskusi dengan tokoh-tokoh masyarakat demi memberi pemahaman bagi warga Tanah Air di tengah gencarnya penolakan terhadap Israel jelang Piala Dunia U-20 2023.

oleh Theresia Melinda Indrasari diperbarui 22 Mar 2023, 17:00 WIB
Israel akan tampil dalam ajang Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia. Sayangnya, kehadiran negara tersebut menuai penolakan dari masyarakat Tanah Air akibat konflik mereka dengan Palestina. (AFP/Vladimir Simicek)

Liputan6.com, Jakarta - Piala Dunia U-20 2023 bakal bergulir dalam waktu dekat. Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah ajang sepak bola bergengsi FIFA yang dihelat mulai 20 Mei hingga 11 Juni mendatang.

Terdapat enam stadion di enam kota berbeda yang akan menjadi lokasi pertandingan Piala Dunia U-20 2023. Keenam venue yang dimaksud ialah Stadion Jakabaring (Palembang), Stadion Si Jalak Harupat (Bandung), Stadion Manahan (Solo), Stadion Kapten I Wayan Dipta (Gianyar), Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya), dan Stadion Utama Gelora Bung Karno (Jakarta).

Pemerintah bersama panitia penyelenggara FIFA World Cup U-20 (LOC) sejauh ini telah bahu-membahu mempersiapkan Tanah Air menyambut pelaksanaan turnamen tersebut.

Ketua Umum PSSI merangkap Ketua LOC Erick Thohir bahkan sudah melakukan kunjungan khusus di seluruh stadion Piala Dunia U-20 2023 demi memastikan kesiapan fasilitas serta sarana dan prasarana.

Namun, mendekati hari pelaksanaan event, aksi penolakan partisipasi Israel makin gencar ditunjukkan beberapa pihak. Indonesia memang tak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel lantaran negara itu berkonflik dengan Palestina.

Sejumlah pengamat sepak bola Tanah Air pun angkat bicara menanggapi fenomena ini. Mereka berharap tensi panas jelang kedatangan Timnas Israel di Piala Dunia U-20 2023 dapat diredakan pemerintah melalui komunikasi intens dengan tokoh-tokoh umat muslim.

“Penting bagi pemerintah untuk melakukan komunikasi intens dan pendekatan hati ke hati dengan tokoh-tokoh muslim, agar sentimen tentang keikutsertaan Israel di Piala Dunia U-20 yang akan digelar di negara kita mereda,” tutur jurnalis olahraga senior sekaligus praktisi pembinaan usia muda, Yusuf Kurniawan, di Jakarta pada Senin (21/3/2023).

“Inspirasi masyarakat perlu didengarkan. Namun, mereka juga perlu mendapat penjelasan sesuai konteks biar masalah tidak menjadi bias,” sambungnya.


Masyarakat Harus Diberi Pemahaman

Timnas Israel saat tampil di Piala Eropa U-19 2022. (AFP/Vladimir Simicek)

Lebih lanjut, Yusuf memaparkan, masyarakat memang perlu diberi pemahaman terkait posisi Indonesia sebagai penyelenggara FIFA World Cup U-20.

Mereka harus menyadari bahwa Tanah Air bukanlah pihak yang berperan mengundang Israel untuk ikut serta dalam turnamen. Negara tersebut lolos secara adil dalam kualifikasi, usai menyandang status sebagai runner-up Piala Eropa U-19 2022.

Pemerintah bersama PSSI juga telah meneken kesepakatan sebagai host FIFA World Cup U-20 sejak jauh-jauh hari. Oleh Sebab itu, Indonesia harus tunduk dengan regulasi FIFA, termasuk yang berkaitan dengan proses keikutsertaan suatu negara dalam turnamen.


Pendapat Pengamat Lain soal Kedatangan Israel

Pemain Timnas Inggris, Alex Scott (tengah) berebut bola dengan pemain Timnas Israel pada laga final UEFA European Championship U-19 di Trnava, Slovakia, 1 Juli 2022. (AFP/Vladimir Simicek)

Pendapat serupa juga disampaikan oleh pengamat sepak bola senior, Tommy Welly. Ia turut menegaskan bahwa status Indonesia di Piala Dunia U-20 hanyalah sebagai tuan rumah yang harus patuh pada aturan main FIFA.

“Indonesia hanya penyelenggara, bukan pemilik event. FIFA adalah pemilik Piala Dunia U-20. Tugas Indonesia menjadi tuan rumah yang baik, dan tunduk dengan aturan main yang dibuat FIFA," ungkap sosok yang akrab dipanggil Towel itu.

“Hal tersebut dituangkan FIFA dalam statutanya, yang juga ada di statuta PSSI. Apalagi pemerintah telah meneken surat perjanjian kesanggupan menjad tuan rumah. Ada konsekuensi yang harus dilaksanakan,” sambungnya.


Sikap Pemerintah Tidak Melenceng

Striker Prancis, Jordan Semedo Varela (kiri) menguasai bola dibayangi bek Israel, Ilay Feingold pada laga semifinal Piala Eropa U-19 di DAC Arena, Dunajska Streda, Slovakia (28/6/2022). Prancis lolos ke Piala Dunia U-20 2023 dengan status peringkat ketiga bersama pada Piala Eropa U-19 setelah kalah 1-2 dari Israel pada babak semifinal. Dari total 7 kali tampil di ajang Piala Dunia U-20, prestasi terbaik Prancis adalah menjadi juara pada edisi 2013 di Turki. (AFP/Vladimir Simicek)

Sementara itu, menanggapi tudingan bahwa pemerintah Indonesia melenceng dari prinsip awal dengan memperbolehkan Israel datang ke Tanah Air, Kesit Budi Handoyo angkat bicara.

Ia menegaskan bahwa kehadiran Israel di Piala Dunia U-20 2023 tidak serta-merta membuat pemerintah menarik dukungan terhadap kemerdekaan Palestina. Menurutnya, konteks politik yang demikian harus dipisahkan dari lingkup olahraga.

“Kalau konteks politik, sikap pemerintah Indonesia sudah jelas rasanya. Kita mendukung kemerdekaan Palestina dan juga menentang aksi ekspansi Israel. Harus dipisahkan dengan konteks keolahragaan,” tutur dia.


Tak Larang Aksi Protes

Kesit sendiri juga tak menentang adanya aksi protes terhadap kehadiran Israel di Piala Dunia U-20 2023. Walau begitu, ia menegaskan bahwa penyampaian aspirasi terkait hal ini harus dilakukan dengan jalur damai.

“Sebagai bangsa yang baik, kita harus menunjukkan komitmen sebagai tuan rumah yang baik. Jika memang ada yang ingin menggelar protes, silakan karena itu hak orang dalam iklim demokrasi,” tutur Kesit.

“Yang penting, penyampaian aspirasi (dilakukan) dengan jalur damai dan event Piala Dunia U-20 2023 di negara kita bisa berjalan lancar. Indonesia pasti bisa jadi tuan rumah yang baik,” katanya menambahkan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya