AC Pesawat Super Air Jet Mati karena Masalah Tekanan Udara, Penumpang Menangis dan Mandi Keringat

Pihak Super Air Jet memberi penjelasan kenapa bisa terjadi masalah tekanan udara di dalam pesawat sehingga AC mati selama hampri dua jam.

oleh Henry diperbarui 22 Mar 2023, 15:28 WIB
Super Air Jet merupakan maskapai baru asal Indonesia berkonsep milenial (dok; Super Air Jet)

Liputan6.com, Jakarta - Viral di TikTok video penumpang maskapai Super Air Jet rute Bali-Jakarta mengeluh kepanasan. Ternyata AC pesawat tersebut mati sepanjang perjalanan selama 1 jam 50 menit.

Video itu diunggah oleh akun TikTok @velyspuspa dan kemudian ramai dibagikan ke akun media sosial lainnya. Dalam video yang diunggah pada Selasa, 21 Maret 2023 dan Rabu (22/3/2023), Super Air Jet dengan nomor penerbangan IU-737 rute Bali menuju Jakarta dengan jenis Airbus 320-200 berkode registrasi pesawat PK-SAW.

Pesawat terbang itu mengalami gangguan teknis saat terbang. Ada indikasi sistem pengatur tekanan udara di kabin tidak berfungsi seharusnya. Pesawat tersebut diketahui membawa 179 tamu super dan enam Super Crew. Penerbangan IU-737 lepas landas pukul 17.55 WITA dari Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

"Kebayang enggak sih, 1 jam 50 menit dia tas ketinggian tertentu dengan kondisi udara terbatas dan panas! Ada ibu hamil, anak bayi!,” tulis akun tersebut dalam keterangan video.

"Kedengeran ga anak kecil nangis? Itu dia nangis dari 1 jam yang lalu kali 😭😭😭 dari yang pake baju sampe dilepas celananya karena panas 😭😭😭,” tulisnya lagi.

Pihak Super Jet Air akhirnya angkat bicara mengenai peristiwa tersebut. Menurut Chief Executive Officer (CEO) Super Air Jet, Ari Azhari, pesawat Airbus IU-737 kode registrasi PK-SAW pada petang hari itu sebenarnya layak terbang pada Selasa, 21 Maret 2023.

"Standar keselamatan sebelum penerbangan diimplementasikan melalui pengecekan pesawat sebelum keberangkatan yang bagian penting dari prosedur penerbangan untuk memastikan bahwa pesawat dalam kondisi terbaik dan aman untuk terbang," terang Ari Azhari dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu (22/3/2023).

 

 


Super Air Jet Minta Maaf

AC Pesawat Super Air Jet Mati karena Masalah Tekanan Udara, Penumpang Menangis dan Mandi Keringat.  foto: TikTok @velyspuspa

Pada penerbangan dari Bali menuju Jakarta, saat mencapai ketinggian 30.000 kaki di atas permukaan laut, ada indikasi sistem pengatur tekanan udara di kabin tidak berfungsi seharusnya (kurang maksimal). Situasi itu membuat pilot harus menurunkan ketinggian pesawat. Gangguan ini pun menyebabkan suhu udara di kabin menjadi lebih tinggi dari semestinya.

Pesawat sudah mendarat di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) pukul 18.40 WIB. Seluruh tamu super mengikuti proses kedatangan. Atas  nama Super Air Jet, Ari pun meminta maaf kepada para penumpang penerbangan tersebut. Ia menyebut akan dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap pesawat tersebut.

Sehari sebelumnya, masalah teknis pesawat juga dialami maskapai Lion Air. Pesawat dengan nomor nomor JT-927 rute Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali (DPS) tujuan Bandar Udara Adi Soemarmo Solo di Boyolali, Jawa Tengah (SOC) mendarat di Bandar Yogyakarta Internationak Airport (YIA), Kulonprogo pada Selasa, 21 Maret 2023.


Proses Penerbangan Sudah Seusai SOP

AC Pesawat Super Air Jet Mati karena Masalah Tekanan Udara, Penumpang Menangis dan Mandi Keringat. foto: TikTok @velyspuspa

Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro menjabarkan kronologi dari insiden ini. Dia memastikan jika proses penerbangan sudah dijalankan mengikuti standar operasional prosedur (SOP).

"Lion Air pada Selasa (21/ 03) mempersiapkan penerbangan JT-927 dengan pesawat Boeing 737-900ER registrasi PK-LHP. Sebelum keberangkatan, pesawat dilakukan pengecekan menyeluruh (pre-flight check) oleh teknisi dan awak pesawat dalam memastikan semua sistem dan komponen pesawat berfungsi secara baik dan aman untuk digunakan selama penerbangan," terang Danang dalam keterangannya, melansir kanal Bisnis Liputan6.com.

Secara kronologi disebutkan, penerbangan pesawat Lion Air JT-927 mengudara pukul 11.29 Waktu Indonesia Tengah (GMT+ 08) membawa 7 kru pesawat dan 218 penumpang. Pesawat yang sedang dalam perjalanan dari Bali menuju Solo, pilot melakukan pengalihan pendaratan alternatif (divert) di Bandara YIA setelah mendeteksi adanya salah satu indikator yang menunjukkan ada potensi (kemungkinan) di salah satu sistem pesawat yang harus dilakukan pengecekan dengan segera.


Pesawat Mendarat dengan Normal

Pesawat Lion Air yang jatuh regitrasi PK-LQP jenis Boieng 737 MAX 8 jatuh di Kawarang. (Humas Lion Air)

"Untuk mengutamakan keselamatan dan kenyamanan penumpang serta kru, keputusan pengalihan pendaratan diambil dan sangat tepat. Pertimbangan pengalihan pendaratan di Yogyakarta Kulonprogo lebih diutamakan karena pekerjaan teknis serta keamanan pesawat dapat ditangani secara cepat dan mudah," dia menambahkan.

Pada akhirnya pesawat Lion Air mendarat dengan aman dan normal (tidak mendarat darurat) di Bandar Udara Internasional Yogyakarta Kulonprogo (YIA). Setelah pesawat berada pada area parkir secara sempurna, seluruh penumpang diarahkan menuju terminal bandar udara.

Lion Air mempersiapkan pilihan transportasi darat untuk kemudahan bagi penumpang melanjutkan perjalanan menuju Solo. Lion Air berkoordinasi dengan pihak otoritas penerbangan untuk mengecek lebih lanjut indikator yang terdeteksi di pesawat tersebut. Lion Air tidak berspekulasi mengenai penyebab salah satu indikator pesawat dimaksud, karena tahapan memerlukan pemeriksaan yang lebih mendalam (tidak bisa instan dan cepat) oleh teknisi atau mekanik pesawat yang terlatih dan berpengalaman.

"Lion Air mengucapkan permintaan maaf kepada seluruh penumpang atas ketidaknyamanan yang terjadi. Keselamatan dan keamanan penumpang dan kru merupakan prioritas utama bagi Lion Air dalam dan memberikan layanan penerbangan yang aman dan nyaman," terang Danang.

 

Infografis 4 Insiden Penembakan Pesawat Ulah KKB di Papua. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya