Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir tengah menjajaki pembuatan 100 mobil listrik bermotif batik dengan pabrikan mobil raksasa asal Korea Selatan, Hyundai Motors.
Hal itu diungkapkannya pasca Erick Thohir bertemu dengan Executive Chairman Hyundai Motors, Chung Eui-Son di Korea Selatan.
Advertisement
"Dalam kapasitas saya sebagai Menteri BUMN, kami intens membahas perkembangan ekosistem mobil listrik, terutama baterai yang juga menjadi fokus Hyundai Motors bersama dengan LGES," tulis Erick Thohir dalam akun instagramnya, Rabu (22/3/2023).
Guna memperkuat hubungan diplomatik antara RI dengan Korea Selatan yang telah menginjak 50 tahun, ia mengatakan, pemerintah juga sedang bernegosiasi dengan Hyundai Motors untuk produksi mobil listrik.
"Selain itu, kami juga berbicara mengenai kerjasama Hyundai Motors untuk membuat 100 mobil listrik Hyundai yang interiornya Batik sesuai kekhasan bangsa Indonesia," imbuhnya.
Segala hal itu disebutnya merupakan upaya berkelanjutan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, yang terus memperkuat hubungan bilateral kedua negara.
Termasuk menjalin kerjasama di bidang sepakbola, dimana Erick Thohir kini juga menjabat sebagai Ketua Umum PSSI.
"Kami membahas juga terkait kedatangan tim Jeonbuk Hyundai Motors yang akan melakukan pertandingan persahabatan dengan tim PSSI All-Stars pada tanggal 15 Juni," pungkas Erick Thohir.
Menteri BUMN Targetkan PalmCo IPO Kuartal IV 2023
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) sub holding kelapa sawit milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III, PalmCo dapat berlangsung pada kuartal IV 2023.
Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan, pihaknya menargetkan aksi korporasi tersebut berlangsung pada kuartal IV 2023. Hingga saat ini, Kementerian BUMN sedang menggodok rencana IPO tersebut.
"Kami sekarang sedang dalam proses permohonan izin penyusunan peraturan pemerintah (PP) pembentukan PalmCo," kata Erick Thohir dalam Komisi VI Rapat Kerja dengan Menteri BUMN Republik Indonesia, Senin (20/3/2023).
Dengan demikian, ia berharap PalmCo dapat melaksanakan aksi korporasi tersebut pada kuartal IV 2023. Dia bilang, tujuan aksi korporasi tersebut sebagai salah satu upaya dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional terutama di sektor industri turunan kelapa sawit.
"Kalau kita lihat turunan dari industri kelapa sawit sudah sampai 80 pohon industri dan kisah sukses ini berpengaruh pada pengembangan industri pendukung untuk menjaga kestabilan ekonomi nasional," kata dia.
Salah satu industri pendukung itu adalah bahan baku make up, di mana sekarang Indonesia menjadi pangsa industri make up terbesar kelima di dunia.
"Jika dilihat pangsa 70 persen, bahan bakunya dari produk dalam negeri," ujar Erick.
Advertisement
Latar Belakang IPO
Erick menyebut, latar belakang di balik rencana IPO PalmCo berkaitan dengan isu minyak goreng. Sebab, pemerintah dianjurkan untuk mengintevensi harga minyak goreng ketika dibutuhkan.
Bahkan, ia pun mengaku, hingga saat ini, BUMN belum memiliki kapabilitas untuk melakukan operasi pasar. Sebab, lahan perkebunan sawit BUMN hanya mencakup 3 persen dari total perkebunan sawit di seluruh Indonesia.
"Tapi kami tidak punya kapabilitas untuk melakukan operasi pasar," ujarnya.
Alhasil, IPO PalmCo ini diharapkan bisa mengkonsolidasikan 600.000 sampai dengan 700.000 hektare lahan yang ada di bawah naungan PTPN.
"Diharapkan ini bisa jadi perusahaan kelapa sawit terbesar. Jadi, lebih besar dari Sime Darby Plantation dari Malaysia dan Golden Agri dari Indonesia. Ini tentu tujuan awal inilah kenapa kita ingin mendorong konsolidasi kelapa sawit yang ada di PTPN,” pungkasnya.